[caption id="attachment_334587" align="aligncenter" width="342" caption="Kupu-kupu yang lucu, ke mana engkau terbang?"]
Pertama, saya taksir karena kebun binatang ini mengikuti proyek EEP, yakni proyek koordinasi perawatan hewan di kawasan Eropa, yang kabarnya mengikuti gaya Amerika. Pastilah banyak pembelajaran dan training bagaimana mengelola bonbin dan merawat anggotanya, para binatang. Dengan hati. Ora sembrono, tidak juga sak-sake.
Belum saya dengar berita hewan mati, sakit atau tersiksa hingga kondisinya hampir maut. Belum. Saya yakin para petugasnya benar-benar tahu cara merawat dan menyayangi hewan dengan keinginan dari dalam. Dengan melihat masyarakat Eropa memperlakukan hewan, saya yakin para pawang itu lebih punya sense of belonging dan passion yang tinggi. Dengan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang ada. Buktinya bisa dilihat jika berkunjung, kulit atau bulu hewan mengkilat, sehat. Pastinya pinter merawat.
Kedua, pemerintah dan masyarakatnya ikut aktif. Seperti yang saya ceritakan tadi, banyak orang tua yang memiliki kartu langganan kebun binatang dan rajin mengunjungi bersama anak-anaknya. Dengan demikian, pemasukan lancar. Meski, harga tiket hoiiii ... selangitttt.
Ketiga, pengembangan kebun binatang yang inspiratif. Lihat bagaimana kebun binatang dijadikan pusat studi bagi masyarakat (pengunjung). Ada rumah kupu-kupu, di mana pengunjung bisa mengamati proses kepompong sampai kupu-kupu. Sama halnya dengan rumah burung, ada pengetahuan beragam jenis bulu burung dalam display buku pada dinding yang bisa dibuka tutup, beragam jenis telur unggas dari terkecil sampai terbesar. Tabung-tabung tempat bulu burung menari-nari. Atau di kandang gajah, ada beragam info yang bisa dibaca, diraba dan dilihat. Info bacaan pada dinding dengan display menarik, misalnya; tekstur belalai gajah, tinja gajah di dalam kaca, tekstur badan gajah dan film dokumenter tingkah laku gajah. Bisa diamati dengan nyaman di bangku yang tersedia. Pelarangan memberi makan hewan? Pasti. Dan selama jalan-jalan tak seorang anak pun yang memberikan makanan pada hewan. Sedangkan Tempat makan pengunjung yang nyaman dan toilet yang memadai menjadi unit gawat darurat yang mendukung kunjungan ke bonbin ini 3 jam an lamanya.
Gongnya, taman bermain. Spielplatz ini menjadi favorit anak-anak setelah lelah berkeliling menyaksikan hewan. Anak-anak bebas memanjat, bermain pasir, bergelantungan, meniti tali dan sebagainya. Aktif dan happy. Bonbin tak hanya tempat bagi hunian yang nyaman bagi hewan tapi juga rekreasi dan tempat yang ramah bagi anak-anak dan remaja.
Oh, ya. Kombinasi flora dan fauna amat terasa di sini. Indah dan cantik. Kebun binatang ini dibuat dengan tidak sembarangan. Penuh cinta dan sentuhan harmonis. Saya pandangi pohon-pohon tua dan masih terawat di sana-sini, atau taman yang apik dengan tulip, narzisen dan bunga lainnya. Rumputnya pun terawat. Jadi ingat tukang cukur. Apik. Awas, jangan diinjak!
***
[caption id="attachment_334592" align="aligncenter" width="205" caption="Memperlakukan binatang kayak manusia"]
Bonbin yang mendapat sertifikat excellent tahun 2013 ini menjadi a must visit untuk Belgia karenanya. Kalau ke Eropa jangan lupa mampir, ya? Hanya 2 jam dari Köln (Cologne) Jerman. Hewannya happy dan terawat, masyarakat rajin berkunjung dan belum digusur dari pusat kota meski telah berumur lebih dari seabad. Opo ora hebat? Contoh bonbin tertua di Eropa yang baik. Yak, bagus! (G76).
Ps; Selamat menikmati hari minggu. Ke kebun binatang? Mengapa tidak?
Sumber:
1.Pengalaman pribadi
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Binatang_Surabaya
3. http://www.dw.de/kebun-binatang-paling-maut-di-dunia/a-17409934
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H