Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Voucher Tempat Wisata Terpadu

5 Januari 2015   00:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:49 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pak, ayo kita ajak anak-anak ke Sensapolis. Kasihan, liburan jangan di rumah atau tempat saudara saja.“ Sensapolis. Itu adalah tempat main anak-anak kreatif yang ada di Sindelfingen, Stuttgart. Harga tiketnya untuk 2 anak dan 2 dewasa, 60€. Kalau tambah satu anak 14€. Duhhh ... larang.

"Mana vouchernya?“ Suami saya mengernyitkan dahi melihat daftar harga di internet.

"Yaaaahhh ... lupa belum dicap pemda, Pak ... kemaren-kemaren libur natal dan tahun baru terus ... nunggu buka.“ Setiap tahun, kartu ini harus dicap kembali oleh pemda sebagai masa berlaku satu tahun. Sayangnya, ini hanya bisa dilakukan tanggal 2 Januari 2015. Menjelang tahun baru, pemda tutup. Alamat tidak bisa menggunakannya. Padahal banyak fasilitas mengunjungi tempat wisata terpadu di daerah tempat tinggal kami, mulai dari yang gratis sampai diskon sekian persen. Lumayan kan? Sayang kalau tidak dimanfaatkan.

[caption id="attachment_388492" align="aligncenter" width="512" caption="Dibaliknya,nama ortu dan anak-anak serta alamat"][/caption]

14203687042125120622
14203687042125120622

Begitulah. Karena memiliki tiga anak, kami mendapat fasilitas dari pemda Jerman "Landes Familienpass.“ Dengan kartu keluarga ini kami mendapat lampiran paket voucher terpadu selama setahun, yang bisa dipotong dan diserahkan saat menggunakannya. Misalnya:

1.Tiket gratis sekeluarga di Museum di Bad Mergentheim.

2.Tiket gratis sekeluarga di pusat budaya dan teknologi di Karlsruhe.

3.Tiket gratis per orang di museum Porsche Stuttgart khusus pada bulan Januari dan November.

4.Tiket gratis sekeluarga museum tekno di Mannheim.

5.Tiket gratis sekeluarga di museum sejarah di Stuttgart.

6.Diskon tiket keluarga di kereta api tua di Horb.

7.Balai seni di Baden-Baden.

8.Museum Badis di Karlsruhe.

9.Diskon 5€/orang di taman bermain anak Tripsdrill di Cleebron pada tanggal tertentu.

10.Diskon 5€/orang di taman anak Sensapolis Sindelfingen pada tanggal tertentu.

11.Tiket gratis sekeluarga di museum alam di Karlsruhe.

12.Tiket gratis sekeluarga di galeri kota di Stuttgart.

13.Tiket gratis sekeluarga di museum pemda Württemberg.

14.Diskon tiket sekeluarga di taman negeri dongeng di Ludwigsburg pada musim tertentu.

15. Diskon 5€/orang di Eropa park pada tanggal tertentu.

16.Diskon tiket keluarga di pusat biosfir di Schwäbische Alb.

17.Tiket gratis sekeluarga di museum Linde di Stuttgart.

18. Tiket gratis sekeluarga di museum Arkeologi di Konstanz.

19. Tiket gratis sekeluarga di museum Mercedez Benz pada bulan Januari-Februari.

20. Tiket gratis sekeluarga di taman bermain di Köngen pada tanggal tertentu.

21.Tiket gratis sekeluarga di puri Heidelberg.

22. Masih banyak lagi lainnya. Misalnya 20% untuk berenang di kolam renang air panas setempat, Tuwass.

Tempat-tempat itu sekiranya mampu menginspirasi anak-anak (dan keluarganya) dalam merangsang otak dan otot, tak melulu jeng-jeng happy-happy. Asyik kan?

***

Dari kartu keluarga Jerman ini, saya pikir sebuah ide yang bagus jika pemda di seluruh Indonesia memberikan voucher serupa untuk keluarga beranak lebih dari tiga. Apalagi di tanah air, kita masih banyak yang memegang pedoman „banyak anak banyak rejeki.“Pastilah banyak keluarga muda yang masih memiliki banyak anak kecil.

Dengan kartu ini, bisa meringankan dana rumah tangga untuk wisata, juga menjalin kebersamaan orang tua bersama anak-anak. Harmonis. Kalau sudah remaja (18 tahun ke atas) pasti beda. Maunya sama pacar atau konsentrasi hobinya saja, keluarga nomor sekian. Tidak semua sihhh ... hehe.

Lewat kartu ini, saya yakin akan meningkatkan jumlah pengunjung tujuan wisata daerah (masing-masing, karena setiap pemda memiliki voucher yang berbeda sesuai dengan tempat wisata yang dimilikinya). Ada dorongan untuk ke sana, lantaran gratis atau diskon. Siapa yang suka menolak gratis dan atau diskon? Pasti cenderung memanfaatkannya bukan?

Bagi pengelola tempat wisata, ini bisa menjadi hawa segar bahwa tempat wisata yang dikelolanya menarik dan dikunjungi para keluarga tersebut. Butuh peningkatan sarana prasarananya dari waktu ke waktu seiring tujuan memuaskan pengunjung.

Oh, ya. Kartu ini sekaligus mendata keluarga mana yang aktif mengecap kartu setiap tahunnya di kantor pemda setempat. Sebuah hubungan masyarakat dan pemerintah yang terjaga dengan baik.

Kementrian Pariwisata Indonesia; semoga suatu harinanti, kartu voucher tempat wisata terpadu ini (versi Indonesia) berlaku di seluruh pelosok tanah air. Membuat keluarga besar Indonesia, ceria .... Selamat siang. Salju sudah leleh hari ini.(G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun