[caption id="attachment_227147" align="aligncenter" width="440" caption="dok. Pribadi"][/caption] Tanggal 1 Desember adalah awal dari Advent. Tradisi ini sudah ada sejak jaman nenek moyang abad XIX.
Dijelaskan bahwa mulanya kalender adven ini demi membuang kebosanan anak-anak jaman itu yang tidak sabar menunggu hari hingga natal tiba. Yaiy. Iming-iming berupa coklat merupakan salah satu hal yang mengalihkan perhatian mereka dalam menghitung hari.
Duh, sayangnya pada perkembangannya, anak-anak mulai dimanjakan dengan perang promo masing-masing pabrik yang ingin meraup keuntungan dengan menjual kalender ini, hanya berisi mainan. Mana mahal lagi. Semoga para orang tua tidak mendidik salah kaprah soal kalender ini.
Darimana tradisi kalender adven?
Disebutkan bahwa asal muasal kalender adven ini adalah dari ajaran Marthin Luther. Gereja Lutheran mengajarkan manusia untuk menggambar garis pada pintu, menggunakan kapur putih sejak tanggal 1 Desember. Beberapa keluarga lain juga mengiringi dengan tradisi menyalakan lilin, menggantung dekorasi religius pada dinding dan seterusnya dan sebagainya.
Pada tahun 1839, sebuah kalender adven pertama digantung di balai doa rumah relief Hamburg. Sedangkan kalender buatan tangan yang pertama dikenal orang ada di tahun 1851. Lalu mulai dicetak pabrik pada tahun 1902-1903 sampai sekarang ….
Wujud kalender adven
Kalender adven tradisional mulanya hanya berwujud dua kertas karton dengan 24 pintu berisi coklat. Sayangnya seiring perkembangan jaman, kritikan mulai muncul lantaran ada anggapan bahwa beberapa pihak hanya ingin mengeruk keuntungan dari suasana natal secara berlebihan. Melenceng dari tujuan semula. Misalnya saja, sekarang tak hanya sesederhana berisi coklat tapi mainan yang mahal seperti LEGO, Playmobil, Filly, Barbie, Little Ponny dan masih banyak lagi dalam tiap nomornya. Kapitalisme, konsumtif.
Oi … memang nyata. Sekarang banyak loh yang puluhan euro harganya. Isinya tapi bukan coklat … mainan!Saya lihatnya saja sudah deg deg an miris. Ya ampuuun. Uang tidak jatuh dari langit. Orang tua sebaiknya bijak, menjelaskan dan berani mengatakan TIDAK. Anak seharusnya mengerti, pelan tapi pasti. Kalender adven demi menghitung hari sampai natal. Coklat, sebagai pemanis saja. Mainan bukan yang utama.
Untuk yang model biasa nan sederhana misalnya, biasa ditakar 55 sen, 99 sen sampai 1-3 euro. Bentuk kotak sederhana dengan 24 jendela berisi cetakan coklat dengan figur bernuansa natal (Santa Claus, Pit hitam, lonceng, lilin, pohon natal, bola natal dan sebagainya) atau figur lain yang memikat anak-anak (Minnie Maus, Cinderella, Cars, Sponge Bob, Filly). Jangan khawatir soal harga, biasanya harga di toko bisa dibanting sampai 50% menjelang detik hari H, tanggal 1 Desember. Tapi ya itu ngepas banget hehe kadang telat.
[caption id="attachment_227119" align="aligncenter" width="422" caption="Kalender adven bernuansa natal"]
[caption id="attachment_227120" align="aligncenter" width="440" caption="Gambar kalender adven;Cinderella,Rapunzel,Bella dan Putri salju"]
Selain kotak, ada juga yang model digantung didinding dari kain dengan 24 saku tempat mengisi coklat. Beberapa berbentuk segitiga pohon natal dengan gantungan berisi coklat. Berwujud 24 kaos kaki mini layaknya jemuran juga menarik. Bahannya dari kain. Warna-warninya biasa didominasi merah, hijau dan emas. Tak ketinggalan warna tambahan lainnya. Bak pelangi. Wow!
Siapa saja penikmat kalender ini?
[caption id="attachment_227121" align="aligncenter" width="430" caption="Nikmatnya coklat dan biskuit adven"]
Ternyata adven kalender bukan saja milik anak-anak Jerman yang merayakan natal. Mereka yang muslimpun juga, seperti halnya anak-anak keturunan Turki. Biasanya mereka mendapatkannya dari tetangga, saudara atau teman. Warga keturunan pendatang terbesar Jerman itu juga ikut memeriahkan tradisi Jerman makan coklat tiap hari sekali layaknya minum obat teratur, sampai natal tiba. Puh. Ada juga yang tak sabar, sudah habis dimakan sebelum natal tiba. Sungguh! Geli juga, geleng kepala. Ini biasa dilakukan pula oleh anak-anak balita yang belum begitu mengerti maknanya dan tak sabar, ngiler, lalu makan isinya. Dikasih tahu malah mewekkk nangis maunya disikat habis. Ya sudah, dikunyah dehhh.
Selain anak-anak Jerman, beberapa remaja dan dewasa masih mau mengunyah permen dari kalender sejenis dari hari ke hari. Kata mereka, ini nostalgi! Ahaiiii … Advents Kalender alias kalender adven, tradisi unik bangsa barat yang saya temukan di Jerman. Mengamati dan menikmatinya adalah sebuah keindahan budaya. (G76)
Sumber:
1.Pengalaman pribadi
2.http://en.wikipedia.org/wiki/Advent_calendar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H