Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Lapis Legit, Ampyang, Ting Ting Gepuk dan Putri Salju a la Jerman

12 Desember 2011   10:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:27 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai mengerti empati kaum minoritas di Indonesia pada saat hari raya; jiwa dan mata ikut terbawa. Biasanya hampir semua keluarga Indonesia menghidangkan ketupat, lontong, opor, roti dan penganan tradisional lainnya di mana-mana. Kadang sering neg rasanya … hiks.

Giliran diperantauan, saya diiming-imingi pada tampilan makanan dan penganan yang berbeda dari budaya kita (November-Desember). Ada yang bisa menendang perut saya (mak nyus), ada pula yang membuat saya balik kanan bubar jalan … hehehe … pertemuan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah saya (begitu kira-kira tips untuk beradaptasinya).

Beberapa dari makanan yang muncul pada masa adven hingga natalan itu ternyata hampir mirip dengan penganan umum Indonesia yang jadi favorit saya, lho. Check it out … which are they?

1.Baumkuchen

[caption id="attachment_155565" align="aligncenter" width="508" caption="Lapis legit, digigit ... nyam-nyam"][/caption]

Baum berarti pohon dan Kuchen mengacu pada kue. Secara literal juga memiliki makna "tree cake", "log cake” atau “kue pohon”. Setiap kuenya memiliki dua lekukan layaknya pohon.

Menurut sejarah, kue ini pertama kali dibuat pada tahun 1682 dalam buku masak ala diet Johann Sigismund Elsholtz, dengan bahan adonan utamanya gandum, telur, gula, garam,vanili dan mentega.

Kue manis ini hampir mirip dengan kue lapis legit kesukaan saya (hiks, kangen ...), karena lapisan kuenya yang tipis dan banyak. Kue pohon bentuknya silinder, lubang ditengah dan coklat yang diguyurkan ke kuenya begitu memanjakan lidah. Srrrrrrrrt … benar-benar menggoda selera. Haummmmmmmmmmmmm.

Menjelang natal, Baumkuchen ini selalu memiliki magnet hingga membuat tangan saya selalu meraih dan memasukkannya ke keranjang belanjaan. Biasanya satu dos @400 gram dengan harga 3 euroan yang dikemas dalam dua rasa, vollmilch (red: banyak coklat dan susunya, manis) dan zartbitterschokolade (red: banyak kakaonya). Untuk kue ini yang sudah dipotong, disebut Baumkuchenspitzen (dengan tambahan rasa seperti jeruk atau rum/alkohol). Aduh, it’s not my taste.

2.Dominosteine

[caption id="attachment_155566" align="aligncenter" width="462" caption="Domino ... hiks"][/caption]

Dominosteine merupakan temuan tukang coklat asal Dresdner, Herbert Wendler 1936. Domino mengacu pada bentuk kartu domino yang kotak. Steine berarti batu-batu kecil. Kue yang dikategorikan sebagai Süßigkeiten (red: makanan manis) ini biasanya diisi dengan buah ceri yang kecut atau gel Aprikose, marzipan atau persipan. Balutan coklat warna putih atau coklat dan susu menjadi pelengkap layaknya Baumkuchen.

Berhubung saya bukan penggemar Marzipan, sekali mencoba tak lagi mau mencoba di kemudian hari. Untuk menemukan yang tanpa Marzipan hanya pada toko khusus saja.

3.Erdnuss Berge

[caption id="attachment_155567" align="aligncenter" width="484" caption="Ampyang-ampyanggg ... "][/caption]

Jika Anda pergi ke Salatiga, pasti tak sulit menemukan ampyang (ampyang-ampyang … ampyang-e, Bu … icon pedagang asongan didalam bis menawarkan ampyang). Itulah tumpahan kacang tanah yang dikelilingi sebuah pulau kecil dari lelehan gula jawa.

Bedanya, Erdnuss Berge ini menggunakan kacang tanah dengan lelehan coklat. Lah mau gula jawa, susah mencari bahannya seperti nira pohon kelapa untuk mendapatkannya barang kali. Lagian coklat adalah bahan baku yang murah meriah dan amat digemari orang Eropa baik tua muda, laki-laki ataupun perempuan dan kaya maupun miskin.

Biasanya Erdnuss Berge (Erdnuss=kacang tanah dan Berge=gunung-gunung) dikemas dalam sebungkus kapasitas 250 gram. Harganya 2 euroan. Rasanya manissss mengigit gigi hingga ke gusi … bikin happy tentu karena terbuat dari coklat yang memiliki kandungan lanolin (?), hormon penggembira hati. Yippiii …

4.Gebratene Geflügel (Ente, Gans, Truthan)

[caption id="attachment_155568" align="aligncenter" width="622" caption="Gans buatan suami, gosongggg"][/caption]

Santapan pada malam natal ini biasa mengenyangkan. Unggas seperti Ente (red: bebek), Gans (red: angsa) dan Truthan (red: kalkun) dibumbu dengan apel yang dipotong dadu dan Zimt (red: kayu manis). Untuk menyertainya disediakan Pommes (red: kentang goreng), Spätzle (red: mie Jerman) atau Kartoffelpuree (red: bubur kentang). Whaaaaaaa … saya mau pakai nasi dong! Nanak sendiri, deh.

Sistem pembakarannya dengan oven menjadi sebuah pilihan tersendiri bagi warga Jerman, karena bangsa ini tidak terlalu menyukai yang goreng-goreng seperti kita. Waduh, lah makin digoreng makin gurih, nyak?

5.Geröstete Mandeln

Kacang mandel dipercaya menyehatkan jika dikonsumsi dalam porsi yang tepat setiap hari. Kacang Mandel yang banyak mengandung Follsäure alias Folic acid yang dibutuhkan ibu hamil ini ternyata amat enak sebagai camilan. Karena sedang tidak hamil, jadi saya menjadikannya untuk latihan mengunyah … senam mulut dan rahang yang murah meriah. Xixixixi.

Penganan yang biasanya digongso dengan madu atau gula ini amat manis rasanya. Penjualannya dengan contong (bungkus kertas yang digulung melingkar lalu ditekuk bagian atasnya kedalam) biasa ditemui dalam pasar malam natal atau pasar malam adven. Patokan harganya bervariasi.

Ini bisa dibuat sendiri dengan bantuan microwave. Campuran gula, madu dan air dilulurkan pada kacang. Lalu diset beberapa menit hingga adukan itu melekat dan mengering pada kacang.

6.Lebkuchen

[caption id="attachment_155569" align="aligncenter" width="470" caption="Lebkuchen ... da da ..."][/caption]

Pada acara Oktoberfest, Lebkuchen berbentuk hati berhiaskan tulisan dan gambar warna-warni ini banyak digantungkan pada dada mereka yang mengikuti. Ternyata ini bisa juga ditemui sekitar bulan Desember (adven hingga natal).

Lebkuchen ini dikemas lebih kecil. Saya tak begitu menyukainya, tapi ikut mengamati remah-remahnya saat anak-anak mulai menggigit dan meninggalkannya begitu saja. Jatah untuk burung, kelinci atau kambing, deh.

7.Weihnachtsman Schokolade cs

[caption id="attachment_155571" align="aligncenter" width="484" caption="Coklat, yummy in the tummy"][/caption]

Pada Nikolaustag (tanggal 5 Desember malam atau tanggal 6 Desember), seorang lelaki berjubah merah diikuti dua pengawalnya berpakaian hitam datang dari rumah ke rumah (biasanya yang memiliki anak kecil) dan memberikan coklat, hadiah dan campuran dedaunan, mandarin serta kacang-kacangan (kacang tanah dan Wallnus/kenari).

Saat natal, pohon natal di jalanan, di toko atau di rumah tangga akan dihiasi oleh bola-bola gelas atau pernak-pernik lain, tak terkecuali coklat Santa Klaus pula. Karena natal selalu ada di bulan Desember yang notabene adalah winter dengan suhu yang amat rendah, coklat-coklat itu tak bakal meleleh. Kalau di Indonesia wis mbledrek, dirubung semut (red: sudah meleleh dan dikerubuti semut).

8.Weihnachskekse

[caption id="attachment_155572" align="aligncenter" width="542" caption="Putri salju cs yang ayu"][/caption] Adalah sebuah tradisi bahwa sebuah keluarga terutama ibu, akan mengajarkan kepada anak-anaknya tentang cara membuat kue kering ini. Koleksi cetakan mulai dari bentuk bintang, bulan sabit, fauna, flora dan santaklaus biasanya selalu tersimpan dilemari dapur.

Bahan dasarnya yang memuat gandum, telur, gula, mentega harus digulung-gulung merata hingga bisa ditekan dengan cetakan dan dimasukkan ke oven, untuk kemudian dihiasi dengan kuning telor, meses warna-warni atau hiasan lainnya.

Macam-macam kuenya ada yang berbentuk bundar pipih/lonjong berasa kacang manis seperti ting-ting gepuk Salatiga, ada yang mengandung jahe dan kayu manis, ada yang dibubuhi bubuk vanili alias Vanillekipferl semacam putri salju, ada yang diolesi stroberi dan masih banyak lagi variasi lainnya.

Keahlian ini juga terasah sejak TK, dimana anak-anak mendapat kesempatan untuk membuat kue natal kering ini di dapur sekolah bersama guru dan teman-teman. Asyik kan???

Begitulah, orang barat menyimpan rahasia masakan dan talenta memasak ini secara turun temurun selama beratus-ratus tahun lamanya. Sejak dini, bangsa asing ini terdidik untuk tak getol makan saja, membuatnya sendiri juga penting dan amat terdoktrin. Sebagai orang timur, kita tak boleh kalah untuk mewariskan resep keluarga dalam meramu masakan dan penganan tradisional yang ada. Indonesia itu sangat kaya akan kehebatan kulinernya, kok. Jangan sampai punah dan musnah dari muka bumi, no way.

Salam kuliner dan mari ngiler together

P.s: Icon nggerus perut pakai entong. Asyik, dong. (red: mengelus perut dengan sendok nasi dari kayu, lantaran kekenyangan).

Sumber:

1.Pengalaman dan foto pribadi

2.Beberapa info dari www. wikipedia.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun