Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Keanu Reeves: Pembunuh Juga Manusia

8 Februari 2015   00:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:37 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: John Wick

Genre: action

Pemain: Keanu Reeves (John Wick), Michael Nyqvist (Viggo), Alfie Allen (Iosef), Willem Dafoe (Marcus), Lance Reddick (hotel manager)

Sutradara: Chad Stahelski

Rilis: 24 Oktober 2014 (USA), 29 Januari 2015 (Jerman)

Waktu: 101 menit

[caption id="attachment_395414" align="aligncenter" width="280" caption="Pembunuh juga manusia (dok.IMDb.com)"][/caption]

Bagaimana rasanya kehilangan pasangan yang sangat dicintai? Patah hati pasti, langitpun serasa runtuh di depan mata. Hidup serasa tak ada artinya lagi karena garam di lautan serasa tak asin lagi. Bahkan pelangi yang indah tak akan berwarna lagi. Barangkali begitu perasaan John saat istrinya, Helen meninggal. John Wick terkenal sebagai pembunuh bayaran yang memang berniat untuk pensiun dari pekerjaan berdarah dingin.

Daisy

Sebelum meninggal Helen sudah mempersiapkan hadiah terindah sebagai kenang-kenangan kepada pasangan jiwanya. Seekor anak anjing bernama Daisy. Daisy inilah satu-satunya teman hidup John. Tidur seranjang, sayang-sayangan. Gitu deh ....

Suatu ketika, mereka (John dan Daisy) puter-puter dengan mustangnya (69, man!). Tak menyangka bahwa mobil ini akan menjadi pemicu kegilaan tiga pemuda Rusia yang ditemui di SPBU tadi hingga terbunuhnya Daisy.

Ohhh. Daisy terbunuh saat beberapa pemuda bertopeng dan tidak dikenal menyelinap ke rumah John dan merampok mobilnya. Semua mati, John terluka. Hancur sudah hati John di depan mayat Daisy.

Lucu sekali, saat bang-bang di rumahnya usai, datanglah polisi karena kegaduhan tersebut:

“Apa kamu kerja lagi, John?“

“Tidak, aku sedang mau menyelesaikan sebuah masalah“ John membuka separoh pintu. Tampaknya, polisi itu sudah kenal betul siapa John Wick. It’s not my business ... begitu barangkali pikir petugas itu.

“Oh, baiklah, selamat malam John...“ Polisi yang datang dengan mobil patroli dengan lampu lip-lop biru putih yang masih menyala, hanya melongok rumah John yang penuh mayat dan darah dari jauh. Lalu pergi, tanpa memeriksa ke dalam atau menginterogasi lebih lanjut, seperti yang biasa saya lihat dalam film-film Hollywood terdahulu.

Tak berapa lama, John memanggil jasa “cleaning service“; membersihkan rumah dan mayat, membungkus mayat dan membawanya pergi dengan mobil box.

Kemudian? John hendak membalas dendam kematian Daisy dan mengambil apa yang jadi miliknya. John cari tahu. Seorang teman baik didatanginya, ia tadinya disuruh memodifikasi mobil John untuk Iosef, curhat! John Wick jadi tahu bahwa yang maling tadi adalah anak Viggo, Iosef. Lucunya, John dahulu pernah bekerja sebagai pembunuh bayaran untuk Viggo! Malang sekali Iosef, kematian sudah direncana John Wick dalam agenda. John membuka lantai yang sudah dibeton, berisi senapan dan peluru! Acara pensiun jadi pembunuh gatot, gagal total!

Tak ada harimau yang makan anaknya

Namanya orang tua, di mana-mana sama. Meski anak nakalnya seperti apa tetap saja disayang, mau dilindungi atau dibantu semaksimal mungkin. John menelpon Viggo memberitahukan kisah sedih yang ditimpanya; istri mati, mobil hilang dan anjing mati! Siapa yang mencuri mobil dan membunuh anjing? Iosef, anak Viggo!

Oalah, Naaaang. Begitu Iosef datang menemui papanya, tertamparlah mukanya. Tidak hanya sekali, sampai jatuh dan berdarah. Aduhhh .... Begitu barangkali komunikasi antara bapak dan anak ala Rusia. Sekarang anak jadi tahu bahwa apa yang dilakukannya salah dan akan berakibat fatal lantaran yang dimaling adalah mobil milik pembunuh terkenal the Boogeyman! Apakah Iosef kapok atau merasa bersalah? Tidak! Dasar bocah ndableg. Bahkan ia meremehkan kekhawatiran ayahnya, toh hanya anjing yang mati dan mobil tua saja kok repot mau balas dendam. Iosef berjanji akan membereskannya. Ia tidak sadar John Wick pembunuh bayaran berbahaya itu bisa saja mencabut nyawanya. Uang bapaknya tak akan bisa membelinya lagi.

Juntrungannya, Viggo tetap takut dan cari akal demi melindungi Iosef dengan menghubungi pembunuh bayaran, Marcus. Marcus adalah mentor John Wick. Harga nyawa Wick? Saaaaangat tinggi.

Pembunuh bayaran juga manusia, punya rasa punya hati

Untung saja. Marcus, sang pembunuh bayaran, juga punya hati. Akhirnya justru ialah yang menyelamatkan John ketika hendak dibunuh.  Sayangnya, Marcus mati di tangan Viggo. Dor-dor-dor! Marcus dianggap pengkhianat dan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. John Wick masih hidup dan nguber-uber Iosef.

Sifat pembunuh yang tegaan dan biasa melihat darah, ternyata sempat goyah dalam diri John pula. Lihatlah bagaimana ia membiarkan Viggo hidup ... hingga akhirnya justru mencelakai John. Akhirnya, Viggo toh mati di tangan Viggo.Mendatangi sebuah klinik dokter hewan untuk mengobati lukanya dan mengambil seekor anjing untuk dibawa pulang. Happy ending.

***

Film ini termasuk keras karena banyak bang-bangnya, darah, kekerasan, kelicikan dan sejenisnya. Standar gangster lah. Kalau memang tidak menyukai film action seperti ini nggak usah nonton. Saya nonton demi menemani suami saja. Made him happy. Kedua, karena aktornya, Keeanu Reeves. Cihuy. Siapa yang tidak ingat Keeanu Reeves? Ya, aktor ini memang piawai memainkan perannya. Jadi ketika ia jadi pembunuh bayaranpun, sepak terjangnya masih terlihat elegan. Nggantengnya nggak ilang meski tindakannya brutal, membunuh.

Penonton diajak deg-degan saat ia hampir mati di sebuah diskotik karena mengejar Iosef yang dijaga ketat di sana-sini. Badan John pun tertembus peluru! Auwaaaa!

Atau ajakan berempat lain ketika peluru di dalam tubuh John diambil dokter. Hiyyy ... serem.

Latar belakang kekerasan dalam film ini adalah kematian anjing bukan semata-mata mobil mustang atau harta. Beberapa penonton bisa jadi tak paham dengan alasan John menghabisi Iosef dan lainnya hanya karena Daisy. Bagi kebanyakan orang Eropa atau orang Jerman misalnya, anjing adalah sahabat setia. Mereka pasti paham ini. Kehilangan anjing, punya arti penting dalam hidup layaknya kehilangan anak atau anggota keluarga sendiri. Apalagi seperti ujaran John bahwa Daisy ini bukan anjing sembarangan. Ia ini nyawa kembalian dari Helen, istrinya. Kenangan terakhir dan terindah.

Selamat siang. Enjoy weekend with family, folk!(G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun