Sebuah toko dekorasi didekat rumah baru saja saya kunjungi. Toko yang sekomplek dengan kandang kuda, ranch dan perumahan segelintir penduduk itu saya akui memiliki kreasi yang menarik dan unik.
Tak terpikirkan sebelumnya bahwa barang-barang yang biasa saya lihat jadi sampah ternyata bisa menjadi dekorasi yang indah dan mahal harganya. Jika bahan-bahan tersebut bisa ditemukan dirumah disambung dengan ide bagus dan ketrampilan, tak perlu beli ….
[caption id="attachment_230969" align="aligncenter" width="630" caption="Hiasan ranting, bola kaca, akar-akaran, lilin dan buah kering"][/caption]
***
Di depan pintu masuk rumah dekorasi itu, terpajang beberapa hiasan malaikat. Bahannya dari seng yang sudah karatan. Wah ini mengingatkan tukang rombeng jalanan di tanah air. Di Jerman, harganya bisa mahal, yang ukuran 30 cm misalnya sudah dipatok harga 15 euroan. Lain desain lain harga. Bagi orang yang tak mengikuti mode seng seperti saya hanya geleng-geleng kepala. Suami saya menjelaskan justru semakin neyeng (red: berkarat) semakin mempesona. Wow … karatan tak selalu setara dengan sampah tho?
[caption id="attachment_230955" align="aligncenter" width="335" caption="Seng, makin karat makin disayang"]
Begitu masuk, sebuah genting dipajang. Yang membuatnya menarik adalah karena didesain sedemikian rupa sehingga genting rumah tidak semata pelindung bagian atas rumah dari panas dan hujan. Empat potongan kayu yang dibuat layaknya lilin itu diselipi daun cemara dan buah yang telah kering (bisa juga dengan bola-bola indah). Wah wahhh, ternyata jika ada sisa dari membangun atap, bisa juga digunakan untuk dekorasi dan tak mesti dibuang ke tong sampah ya?
[caption id="attachment_230956" align="aligncenter" width="483" caption="Genting di atas meja"]
Lalu buah jeruk yang memang sudah menarik dengan warna kuning oranye itu semakin cantik dengan manik-manik alami yang melilitnya. Itu belum seberapa, setelah diiris-iris dan dikeringkan, jeruk iris itu bahkan menjadi dekorasi yang indah untuk keperluan prakarya atau hanya ditata dalam piring dan bahan lain, ditaruh di atas meja sebagai aksen. Kirain jeruk hanya untuk dimakan sebagai pencuci mulut atau diperas jadi jus. Hehehe….
[caption id="attachment_230958" align="aligncenter" width="451" caption="Jeruk makan jeruk"]
Lampu meja makan misalnya, bisa didesain sedemikian rupa. Gantungan bintang emas yang dekat dengan suasana natal dengan kombinasi warna hijau, merah dan emas semakin menyedot mata ingin memandang.
[caption id="attachment_230959" align="aligncenter" width="445" caption="Hiasan lampu dari dedaunan dan ranting"]
Lilin besar yang menyala tambah menggairahkan tak hanya dari nyala apinya, hiasan yang mengelilinginya seperti akar-akaran, buah-buahan, bunga-bungaan dan apa saja yang bisa ditemukan di kebun atau hutan, patut ditambahkan disana-sini.
[caption id="attachment_230961" align="aligncenter" width="397" caption="Lilin dilingkari akar-akaran,batang dan buah/bunga kering"]
Pot bunga bisa disentuh dengan bola-bola gelas warna-warni, buah pohon cemara kering dan batangan kayu manis! Vas atau gelas bening bisa diisi dengan daun cemara, ranting pohon yang kecil, buah pohon cemara kering dan bola-bola kaca.
[caption id="attachment_230962" align="aligncenter" width="433" caption="Pot berkayu manis"]
Gentong atau kuali tua dari gerabah yang sudah usang milik leluhur ternyata bisa mempercantik tampilan Krippe, figur kelahiran Yesus itu.
[caption id="attachment_230964" align="aligncenter" width="409" caption="Gentong usang jangan dibuang"]
Untuk urusan jendela juga unik. Jika jendela yang sudah usang mau dibuang sayang, bisa tetap dipajang dengan tambahan tengkorak dan tanduk si kepala kijang (bahkan tanduk lainnya yang senada dengan nuansa natal seperti beruang dan lainnya). Aduhai ya? Gak nyangka ….
[caption id="attachment_230965" align="aligncenter" width="401" caption="Jendela usang dan tanduk kijang"]
Kemudian jendela yang standar kotak itu bisa diberi figura dari batangan pohon yang direkatkan dengan paku. Demi mengurangi kesan kekakuan pada jendela asli dan buatan, digantungkan ranting-ranting tipis dengan warna kontras. Weee lah!
[caption id="attachment_230966" align="aligncenter" width="386" caption="Jendela dibingkai pigura kayu dan rantingnya"]
Sudut ruangan terasa hambar dan kaku? Ranting-ranting besar dan kecil bisa dikumpulkan jadi satu dan ditaruh dipojok. Disentuh dengan lampu berbentuk bola. Indah sekali. Kemarin-kemarin saya kemana ya?
[caption id="attachment_230967" align="aligncenter" width="402" caption="Sudut tak lagi kaku ...."]
Begitulah cara ahli bunga/dekorasi Jerman mengatur pernak-pernik untuk natal tahun ini. Baru tahu bahwa ide sederhana menciptakan sesuatu yang luar biasa bahkan memiliki nilai jual yang mahal harganya. Saya pikir, ide ini bisa sedikit saya jiplak untuk mendekorasi rumah meski bukan melulu untuk acara natal hingga membuat bangga dan berseru "Oi, rumahku istanaku". (G76).
P.s: Selamat hari ibu ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H