[caption id="attachment_337314" align="aligncenter" width="438" caption="HP lebih kecil dari kartu nama (dok.B69)"][/caption]
“Buk, aku dapat hadiah.“
“Apa, pak?“
“Rahasiaaaa.“
“Halaaah.“ Itu perbincangan kami lewat telepon.
Sedari pagi, suami saya pergi ke Stuttgart. Saya diajak ikut, tapi tiga anak yang urus siapa kalau pulang rumah tidak ada siapa-siapa? Menurut rencana, suami akan pulang sorean. Eeee ... baru jam 14.00 sudah bosan. Katanya sudah ketemu partner dan apa yang dicari. Cukup. Lagian sudah penuh hadiah di tas, gak muaaaaat. Haha ... mau lihat pameran apa kumpulin souvenir, ya? Memang di pameran yang diadakan di sekitar Jerman, bertaburan kenang-kenangan gratis yang unik dan ada manfaatnya.
Begitulah, karena ngebut tak pakai benjut, suami saya sudah tiba di rumah pukul 15.00. Usai mencium saya, ia tunjukkan sebuah kardus mini. Heeee ... apakah itu?Ternyata sebuah HP mini yang ukurannya lebih kecil dari kartu nama! Merknya “Melrose“ baru tahu saya. Ini, buatan China. Waduhhh... begitu dicoba, bunyinya cengkling kencang, hasil kameranya juga lumayan, baterei bisa diganti, HP tidak berat-berat amat. Masalahnya, chargernya model China, colokannya dua garis, bukan bulet seperti kebanyakan di Indonesia atau Jerman. Laaaah lubang saklar tidak cocoooook. Untung saja pakai punya kabel penghubung di komputer bisa. Habis perkara.
Waaah, meski barang itu imut, ini bukan pilihan saya. Ndudule kangelan, memencetnya susaaaah. Kecil amat. Modelnya seperti Iphone, juga touchscreen sih.
“Saya suka yang besar. Ini kecil banget. Emoh.“
“Ah buuuu, kamu lucu. Orangnya kecil sukanya yang besar-besaaaar. Lah nanti kalau kamu gaya telepon pakai Ipad di telingamu, orang ketawain kamu.“ Saya pun segera memperagakan menelpon orang pakai Ipad. Haha ... memang kalau ada telpon segedhe gaban juga gak nyaman. Yang sedang-sedang sajalah. Bersyukur dengan apa yang dipunyai.
“Nein, danke. Nggak mau.“
Dan HP mungil itu akhirnya biasa dipakai suami kalau sedang memotong kayu ke hutan, nord walking atau waktu ke tempat yang jauh tapi takut HP nya hilang. Lebih praktis. Kalau yang ini hilang, sedih tapi tidak masalah. Kan kecil dan gratis, hadiah lotre dari kupon masuk pameran.
“Small is beautiful“ kata suami saya.
“Lah iya, dongggg ...“ Saya lenggak-lenggok. Suami saya tahu, saya bercanda. Gedhe rasa. GR. Kami pun tertawa. Kalau rejeki tak lari ke mana, ya, Pak? Dapat HP super mini! Ketiban duren habis berkunjung pameran. Eh, ternyata seminggu setelahnya, suami saya dikirimi bola dari bahan kulit asli dengan tanda tangan pemain bola terkenal. Kata yang mengirim, hadiah dari kupon yang dikumpulkan waktu pameran. Hah? Hadiah? Lagi? Selamat malam.(G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H