Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Memotivasi Orang Lain Itu Gampang Susah

18 Desember 2014   22:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:01 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi saya sudah mengajar di tempat kursus. Sedang asyik belajar, eee ... HP berbunyi. Ternyata saya lupa mematikan suara HP tadi.

“Hallo Gana, saya mau berhenti kursus ...“

“Hallo Monika.“ Saya tak begitu jelas mengerti apa yang dia katakan. Dia bicara dialek Schwäbisch bukan bahasa Jerman. Bagaimanapun, saya mengenal suaranya. Salah satu dari murid di LPK VHS, kursus bahasa Inggris di kota lain.

“Saya sudah tua, gak bisa belajar bahasa Inggris. Dulu saya di sekolah gak belajar, malas, sekarang sudah tua, lupa semua. Saya malu sama teman-teman di kelas. Mereka dari tidak bisa jadi bisa. Saya dari tidak bisa tambah semakin tidak bisa ....“ Cerocos nenek berambut cepak itu susah rasanya untuk dipotong. Tepok jidat. Sudah pakai dialek, ngomongnya cepet banget gak ada titik komaaaaa.

“Maaf, nanti saya telepon lagi ya ...“ Saya harus meneruskan pelajaran di kelas yang hanya seminggu sekali digelar.

***

[caption id="attachment_383667" align="aligncenter" width="320" caption="Semangaaaaat!"][/caption]

Usai mengajar, saya jemput anak-anak dan kembali ke rumah. Selesai masak kilat, kami makan. Setengah jam kemudian, bantu anak bikin PR. Yaaaa ... baru ingat, tadi kan janji mau telpon baliiiiiik! Ya, ampuuuun, makin tua sering lupaaa ...

Saya pencet nomor di batang telepon. Ohhh ... tidak bisa. Nomornya salah!? Saya ambil HP. Pencet redial. Ohhh tidak diangkat. Saya coba lagi ...

“ ... im Apparat.“ Horeee ada suara di sana, menyebut nama keluarganya.

“Hi, Moni. Maaf saya tadi sedang mengajar. Sekarang saya longgar. Sudah di rumah dan urusan sama anak-anak sudah kelar. Ada apa?“ Saya tanya lagi duduk perkaranya. Iapun mengulangi lagi. “Menurut saya, belajar bahasa itu sebuah kebiasaan. Ia bisa didalami kalau mau tekun dan praktek setiap hari. Dan lagi, kursus kita ini kan seperti keluarga. Tujuan utamanya tak sekedar bisa berbahasa Inggris tapi juga kebersamaan. Untuk umuran kamu, butuh banyak hal untuk dikerjakan biar hidup lebih hidup. Kami pun akan kehilangan kamu kalau tak masuk lagi.“ Saya coba kasih semangat agar dia mengurungkan niat memutus hubungan dengan saya, keluar dari kursusan.

“Iya, sih, teman-teman juga bilang. Belum pernah kursus seenak di kelas kita ini. Seperti keluarga, santai dan menyenangkan suasana belajarnya. Saling cerita masalah keluarga, bawa masakan dari rumah ke kelas. Tapi ya, itu saya malu, saya paling bodoh sekelas. Di rumah bisa, di depan kelas kalau praktek lupa semua.“ Nenek yang suaminya sudah meninggal itu merasa rendah diri. Saya kuatkan dia bahwa dia butuh lebih dari sekedar belajar bahasa tapi sosialisasi. Tahu sendiri kan di Jerman .... Saya contohkan pengalaman pribadi belajar bahasa Jerman. Menurut saya, bahasa Inggris lebih mudah dari bahasa Jerman. Meski bahasa Jerman saya bagus enggak, jelek enggak alias lumayan, toh saya tetap semangat belajar. Model little-little I can, gitu.

Sedangkan berkumpul dengan teman-teman baik, perlu dipupuk. Ini akan memberi warna di dalam hati dan pikiran. Kalau tidak, bisa mati sebelum meninggal. Jiwanya keropos karena hidup sendiri, betul-betul sendirian. Ngeri.

Akhirnya, ia pun setuju. Dan janji tahun depan, Januari, tetap masuk.

Saya lega. Dan saya harap percakapan tadi benar-benar terbukti berhasil. Wah, memotivasi orang lain itu memang gampang-gampang susah. Mudah mengucapkan kepada orang lain tapi prakteknya sulit karena kembali pada yang bersangkutan, take it or leave it. Bagi saya, lebih mudah dan asyik memotivasi diri sendiri. Ayo, bisaaa! Selamat pagi.(G76).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun