[caption id="attachment_389675" align="aligncenter" width="600" caption="Youtube"][/caption]
Sutradara dan produser: Shawn Levy
Pemain film: Ben Stiller, almarhum Robin Williams, Owen Wilson, Steve Coogan, Dan Stevens, Ben Kingsley....
Rilis:USA, 11 Desember 2014 oleh 20th Century Fox.
Durasi: 98 menit
[caption id="attachment_389625" align="aligncenter" width="324" caption="Garuda, bawah kanan (dok.culturemom.com)"]
Natalan dan tahun baru, semua libur panjang dua minggu. Kami berkumpul di rumah bersama keluarga. Habis makan malam suami saya tanya film apa yang sebaiknya kami tonton. Saya menyebut aktor-aktor bagus dan lucu, seperti Adam Sandler, Robin Williams dan Jackie Chan ....
Suami mengangguk. Ia sudah pencat-pencet Apple TV. Oh! Sudah ada film baru “Night at the Museum: Secret of the Tomb.“ Illegal? Sepertinya iya karena ada orang lewat dalam bayangan hitam di dalam layar atau orang batuk. Kami pun duduk manis menikmatinya. Memang ada Robin Williams di sana! Saya yakin, ini sebuah film yang bagus dari almarhum.
Ya ... Museum, mungkin membaca judulnya entah buku atau film, ada yang malas meneruskan ketertarikan mengetahui isinya. Tidak untuk film ini, lantaran sudah ada pengalaman menonton seri sebelumnya, yang menampilkan hewan-hewan di museum yang tiba-tiba hidup pada malam hari;Night at the Museum tahun 2006 dan Night at the Museum: Battle of the Smithsonian tahun 2009.
Menyusup ke museum Inggris
Adalah seorang penjaga museum sejarah alam, Larry Daley yang diperankan Ben Stiller. Ia menyusup masuk ke museum Inggris, mengajak anaknya. Seorang satpam wanita blonde berbadan subur yang jaga malam, mengijinkannya masuk. Perhatikan perbincangan mereka. Perempuan demen ngobrol. Saya bisa paham mengapa si embak senang bertemu dengan Larry, bisa curhat dan memamerkan senjatanya, sebuah palu! Pistol atau tongkat gebug malingnya mana, ya? Kejadian menakjubkan pada malam hari di tempat ia bekerja terjadi lagi di museum ini. Seperti dulu.
Begitu masuk, patung-patung lilin di dalam kotak-kotak hidup! Robin Williams memerankan diri sebagai presiden AS ke-26, Theodore Rooselvelt, aktor Owen Wilson sebagai koboi dalam bentuk mini (Jedediah), Laa (seorang manusia purba) dan masih banyak lagi tokoh dunia yang bermunculan.
Adegan lucu Laa memakan potongan gabus dari dalam kotak atau saat Larry mengajari Laa untuk menjaga pintu. Haha. Jangan ditiru.
Tablet yang rusak
Ada masalah yang harus Larry pecahkan, sebuah tablet emas rusak, lambat laun berubah menjadi hitam. Kalau ini terus terjadi, semua patung lilin akan mati (ini nanti bisa dilihat ketika tiba-tiba para tokoh lemah lalu kaku menjadi patung lagi).
Rami Malek sebagai Ahkmenrah, seorang firaun yang merupakan putra dari Merenkahre tidak tahu caranya. Untungnya, mereka bertemu dengan ayah dan ibunya (Shepseheret diperankan Anjali Jay). Ayahanda, Ben Kingsley alias Merenkahre, merupakan firaun yang berkuasa dan pembuat tablet. Ayah menyarankan agar Larry dkk segera membawa papan dengan kotak-kotak emas yang bisa dibalik-balik itu agar mendapat sinar bulan demi mengubah warna menjadi emas kembali. Semua pasti selamat!
Sebelumnya, ada adegan menarik, di mana Larry (saat dikenalkan Ahkmenrah kepada ayahnya) dianggap tidak hormat pada Firaun karena tidak mau mencium tongkatnya. Iya, jaman dahulu raja amat disembah dan dicium segala sesuatu yang berkenaan dengannya. Sekarang mungkin lain? Bagaimanapun, saya harap hormat pada orang tua meski tak pakai sembah-sembah, tidak luntur dimakan jaman, di manapun itu.
Yak. Mereka segera pamit dan akan bertindak. Sayangnya, dalam perjalanan, niat jahat Sir Lancelot yang diperankan Dan Stevens, membuat acara berantakan. Papan direbut Sir Lancelot. Larry dkk berusaha mengambilnya kembali. Seru, kejar-kejaran.
Artis itu, monyet bernama Crystal
Oalah ... Ancaman bukan saja berasal dari Sir Lancelot, seekor hewan purba juga menjadi momok. Meski Larry berusaha mengalihkan perhatian, tetap saja, hewan itu memburu mereka. Sampai-sampai kejadian, dua manusia mini terjatuh di sebuah lorong. Untung saja Dexter si monyet lucu yang dipasangi smartphone di punggung belakangnya, mampu masuk dan menjalankan tugas untuk menuju mereka berdua.
Pada akhir cerita, dino menurut seperti anjing pada tuannya. “Duduk!“ Maka duduklah si binatang, mengibaskan ekornya.
Oh. Dexter yang diperankan oleh Crystal, seekor monyet betina yang jadi artis film sejak tahun 1997 (George oft he jungel, belakangan, Crystal main dalam Hangover II dan III). Si monyet Capuchin ini lahir pada tanggal 6 Mei 1994. Dia yang menyelamatkan dua manusia mini tadi dari lahar yang mengalir deras menuju mereka. Ahhh jadi tahu, itu sebabnya, beberapa menit sebelumnya banyak teriakan orang-orang yang berlarian meninggalkan mereka. Ternyata mereka sudah merasa duluan. Solusinya? Si Dex pipis. Air seni itu berhasil memadamkan api dari lahar. Hahaha ... manusia mini basah dan bau juga. Ah, lihat juga saat manusia mini selfie dari smartphone di punggung monyet. Ada-ada saja ulah mereka ....
Garuda muncul di dalam film!
Owww! Hewan momok tidak hanya si binatang purba, dinosaurus, ada hewan naga berkepala sembilan yang membuat mereka pontang-panting. Hingga Larry berhasil menyetrum hewan besi itu dengan sengatan listrik dan mati. Di sana tadi, muncul Garuda, sosok yang sangat dikenal di tanah air dari cerita Ramayana. Bentuknya kecil, tidak sebesar dalam tokoh pewayangan. Warnanya emas, gerakannya lucu, dan tokoh yang baik karena memberitahukan Larry dkk tentang bahayanya si naga berkepala banyak tadi, si Xiang Liu.
Dalam ajaran agama Hindu, Garuda adalah tunggangan dewa Wisnu. Mampu hidup di darat dan udara. Begitulah, tetap ada kemiripan aura positif antara kenyataan dan fantasi dalam film.
Cinta tak memandang ras
Babagan cinta memang tidak pernah bosan untuk dikupas. Pada suatu ketika, Sir Lancelot menemui raja dan ratu yang sedang berkasih-kasihan di sebuah panggung. Kesatria yang bekerja untuk raja Arthur itu salah kira. Rupanya, raja dan ratu yang ada di panggung kota itu bukan raja yang ia maksud. Bahkan Alice Eve yang memerankan ratu di panggung tersebut ikut meyakinkan, tetap saja Sir Lancelot tak percaya. Akhirnya, malah ngajak perang si raja. Tentu saja raja takut karena pedangnya mainan, puthul hanya separoh! Dan tiba-tiba Larry cs berdatangan, Sir Lancelot melarikan diri, penonton teater lari tunggang langgang menyelamatkan diri.
Sementara semua panik, Laa yang juga diperankan Ben Stiller, tertangkap oleh satpam. Satpam yang terkantuk, kaget, melihat ke layar CCTV, ada orang sedang makan gabus. Si Laa itu. Setelah ditangkap, justru Laa jatuh cinta pada satpam yang menceramahinya. Dan justru si satpam jatuh cinta pada manusia purba, sampai Larry menjemputnya kembali.
Oh, ya, lewat film ini, saya pikir, Larry juga sosok ayah yang dekat dengan anak ... Stiller juga berhasil memerankan dua peran ganda sebagai Larry dan Laa. Dua sosok yang bertolak belakang. Silakan pilih tokoh fave Kompasianer, barangkali memilih Owen atau Robin? Akting mereka bagus-bagus.
Naaaa ... Seru kann filmnya? Bocorannya, pasti happy ending. Tablet kembali seperti semula, tapi tetap kalau sudah melewati malam, para patung dan hewan menjadi benda mati. Hanya hidup pada malam hari. Aih, lihatlah saat mereka berpesta pora di malam hari!
***
Nah, Kompasianer bangga sebagai bangsa Indonesia yang punya Garuda dan kangen akan sosok yang legendaris dalam dunia pewayangan Indonesia ini? Jangan kelewatan.
Film ini sangat-sangat menarik untuk ditonton meski edisi sebelumnya dengan hewan-hewan lebih seru (kata suami dan anak-anak). So, segera simak film ini di bioskop kesayangan kompasianer. Ini hari Jumat, weekend segera tiba.
Amati betul gerakan animasi Garuda di sana dan saya katakan dalam hati, “Saya orang Indonesia, Garuda tak hanya ada di film ini saja. Garuda, ada di dada.“ Selamat nonton rame-rame. Selamat pagi.(G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H