Beberapa waktu yang lalu seorang teman baik bercerita, barusan makan malam dengan keluarga Pangeran Monaco di istananya. Baju pesta yang ia beli juga muwahaaal, saya pegang-pegang sebentar. Baguuuus. Saya cuma ngiler diceritain bagaimananya waktu duduk bersama pangeran dan putri Monaco beserta keluarganya. Ihhh, kayak film-film saja barangkali, ya? Baju dan rambut gaya Isaura? Pernak-pernik warna emas dan sebagainya.
Ya. Untuk menghadiri pesta itu memang tidak sembarang orang boleh dan bisa. Ada undangannya. Dan makan malam itu seharga kalau tidak salah 6000-10.000 € (75-150 jutaan rupiah?) untuk dua orang, dia dan suaminya. Walaaaah kok sebanyak itu? Itu uang semua? Kalau daun, saya punya banyaaak di kebun. Oh. Rupanya, itu digunakan sebagai malam amal untuk kegiatan sosial (pangeran Albert, ketua palang merah Monako memang aktif dalam beragam kegiatan kemanusiaan di seluruh dunia, contohnya di Srilanka, Yugoslavia, Rumania, Nigeria, Brazil). Jadi yang hadir pasti berduit banyak dan memiliki kesempatan, niat dan kans besar untuk menyumbang. Saya berdoa saja bahwa sumbangan jatuh ke tangan orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Bukankah niat kawan saya itu baik dan patut didukung? Ia beruntung memiliki kesempatan langka tersebut.
Hmm. Monaco. Negeri itu memang terkenal sebagai negara kaya, turistik, apa-apa mahal. Tapi saya ingin tetap ke sana suatu hari nanti karena selain benderanya mirip dengan negara kita, negeri ini seperti negeri dongeng saja. Dan lagi, dekat dengan perbatasan negara lain. Wah, ini kesukaan saya. Sekali pergi, dua tiga negara terlampaui. Asyik.
Namanya pungguk merindu bulan, mimpi tetap saja ada di hati. Kalau orangnya belum pernah ke Monaco, kartunya saja deh. Saya kirim sebuah kartu pos kepada pangeran Monaco. Sreeeet, jadi!
Seperti sebuah web site filatelis yang saya baca; harus banyak hal yang diperhatikan dalam mengirim surat kepada orang penting dan terkenal. Tak boleh sembrono. Pertama adalah penggunaan kata-kata yang sopan. Saya tak boleh lupa menyapa Pangeran Monaco ini dengan gelar His Higness Prince Albert II (saya pakai bahasa Inggris karena tidakbisa berbahasa Perancis, sudah lupa meski sudah pernah belajar di SMA). Kedua, harus ada perkenalan dari saya. Asal mana, maksudnya apa (memohon autogram sebagai koleksi pribadi, misalnya). Ketiga, memberikan sebuah amplop balasan berikut perangko secukupnya, setara dengan bea kirim dari Jerman ke Monaco. Itu dimasukkan ke dalam amplop yang saya kirim. Kalau tidak salah waktu itu harganya adalah 1,50€ (belakangan, kurang dan ditambahi sekretariat kerajaan menjadi 1,85 €, baek bangeeeet) dengan ukuran amplop sedang (sebesar kartu pos sedang). Saya waktu itu bingung dengan apa itu international reply coupon(seperti yang tertera dalam web site forum filatelis dunia). Kata bu pos di kota kami, pakai perangko balasan yang seharga, sama saja. OK. Saya, menurut meski agak cemas. Terkirim.
Saya menunggu.
Menunggu.
Dan Menunggu.
Arggghh, dibalas? Tidak. Dibalas, tidak? Dan ternyata? Taraaaa .... Dua minggu berikutnya, tak disangka, hari ini, bu pos datang. Rumah sepi karena anak-anak sekolah, suami pergi. Suara mobil yang dikendarainya membuat saya segera berlari menuju kotak pos. Meninggalkan pel, sapu dan lap yang ada di tangan. Ya, ada surat untuk suami, suami lagi dan ... mungkin saya (karena nama dan alamatnya kurang benar, tapi tetap sampai lho). Saya buka amplop dari Monaco itu. OMG! Dari Pangeran Monaco! Pangeran yang lahir pada tahun 1958, putra Prince Rainier III. Prince Albert II ini menikah dengan Ms. Charlene Wittstock pada tahun 2011 dan istrinya akhirnya mendapat gelar; Her Serene Highness Princess Charlene of Monaco. Foto pangeran ganteng lengkap dengan baju jas yang bikin tambah gagah, elegan dan tipikal raja-raja EU itu ... membuat saya senang. Thanks, God. Thank, Prince Albert. I’ll keep it nice on my box, together with the other autograms from Angela Merkel, Vladimir Klitschko, Vitali Klitschko ....
[caption id="attachment_359381" align="aligncenter" width="359" caption="Autogram dari Prince Albert II"][/caption]
Tuuuh, bagi yang masih suka jadul surat-suratan tidak pakai email, WA atau FB, silakan mencoba. Alamat bisa ditemukan di web site kerajaan. Romantis lho ... ada deg-deg sirrr nya. Selamat mencoba. Saya terusin bersih-bersih rumahnya lagi, ya. Selamat pagi.(G76).