Westernisasi atau kebarat-baratan sering ditudingkan pada bangsa timur, tak terkecuali Indonesia, dimana rakyatnya mulai berporos pada barat, apalagi Amerika. Contoh budaya usungan dari negeri adi kuasa ke tanah air, yang sejak dahulu hingga kini sering diperbincangkan adalah cara berpakaian, gaya hidup, tata rambut, sampai fast food!
Saat tinggal di Jerman yang notabene Eropa alias negeri barat, saya baru sadar bahwa westernisasi ini tak hanya menyerang orang timur. Orang Jerman sendiri-pun bisa amat sangat mencandu Amrik. Kesan itu saya tangkap dalam acara pameran motor dan mobil Amerika di Immendingen pada hari minggu, 26 Agustus 2012. Wow, amazing! Brrrrmmm … brrrrmm … brrrrmmmmm.
[caption id="attachment_208889" align="aligncenter" width="619" caption="Stretch Limousine, biasa dipinjamkan untuk wedding party"][/caption]
***
Angin menampar tubuh kami. Heran, ini musim panas apa musim gugur ya? Liburan sekolah masih 3 minggu, anak-anak dapat tontonan baru, “5..American Car Treffen” yang diselenggarakan oleh American Car Club, “Lucky Dice”.
[caption id="attachment_208890" align="aligncenter" width="571" caption="Oldtimer yang anggun"]
Begitu memasuki gerbang, kami disambut jajaran ratusan mobil besar dan panjang ala Amerika, milik penduduk Jerman. Gebrakan musik panggung dari “Fender 55” menguatkan rasa country-nya negeri Obama. Detil-detil jeans, topi cowboy, rambut gondrong, jaket kulit hitam dan sepatu boot-pun menghiasi disana-sini.
[caption id="attachment_208891" align="aligncenter" width="514" caption="Hummer berbahan bakar gas ..."]
[caption id="attachment_208914" align="aligncenter" width="523" caption="Hummer warna lain juga ada (maron,merah,hijau,oranye)"]
Ow … mobil yang dipamerkan oldtimer bikinan tahun 1920-1990- an. Selain itu automodelle paling aktual juga dipamerkan, contohnya Hummer. Melihat tampangnya yang serem jadi pengen nyetir meski harus naik pakai tangga atau meloncat? Xixixi. Benarkah kata suami saya bahwa teknologi komputerisasi di dalamnya belum sebagus SUV sakini? Hmm ….
[caption id="attachment_208892" align="aligncenter" width="567" caption="RAM 3500 itu ...."]
Pria saya itu mengajak kami melihat yang lebih seru, RAM 3500. Melihat ketinggian mobil dan knalpotnya yang besar, merendah itu, saya ngeri. Bunyinya seperti apa ya? Jika beli, BBM nya bisa bikin rugi, di rumah hanya daun pohon-pohon yang bisa dirontoki.
[caption id="attachment_208894" align="aligncenter" width="498" caption="Membayangkan gelas-gelas di Limousine itu berisi jamu ...."]
Saya pandangi sebuah limousine. Kami dipersilahkan masuk kedalamnya. Wah, kaki saya bisa selonjor … membayangkan gelas-gelas di meja itu berisi jamu. Kota Tuttlingen memang meminjamkan mobil jenis ini untuk wedding party.
Beberapa transport car yang biasa di Jerman biasa disebut Wohnwagen (red: rumah mobil) untuk liburan menyedot hati kami untuk menghampiri. Ada yang didesain romantis dengan nuansa cinta pakai warna rosa dan lila, lucu dan manja dengan boneka dan bulu-bulu atau cat airbrush yang mempesona.
[caption id="attachment_208915" align="aligncenter" width="415" caption="Transport car dengan tema cinta"]
[caption id="attachment_208896" align="aligncenter" width="517" caption="Mobil polisi New York Police Department"]
Huy, di seberangnya, sebuah mobil polisi NYPD yang sepertinya dari plat nomor dan seragam pengendaranya adalah polisi kota Konstanz.
[caption id="attachment_208897" align="aligncenter" width="514" caption="Pria ini bahagia dengan motor mini miliknya ... ngenggg!"]
[caption id="attachment_208912" align="aligncenter" width="547" caption="Parade puluhan HD, brrrmmmmm brrrmmmm brrrmmmmm"]
Tiba-tiba, kami dikagetkan oleh seorang pengendara motor kecil. Kakek yang tak berhelm itu menjadi pusat perhatian saat mengelilingi area pameran. Sebentar kemudian, ia dikecutkan oleh parade Harley Davidson dengan puluhan pengendaranya. Suasana tak lagi gaduh, saat semua motor diparkir berjajar rapi.
[caption id="attachment_208898" align="aligncenter" width="574" caption="Ban motornya lebar sekali"]
Ya. Selain mobil, acara ini juga mewadahi mereka yang memiliki motor Amrik, Harley Davidson. Mata ini lekat mengawasi detil-detilnya yang unik … ck ck ck.
Lelah dua jam berkeliling mengamati mobil dan motor satu persatu, kami segera pulang. Mbak Chayenne sempat berhenti dan memegangi miniature mobil yang dijual di sebuah stand. Dari mata saya, dia sudah tahu tak boleh merengek minta beli. Good, girl.
[caption id="attachment_208901" align="aligncenter" width="390" caption="Boleh lihat, beli?jangan."]
***
Yup, sempat beberapa menit berbincang dengan kawan-kawan suami yang juga ikut pameran. Mereka ini biasanya membeli/memiliki karena hobi. Kebanyakan, mobil itu hanya ada di garasi. Keluar kalau ada janji atau eksebisi, kalau tidak, kantong bisa bolong demi mengisi tangki. Ribetnya, pasti lantaran tak mudah mendapat lahan parkir di kota untuk mobil sebesar ini.
Jerman yang kaya akan hasil mobil lantaran pabriknya digelar didalam negeri oleh para teknisi ahli dan investornya itu akan mengingatkan saya pada Volkswagen, Audi, Mercedez Benz atau Porsche. Mereka saja amat mencintai produk Amerika, apalagi Indonesia yang sempat punya Timor mobnas dan terakhir mobil SMK? Arrggh, produk-produk Amerika ... kau buat dunia tergila-gila.
[caption id="attachment_208902" align="aligncenter" width="456" caption="Pengecekan PS power-nya saja seharga 50 Euro. Pajaknya berapa?"]
Cling. Pameran ini, membuat saya tiba-tiba rindu dokar dan becak. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H