Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Telepon Genggam Bisa Selamatkan Gorila

14 September 2014   22:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:42 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_359195" align="aligncenter" width="512" caption="Program Selamatkan Gorila"][/caption]

[caption id="attachment_359196" align="aligncenter" width="512" caption="Gerbang masuk Wilhelma"]

1410683941470345319
1410683941470345319
[/caption]

Wilhelma. Kebun binatang kota Stuttgart, Jerman ini kembali kami kunjungi untuk kelima kalinya. Ramai-ramai. Demi penghematan uang dan energi, serta cinta lingkungan, kami pakai kereta api. Lebih murah, tidak lelah menyetir di kota besar yang macet dan tentu tak perlu buang gas motor ke udara.

Namanya kebun binatang, yang dilihat pasti flora dan faunanya. Kok fauna juga? Iya, kebun binatang ini kan dulu milik raja Wilhelm, jadi indah sekali. Namanya juga bangsawan, lux. Ada tanaman teratai di kolam besar, beragam Mawar di English garden, tanaman eksotis di rumah kaca dan masih banyak lainnya. Tidak sekedar pelihara hewan-hewan.

[caption id="attachment_359197" align="aligncenter" width="512" caption="Kolam besar penuh teratai"]

1410684013706221766
1410684013706221766
[/caption]

[caption id="attachment_359198" align="aligncenter" width="320" caption="Pohon segaban, Mammoth namanya ...."]

1410684056452681199
1410684056452681199
[/caption]

Selain flora dan fauna, bonbin ini memang istimewa memanjakan anak-anak karena banyak taman bermainnya. Aduhhhhhh anak-anak hiperaktif sekali memainkan alat-alatnya sampai tidak mau diajak meneruskan jalan-jalan path di bonbin ini, bahkan tak mau pulaaaang. Hedeeeh, mana kaki mau mbledhosss. Capeeek ... deh, kaki mau meledak. Taman ini luaaaaas sekali. Butuh kaki yang kuat dan sol sepatu empuk. Kalau tidak, lama-lama kaki bisa jadi mirip punya bebek. Ceper, karena terlalu banyak menapak jalanan kebun binatang. Dulu jaman raja-raja gimana, ya?

[caption id="attachment_359199" align="aligncenter" width="496" caption="Wajah kera waktu teriak"]

14106840971740553234
14106840971740553234
[/caption]

[caption id="attachment_359200" align="aligncenter" width="512" caption="Wajah kera waktu mikir"]

14106841481577342830
14106841481577342830
[/caption]

[caption id="attachment_359202" align="aligncenter" width="320" caption="Wajah kera heran atau kaget?"]

14106842361772482404
14106842361772482404
[/caption]

[caption id="attachment_359203" align="aligncenter" width="320" caption="Wajah kera lagi berisik"]

141068427195855435
141068427195855435
[/caption]

[caption id="attachment_359204" align="aligncenter" width="320" caption="Wajah kera innocent"]

14106843221935245624
14106843221935245624
[/caption]

Nah, setelah 5 jaman, kami pun memutuskan pulang. Horeeee ....

Eh, tidak. Tidak pulang dulu! Kami tertarik dengan sebuah papan lucu "Menschenaffenhaus" apa itu? Menschen=orang, Affen=kera dan Haus=rumah. Rumah untuk orang dan kera? Apa maksudnya? Mosok manusia sama kera hidup seatap? Bisa hebooooh. Kami pun berebutan foto. Ada lubang-lubang di bagian wajah yang bisa dimasuki wajah kita. Cekrek, jadi.

Ohhhh ternyataaa ... Namanya proyek B&RD alias Berggorilla und Regenwälde Direkthilfe. Cikal bakalnya sudah ada sejak 1984.  Beberapa program nyata yang sudah dilaksanakan sejak 2009; proyek menyelamatkan gorila dari kepunahan. Contohnya di Kongo utara, Uganda, Rwanda, Nigeria dan Kamerun. Bermanfaat sekali HP untuk gorila khususnya dan program lingkungan lainnya, bukan?

[caption id="attachment_359206" align="aligncenter" width="512" caption="Informasi tentang program HP untuk gorila"]

14106843552087405318
14106843552087405318
[/caption]

[caption id="attachment_359207" align="aligncenter" width="320" caption="Kotak sumbangan HP di bonbin Wilhelma, Stuttgart."]

1410684420978968765
1410684420978968765
[/caption]

Tahun 2012 saja sudah ada 12.000 € dikumpulkan untuk ini. Atau 23.000€ sejak 2009. Kok bisa? Mudah, setiap pengunjung bisa mendukung dengan menyumbangkan HP jadul beragam merek yang dipunya. Tapi tak jelas apakah harus masih berfungsi atau rusak juga boleh, ya? Bisa ditanya sendiri lewat alamat pada gambar yang saya potret. Yang jelas, semua diserahkan ke perusahaan recycling dan jadi duit. Bisakah ini jadi contoh ide yang baik bagi kebun binatang di Indonesia? Kopi paste yang baik, apa salahnya?

Mudah, ya membantu kelangsungan hidup flora dan fauna untuk anak cucu manusia? Sekarang jaman sudah canggih. Telepon genggam yang hanya bisa telepon dan SMS tanpa fasilitas kamera, internet dan fitur canggih lainnya masih bisa bermanfaat dari sekedar menghuni lemari, laci, rak, bahkan tempat sampah ...

Selain pihak Wilhelma, beberapa sekolah di daerah sekitar Stuttgart dan kota Jerman lainnya, begitu giat untuk mendukung proyek bagus dan mendidik ini.

Kalau ada yang tanya, kok dana untuk gorila bukan untuk manusia? Proyek di Jerman itu banyaaaak, sudah ada kok program Brot für die Welt misalnya. Itu untuk sumbangan pada masyarakat Afrika yang kekurangan pangan. Dan program lain untuk negara lain termasuk Asia. Memang tidak usah dipungkiri bahwa kepedulian orang jerman terhadap flora dan fauna, kelangsungan hidup dan pelestariannya amat tinggi ....

Kalau sudah begitu, masih mau buang telepon genggam jadul? Jangan dulu, masih bermanfaat lho. (G76)

PS: All monkeys' pictures were taken by me from Wilhelma zoo board in August 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun