[caption id="attachment_187756" align="aligncenter" width="398" caption="Pawang Falcon La Volerie des Aigles, Perancis (dok.pribadi)"][/caption]
Tema international Migratory Bird Day tahun ini adalah Connecting people to bird conservation. Naah … karena biasa dirayakan pada hari Sabtu minggu kedua bulan Mei tiap tahunnya, berarti kini dirayakan tanggal 12 Mei 2012 ini … so why not we celebrate it on line together, people?
IMBD adalah bukti nyata kepedulian manusia akan perpindahan burung, khususnya bagi masyarakat Kanada, USA, Meksiko, Amerika tengah dan selatan, serta Karibia. Tapi sah-sah saja kalau masyarakat Indonesia seperti kita turut berpartisipasi, bukan? Toh di tanah air banyak burung unik juga, seperti halnya burung Kuntul putih di daerah Srondol Semarang, Jawa Tengah dan di daerah kompasianer apa, yah?
Di beberapa negara tersebut diatas, katanya, kawanan burung dari daerah selatan sedang mengembara jauh menuju utara untuk berkembang biak pada musim panas Arktik. Mereka kembali ke selatan lagi jika utara mulai dingin. Yah, usaha mencari kehangatan itu panggilan alam ternyata tak hanya monopoli manusia .…
Anyway … melihat pindahan burung-burung di sekitar kampung kami, bisa dibilang, bird day bisa setiap hari lantaran mereka pindahnya tiap hari, kok. Walahhhh, nomaden banget.
[caption id="attachment_187757" align="aligncenter" width="300" caption="Gambaran Falcon yang mengitari rumah kami selalu"]
Bahkan puluhan Tauben (red: burung dara putih) punya Herr Rheinhardt depan rumah kami itu, juga memiliki kebiasaan serupa. Kalau minggu ini sedang hangat mereka ngumpul ditiang listrik peternakan lelaki yang giat bekerja itu. Aih, kalau terbang bareng-bareng barisannya rapi bangettt … apalagi kalau sedang bertengger.
Sementara mereka minggu lalu terbang menghilang dari area kebun bapak beranak dua bercucu dua itu karena memang daerah kami sedang dingin sekali. Mungkin pindah ke daerah yang lebih hangat.
***
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung IMBD yang jatuh hari ini, dari rumah dan tanpa keluar bea?
1.Tutup jendela kaca dengan tirai agar terlihat oleh burung agar tak tertabrak.
Ah jangankan burung, manusia saja bisa kejedot kalau melihat pintu atau jendela transparan tanpa penutup yang kentara (korbannya adalah saya yang nabrak pintu kaca dan oma teman saya, yang berumur 87 bahkan langsung masuk rumah sakit karena jatuh nabrak kaca ruangan).
2.Jaga jangan sampai hewan piaraan kita mengganggu/mengejar/membunuh burung.
Minggu kemarin saya melihat burung hitam berkepala putih (Elster, si burung pencuri) di kebun belakang kami sedang dikejar-kejar kucing tetangga saya. Bahkan sampai naik ke pohon Plum kami masih juga si kucing geram nekat manjat sampai pucuk pohon. Untung burung itu memang golongan licik, terbang pindah ke pohon yang lebih besar dan lebih tinggi disebelahnya dan membuat kucing kewalahan. Dalam hati mungkin si burung bilang, emang enak tak punya sayyaaap.
Laah ... hewan piaraan saja tidak boleh mengganggu, sebagai manusia yang berakal dan berhati nurani, sebaiknya tidak main ketapel dan main bedil-bedilan pada kawanan ini.
3.Jika ada tempat memberi makan burung di rumah, bersihkan secara rutin agar tak menimbulkan penyakit bagi burung.
[caption id="attachment_187758" align="aligncenter" width="314" caption="Rumah-rumahan untuk menabur biji bagi burung di kebun belakang"]
Sebagian orang Jerman yang saya kenal memiliki sebuah tugu kayu khusus untuk menabur biji-bijian para burung. Kami lebih memilih rumah-rumahan kayu yang diletakkan di meja balkon.
Yup, karena berempat musim, pastilah sisa makanan bisa rusak. Sebaiknya ini dibuang dan diganti baru. Syukur-syukur tempat ini dibersihkan secara teratur dengan baik dan benar.
4.Jangan membeli burung dalam sangkar yang illegal
Penjualan burung secara liar adalah ilegal.
Tetangga saya Herr Voker adalah penjual burung dan Pokal terdaftar (red: piala dan medali). Semua burung yang dijualnya selalu memiliki gelang bernomer seri di kakinya. Ini sebagai tanda resmi dari bisnis jual beli. Bahkan saat saya menangkap seekor burung yang nyasar masuk rumah karena pintu terbuka di balkon (saya tangkap pakai keranjang plastik xixixi), begitu saya serahkan kepadanya ia tahu siapa pemiliknya karena ada daftar registrasi dibeli/dijual pada siapa.
Pantesan saat saya serahkan burung kepada Herr Rheinhardt yang juga punya banyak burung, pria cowboy itu menolak. Ia tahu betul bahwa burung dengan nomer kode pasti ada pemilik resminya, tak boleh asal terima ya?
5.Membuat rumah burung ukuran mini di kebun atau di dinding rumah yang agak tinggi.
[caption id="attachment_187759" align="aligncenter" width="326" caption="Satu dari 3 rumah burung bertiang dikebun belakang rumah kami"]
Susuh manuk alias sarang burung adalah kosa kata Jawa yang masih terngiang-ngiang hingga kini. Kebiasaan membuat rumah burung sudah menjadi tradisi sejak jaman nenek moyang orang Jerman di kampung kami. Tak heran jika sebagian besar rumah memiliki sebuah tiang yang pucuknya adalah rumah kayu kecil untuk burung. Wowow, mengamati migrasi burung di rumah-rumahan begini heboh loh … Memang kadang bikin jengkel kalau kotoran mereka yang putih berlepotan kemana-mana. Ah, namanya juga burunggg …
Bahkan ada sebuah mitos yang membuat para keluarga membuatkan sarang burung wallet. Kata mereka ini untuk jimat berkah rejeki agar keluarga lancar pendapatannya. Ternyata ada juga pemikiran begini di Jerman, ya?
6.Menjaga jarak dengan para burung.
Usai makan di teras atau balkon dan kami masuk rumah, biasanya burung-burung gereja akan berhamburan memunguti remah-remah roti atau nasi di lantai. Jika anak-anak terlalu keras karena girang mengintip dari dalam lewat jendela, burung akan kaget dan berhamburan.
Ah, ternyata mereka ini pemalu dan tukang kaget yah? Semoga burungnya pulang ke sangkar tak stress dikagetin manusia.
7.Jangan mengebut ketika mengendarai mobil.
Semakin lambat laju kendaraan, semakin besar kesempatan burung untuk bereaksi ketika terbang terlalu rendah dan hendak menabrak mobil.
8.Getok tular soal konservasi burung
Berawal dari diri sendiri lalu ke teman dan seterusnya, misi ini amat penting dihubungkan antar manusia seperti di kompasiana misalnya yang memiliki ide sharing and connecting. Heheheheh.
9.Nikmati alam sebisa mungkin.
Semakin sering ber-outdoor pastilah ada sebuah atmosfir yang menentramkan saat manusia mendengar kicau burung. Untung di kebun belakang pohonnya gede-gede dan tinggi hingga burung merasa nyaman bertengger. Senangnya mendengar mereka berkicau, bersahut-sahutan …“tek-etek-etek-etek“ (Elster), „cit cit cit“ (burung gereja/emprit) atau „ekkkkkk“ (Falcon) dan masih banyak lagi.
10.Menghemat BBM dengan naik sepeda atau jalan kaki.
Upaya ini selain aman untuk kantong, juga amat membantu pencegahan polusi habitat burung. Wong namanya juga asap, pastilah memulas warna langit biru menjadi legam.
Ayayay … ternyata kita bisa jika mau mendukung konservasi burung dan tentunya berawal dari rumah kita masing-masing dulu.
Mari sukseskan IMBD ke-20 tahun 2012 (loh, kok malah kampanye). Rasakan sensasi rasa bangga dalam diri bahwa kita telah terlibat dalam memperlancar perjalanan migrasi para burung itu dalam memiliki sarang yang hangat, membesarkan anak-anak mereka dan bisa hidup hingga musim salju tiba. Kalau tidak sekarang, kapan lagi ???
Salam Bird Watching.(G76).
Sumber:
1.Pengalaman pribadi
2.http://www.birdday.org/birdday/themes/2012-twenty-years-of-imbd/20-ways-to-conserve-birds
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H