Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FAPI] Legenda Transylvania

7 Juli 2015   14:31 Diperbarui: 7 Juli 2015   14:31 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaganawati No.22

 

Rumania, bersama tas punggungku. Pecahan niat menemukan sisik melik pria yang selalu hadir dalam mimpiku itu begitu menyesakkan dada.

Dia, pria Transylvania berambut coklat dengan gelora mata hijaunya.

 ***

"Pria yang kau maksud, fatamorgana" pemandu wisata begitu sadis mematahkan semangatku.

"Lantas mengapa kastil ini masih menyimpan auranya?" Kesal. Aku bersikeras menolak kecewa yang menusuk dada.

"Negeri ini takut miskin, menjual cerita tentang pria itu, sebuah taktik komersil belaka. Tolong jangan dekati peti itu." Guide bertubuh gemuk itu membuat kerut di keningku bertambah satu.

Hari kian larut. Rombongan kembali ke Bucharest. Aku sendiri, sengaja bersembunyi.

Kupandangi lukisan di dinding. Hey, wajah ganteng yang kuburu itu tersenyum padaku! Seringai gigi-geligi putih dan panjang yang kukenal, menghipnotisku. Kelebat jubah bergerak keluar dari kerangka emas.

Oh, tanpa kuminta, dia memelukku dengan hangat, memabukkan! Tak ada jarak sesentipun yang memisahkan kami. 

***

Matahari terbit. Cahyanya menyilaukan. "Gaaak...gaaakkkk" burung hitam pemakan bangkai pekakkan telinga.

Mobil ambulan! Polisi membuka jalan, belah kerumunan berambut pirang, berhidung mancung, yang bertanya, “Siapa yang mati?“

Seorang detektif mencatat apa kata saksi mata.

"Ya, Tuhan! Itu Gangga, satu dari turis asingku. Sudah kuperingatkan dia, sayangnya sia-sia." 

Aku, kaku, tak mampu bereaksi.

Benarkah pria romantis yang pernah menemaniku di dalam peti itu halusinasi? (G76).

 

NB : Untuk membaca karya peserta lain silakan menuju akun Fiksiana Community. Bagi yang tertarik dengan dunia fiksi, mari bergabung di group FB Fiksiana Community.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun