Beberapa hari sebelum natal, saya diajak suami melihat pameran goa natal, Weihnachtskrippe. Tampilan goa natal ini biasa dipasang beberapa orang Jerman yang saya kenal, di ruang tamu, di bawah pohon natal atau di meja. Sedangkan di pameran ini ada di setiap sudutnya. Di Indonesia, saya belum pernah melihat pameran serupa. Kalau melihat goa natal mini pernah waktu bermain di rumah teman yang nasrani.
[caption id="attachment_387313" align="aligncenter" width="384" caption="Krippe"][/caption]
[caption id="attachment_387315" align="aligncenter" width="384" caption="Bayi Yesus dalam berbagai ukuran dan bahan"]
[caption id="attachment_387316" align="aligncenter" width="384" caption="Fragmen kelahiran Yesus ala Meksiko"]
[caption id="attachment_387317" align="aligncenter" width="384" caption="Fragmen kelahiran Yesus ala Afrika"]
[caption id="attachment_387320" align="aligncenter" width="384" caption="Kelahiran Yesus dalam bentuk super mini (1 cm)"]
[caption id="attachment_387324" align="aligncenter" width="384" caption="Kisah mengungsi ke Mesir"]
[caption id="attachment_387326" align="aligncenter" width="384" caption="Yesus saat berumur 12 tahun"]
[caption id="attachment_387328" align="aligncenter" width="320" caption="Yesus dan Maria"]
[caption id="attachment_387329" align="aligncenter" width="384" caption="Jamuan makan "]
[caption id="attachment_387330" align="aligncenter" width="384" caption="Sumur Yakub"]
[caption id="attachment_387331" align="aligncenter" width="384" caption="Dari kayu"]
[caption id="attachment_387332" align="aligncenter" width="384" caption="Roti natal dengan cetakan figur kisah natal"]
[caption id="attachment_387333" align="aligncenter" width="384" caption="Salah satu penyumbang, almarhum Karl Efinger"]
[caption id="attachment_387336" align="aligncenter" width="384" caption="Gambaran komplit"]
[caption id="attachment_387337" align="aligncenter" width="384" caption="Dari bahan tenun"]
Ya. Weihnachtskrippe ini biasanya mengambil cerita kelahiran Yesus, cerita natal atau kisah perjalanan Yesus.
Weihnachtskrippe. Dari kata tersebut, saya tahu kalau Weihnacht dari kata Weihnachten, artinya natal. Dan Krippe? Kok mirip Grippe alias flu. Saya tanya suami mengapa disebut Krippe ....
“Karena dalam bahasa Jerman, Krippe artinya tempat untuk memberi makan hewan. Yesus dilahirkan di tempat yang hampir mirip.“ Ah, saya ingat, Krippe ini bentuknya seperti keranjang yang biasa diisi rumput kering atau makanan hewan lain agar mereka tidak kelaparan. Saya biasa temukan di hutan kalau jalan-jalan atau mengambil kayu, disediakan oleh para Jäger, pemburu atau penjaga hutan juga.
Kami sudah sampai dan memarkir mobil dan berjalan menapaki aspal yang sudah berwarna putih, dari salju. Pameran diadakan di dekat gereja Dreifältigkeitsberg di Spaichingen. Tak ada tiket masuk, hanya ada seorang penjaga yang menyapa kami berempat dan mempersilakan menuju ruang atas, melihat Weihnachtskrippe.
Mata saya memandangi detil dari orang-orangan tiga dimensi itu dan keterangan di dalam kaca. Jeprat-jepret.
“Aku tahu kamu senang ....“
“Iya, seru. Belum pernah lihat goa natal dan fragmen sebanyak ini, Pak. Dari seluruh dunia. Unik.“ Tangan saya menuding fragmen dari kaca ke kaca.
Anak-anak sudah selesai mengitari ruangan, saya masih pelan tapi pasti mengamati setiap stan. Fragmen yang ditampilkan dari yang sekecil kuku sampai sebesar orang normal.
Puas melihat dan memotret, kami pulang. Jalanan agak licin dari salju. Mana dingin lantaran tempat sangatlah tinggi. Anginnya kencang pula. Brrrrrr ... minus 10.
***
Dari pameran ini, saya jadi yakin bahwa para pemeluk agama nasrani akan selalu teringat sejarah Yesus dan kitab yang mereka percaya. Karena biasanya, fragmen dibuat berdasarkan cerita dalam kitab suci mereka. Satu lagi, meyakinkan diri bahwa; Tuhan memang Esa.
Selain itu, keinginan warga Jerman untuk membuat Krippe sendiri juga mengasah bakat ketrampilan tangan dan ide kreatif dari anak-anak sampai lansia. Tidak melulu beli jadi. Ada nilai budaya juga di sana karena ini dilakukan secara turun temurun dari masa ke masa. Jika seorang bapak waktu kecilnya pernah membuat bersama bapaknya, ketika memiliki anak, ia akan mengajak anak-anaknya untuk membangunnya sendiri. Dan seterusnya. Tak sekedar soal ajaran agama, bukan? Ada nilai harmoni dan kebersamaan juga di sana. Indah.
Tekat masyarakat untuk melihat pameran goa natal ini juga sebagai sebuah budaya, tidak boleh malas. Mentang-mentang temperatur rendah boleh malasan terus di rumah saja? Tidak! Keluar rumah, bertemu dengan manusia lain, melihat sesuatu yang baru ataumenarik agar hidup menjadi lebih segar alias tidak monoton!
Selamat malam. (G76)