Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masa Wanita Turki Melepas Masa Perawan, Henna Abend

16 Juni 2014   00:46 Diperbarui: 4 April 2017   17:39 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_342834" align="aligncenter" width="507" caption="Pengantinnya datang."]

14028288971477930926
14028288971477930926
[/caption]

[caption id="attachment_342835" align="aligncenter" width="305" caption="Pengantin berdansa berdua saja."]

14028289541646324580
14028289541646324580
[/caption]

[caption id="attachment_342836" align="aligncenter" width="317" caption="Memainkan Musik tradisional di panggung untuk semua."]

14028289851371644640
14028289851371644640
[/caption]

[caption id="attachment_342837" align="aligncenter" width="320" caption="Kenapa lilin lupa nyalaaa?"]

1402829018117224163
1402829018117224163
[/caption]

[caption id="attachment_342838" align="aligncenter" width="320" caption="Pengantin foto bersama Barbie eh teman dekat."]

1402829045147792435
1402829045147792435
[/caption]

Entah mengapa, pada dasarnya, Henna Abend adalah malam khusus untuk wanita, sepeti diceritakan tetangga saya lewat telepon beberapa hari sebelumnya. Dan pengantin lelaki biasanya meninggalkan ruangan bersama kawan-kawannya untuk merayakan di tempat lain. Sedangkan pada malam itu, ada banyak lelaki yang hadir. Barangkali ini disesuaikan dengan jaman modern. Tidak tahu. Lupa tanya lagi. Bising. Mungkin untuk penghematan, tak perlu tempat lain lagi bagi para pria itu.

Pasangan pengantin menari. Biasanya lampu dimatikan dan lilin dinyalakan untuk menambah suasana romantis saat mereka berdansa. Tapi tidak tahu ya, kok itu tidak, barangkali lupa. Lilin tetap utuh di meja. Tak berapa lama, para tamu menyusul menari. Dan lantai dansa pun penuh.

Empat tahunan yang lalu, masa pertama kali mengenal satu demi per satu warga Turki di Jerman, saya diberitahu tentang harta emas yang dimiliki para wanitanya. Itu adalah mahar pihak pria dari pernikahan. Ada yang dapat lantakan sekian kg, ada yang 2 meter kalung, barangkali 1 kg? Saya yang dibagi cerita, ngilerrrr ... saya hanya dapat emas, cincin kawin. Emas lainnya, ya mas yang menikahi saya itu. Mas Bagus ... Hehe. Sudah ukurannya segaban, tetap utuh sampai hari ini. Mantab.

***

Namanya saja Henna Abend. Di malam ini ada acara pemberian Henna, warna alami pada mempelai wanita. Henna di tengah-tengah telapak tangan bagian dalam. Henna biasanya dari bubuk alami warna hijau yang dicampur air. Nah, pemberiannya oleh orang yang dituakan, menandakan bahwa ini akhir dari sepenggal kehidupan dan mempersiapkan penggalan lainnya. Henna, pembawa keberuntungan.

Setelahnya, mertua akan memberikan emas. Dan tradisi unik pada hari itu adalah ditutupinya kepala mempelai perempuan dengan kain merah berpayet. Henna Abend adalah sebuah masa wanita Turki melepas masa lajang dan simbol meninggalkan rumah orang tua. Biasanya disertai isak tangis atau tawa bahagia. Meskipun lagu atau musik yang dialunkan memilukan, orang tidak akan tahu ekspresi si pengantin perempuan. Entahlah, barangkali karena tak tega memandang kesedihan wanita berlinang air mata atau tak mau tahu bagaimana gembiranya si gadis boleh meninggalkan rumah orang tuanya. Akhirnya ... “Horeeee! Aku bebas. Besok aku boleh keluar dari rumah“ (G76).

Ps: Nah, melepas masa perawan/perjaka/lajang itu ternyata menyenangkan, ya? Tak perlu pesta pora tapi rasakan sensasinya. Hidup tak lagi sendiri, ada yang diajak berbagi. "Utangku-utangmu." Mari-mari ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun