“Ihhh, ini apa siiiih flek putih? Iler apa sperma nih, Paaaak?“ Saya yang bersih-bersih tempat tidur mulai curiga dan sedikit nyap-nyap. Sprei warna biru gelap itu kok ada pulau kecil warnanya putih. Jijiiik. Saya pun menariknya, mengganti dengan warna merah jambu. Hmm ... kembali harum dan bersih. Tempat tidur adalah tempat sederhana dan terindah bagi kami berdua. Harus dibuat bersih dan nyaman. Ah, jadi seperti tidur di awan.
“Kamu jahaaat, Buk. Itu pasti bekas yoghurt yang kamu makan di tempat tidur waktu kita nonton TV lalu tiba-tiba kamu bilang lapar. Lalu aku ambil dari kulkas untukmu ... Lupa ya? Pasti orang Indonesia.“ Suami saya buru-buru mendatangi saya di kamar tidur. Suara saya memang cetar membahana, sampai terdengar di mana ia berada. Hahaha ... benar kata belahan jiwa saya itu. Saya lupa. Saya ingat pada suatu malam, saya memang diambilin suami yoghurt dan melahapnya. Mungkin ada yang menetes.
Memang saya yang salah kalau pernah makan yoghurt di tempat tidur. Tidak boleh diulangi lagi. Selain bisa mengotori tempat tidur, ini contoh yang buruk untuk anak. Makan, ya di ruang makan! Duuuh.
[caption id="attachment_371674" align="aligncenter" width="462" caption="Yoghurt netral dengan lemak 1,5%"][/caption]
[caption id="attachment_371676" align="aligncenter" width="442" caption="Yoghurt dengan rasa dan irisan buah, manis."]
***
Yup. Yoghurt. Ini memang santapan penyela kesukaan saya dan keluarga, setara dengan pudding coklat Jerman atau Mousse Chocholate Perancis. Mak nyoss.
Yogurt mulai dikenal sejak 4,5 abad yang lalu. Bangsa Bulgaria lah yang menemukannya. Jadi tak heran kalau nama bakterinya; Streptococcus Thermophillus + Lactobacillus Bulgaricuss (STLB) ya.
[caption id="attachment_371678" align="aligncenter" width="451" caption="Gambaran bakteri ... hiyyy"]
[caption id="attachment_371679" align="aligncenter" width="431" caption="Boneka virus"]
Ohhhh, sebentar. Mengapa pilih yoghurt? Karena ini saya anggap produk yang menyehatkan. Berasal dari susu plus bakteri asam laktat. Kebetulan di rumah, kami pasang bentuk bakteri di kulkas dan virus di ruang tamu, biar anak-anak semakin menjaga kesehatan. Warning untuk membayangkan yang rada scarry, ya. Kami mendapatkan bentuk tiruan bakteri dan virus di sebuah pameran kesehatan di Jerman. Oh no, gak asyik rasanya kalau mereka hidup di dalam tubuh manusia. Sehingga dengan mengkonsumsi yoghurt, kami akan mendapat sejuta manfaat.
Manfaat? Disebutkanberagam media dan penelitian tentang banyaknya manfaat yang didapat jika rajin mengkonsumsi yoghurt;
* Melancarkan BAB
* Menetralisir antibiotik
* Membantu menurunkan berat badan
* Membantu penderita Lactoce intolerance
* Mencegah tekanan darah tinggi
* Mencegah jantung koroner
* Menurunkan Kolesterol
* Mencegah keputihan pada wanita
* Menghilangkan nafas tak sedap
* Pencernaan lebih sehat, mencegah kanker usus
Wow, selain mencegah kanker, yoghurt dikatakan juga bisa digunakan untuk melawan kanker lho. Universitas Cork, Irlandia, lewat sebuah penelitiannya di Cork Cancer Research Centre (CCRC), melakukan studi dengan tujuan utama meneliti pengobatan kanker dengan fokus terapi pada tumor tanpa merusak sel sehat.
Pimpinan studi, Dr. Mark Tangney mengatakan, "Ketika kanker pasien telah menyebar, maka idealnya, pengobatan harus diberikan ke seluruh tubuh pasien (misalnya pemberian intravena) untuk memungkinkan pengobatan apapun terhadap tumor ini, termasuk tumor sekunder pada tahap awal pengembangan. Namun, obat kemoterapi saat ini diberikan dengan cara ini beracun bagi banyak jenis sel yang sehat, sering mengakibatkan efek samping yang parah bagi pasien. Inilah sebabnya mengapa kami sangat gembira tentang penelitian ini."
Penelitian yang sama di Cancer Treatment Centers of Amerika sendiri juga menyebut yoghurt sebagai salah satu super food yang penuh nutrisi (asal yang tidak kebanyakan gulanya). Produk ini disebutkan mampu memperlambat pertumbuhan kanker dan mematikan sel tumor ganas.
Tak ketinggalan Italia, yang mengadakan penelitian pada tahun 2011 dan melibatkan 45.241 orang responden. Hasilnya menyebutkan bahwa mereka yang lebih banyak mengkonsumsi yoghurt akan memiliki resiko kanker lebih rendah bahkan bisa terhindar dari penyakit kanker.
***
Di Jerman sendiri, yoghurt bukan makanan asing untuk anak-anak sampai lansia. Harganya murah, lhooo ... yang segelas plastik hanya sekian sen-1€ an dan yang ember 1,50-3€ an tergantung mereknya apa. Kalau belanja seminggu sekali, saya tak boleh lupa memasukkannya di dalam keranjang belanja.
Yoghurt memang ada yang kemasan tetrapak, botol plastik atau ember. Saya suka yang ember biar isinya banyak dan bisa menularkan kepada anak-anak kebiasaan ini. Berbagi. Dan saya berhasil! Mereka ketularan gemar makan yoghurt. Untuk yoghurt yang mild normal tanpa buah hanya suami saya yang senang konsumsi, diet yang bagus. Kalau yang ada campuran buah seperti marakuya, persik, nanas, stroberi, apel dan lainnya ... cepat amblas. Paling tidak 1-2 ember habis untuk kami berempat dalam seminggu.
[caption id="attachment_371680" align="aligncenter" width="450" caption="Ember bekas yoghurt untuk souvenir ultah anak"]
Ow. Bahkan ada manfaat lagi dari konsumsi yoghurt nih; embernya bisa dibuat prakarya dan souvenir kalau ada anak ulang tahun (ketimbang beli plastik untuk dibawa pulang). Aih ... anak-anak suka. Ember yoghurt bisa dimanfaatkan pula untuk bermain pasir di kebun atau pantai/danau bahkan saat berenang di kolam renang atau di pantai/danau. Seru kan dan tak takut ilang.
Bagi yang aktif di luar rumah, bisa ambil yoghurt yang kemasan praktis. Jangan ember seperti saya, nanti malah mandi yoghurt. Hahaha.
Bagaimana? Masih ragu konsumsi yoghurt? Now or never. Selamat makan dan jaga kesehatan. (G76)
Sumber:
3. Cegah kanker dengan yoghurt
4. Yoghurt, salah satu super food
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H