Minggu yang sibuk. Super sibuk! Betul, minggu ini masyarakat Jerman negara bagian tempat kami tinggal saaaaangat sibuk. Untuk sementara aktivitas manusia agak lambat, konsentrasi dialihkan pada empat hari penting Jerman minggu ini. Tepatnya di pertengahan Februari (15,16,17 dan 18):
1.Faschingsonntag
Fasching= Karnaval, Sonntag=hari minggu. Ya, betul, ini adalah karnaval hari Minggu. Sebelumnya, sejak tanggal 11 bulan 11 pukul 11.11, acara karnaval di Jerman (negara bagian yang ikut serta) resmi dibuka.
Kalau biasanya karnaval diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu sejak hari itu, hari ini adalah hari Minggu terakhir karnaval pada hari Minggu.
Seru sekali memandangi baju yang dipakai, topeng yang dipasang. Ada yang gedenya segaban. Suka gemes juga kalau ada yang menggoda. Mereka ini kadang sok jahil; masukin jerami di dalam jaket hingga bikin gatal, menaburi rambut kita dengan Konfetti atau potongan kertas sak upil dan mencoreti muka penonton dengan pulas warna khusus; hitam, merah, hijau. Kadang serem juga kalau ada peserta karnaval yang menculik penonton, mengambil barang miliknya dan aaaaargghhhh banyak deh. Nakal banget kannn? Jadi siap-siap saja jadi korban. Korbannya tak pandang bulu jenis kelamin, usia atau asal negara ....
[caption id="attachment_398093" align="aligncenter" width="512" caption="Usil 1; peserta ngajak gulung-gulung di aspal"][/caption]
[caption id="attachment_398095" align="aligncenter" width="512" caption="Usil 2;dimasukin cawan terus diputer-puter"]
[caption id="attachment_398096" align="aligncenter" width="512" caption="Usil 3; diangkut di atas tangga"]
[caption id="attachment_398098" align="aligncenter" width="320" caption="Usil 4; diajak wrestling"]
Rose artinya bunga mawar. Montag adalah hari Senin. Rosenmontag adalah hari Senin sebelum Ascher Mittwoch, hari Rabu abu. Hari ini kalau dihitung, 48 hari sebelum Ostersonntag atau satu hari sebelum Faschingsonntag (karnaval hari Minggu) dan Faschingdienstag (karnaval terakhir hari Selasa).
Beberapa kantor tutup demi memberikan kesempatan pegawainya untuk menikmati puncak karnaval Fastnacht. Asyik kannnn? Apalagi kalau liburnya sudah sejak Schmotzige Donnerstag. Panjaaaangg.
Oh, ya. Pada tahun 1823 muncul Fastnachtsumzug yang pertama di Köln. Tujuh tahun kemudian tetap dirayakan dan dinamakan Rosenmontagszug. Bahkan beberapa daerah masih menyelenggarakan Umzug atau pawai pada hari ini.
Di daerah kami, diadakan Kinderfastnet alias karnaval untuk anak-anak di dalam ruangan balaikota. Selain hidangan pop corn gratis, anak-anak diajak untuk bermain bersama para badut, lomba-lomba, menikmati atraksi tarian para gadisdan pulangnya dapat souvenir lunch box. Seruu ....
3.Fasnacht Dienstag
Fastnacht=karnaval pada bulan Februari, Dienstag=Selasa. Ini adalah hari terakhir masyarakat Jerman (di beberapa negara bagian) untuk berkarnaval. Kesempatan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Lantas? Siapkan kostum kesukaan, bawa kantong untuk tempat mengumpulkan penganan atau gula-gula selama menonton karnaval. Fasching di Jerman memang heboh. Anak-anak paling suka teriak “Narri-Narro“ kemudian berebutan permen yang ditebar peserta karnaval. Beberapa ada yang dipindahtangankan, bukan asal lempar. Horeee ... kalau tadi harus membayar tiket satu orang dewasa barang 3€ dan anak-anak gratis, ini ditukar banyak permen. Pembelian tiket karnaval di jalan ini diberi tanda seperti pin/bros atau souvenir lain.
Nah, setelah karnaval pada hari Selasa ini usai, beberapa menit kemudian di daerah tempat kami diadakan acara Baum umfällen. Memotong pohon yang dipasang beberapa hari lalu pada Schmotzige Donnerstag, untuk nanti dibakar pada acara Funkelnfeuer, pembakaran nenek sihir di atas tumpukan kayu.
[caption id="attachment_398103" align="aligncenter" width="320" caption="Permen dipindahtangankan bukan dibuang-buang ..."]
[caption id="attachment_398104" align="aligncenter" width="320" caption="Gadis-gadis cantik"]
[caption id="attachment_398105" align="aligncenter" width="320" caption="Tempat tidur nenek sihir, hex-hex!"]
[caption id="attachment_398107" align="aligncenter" width="320" caption="Anake sopo iki, nakalllll"]
[caption id="attachment_398109" align="aligncenter" width="320" caption="Di ujung jalan nenek sihir ..."]
[caption id="attachment_398111" align="aligncenter" width="320" caption="Mengolok-olok rumah tetangga yang berwarna genjreng"]
[caption id="attachment_398112" align="aligncenter" width="320" caption="Ih, medeni, sereeeemmm"]
[caption id="attachment_398113" align="aligncenter" width="320" caption="Bikin baju dari Lotto, kertas judi"]
[caption id="attachment_398114" align="aligncenter" width="320" caption="Bikin baju karnaval dari CD bekas"]
[caption id="attachment_398116" align="aligncenter" width="320" caption="Mak Lampir"]
[caption id="attachment_398118" align="aligncenter" width="320" caption="Bikin baju dari spanduk diskon"]
[caption id="attachment_398119" align="aligncenter" width="320" caption="Hey, you ... yes you!"]
[caption id="attachment_398121" align="aligncenter" width="320" caption="Hiy ... lariiii!"]
[caption id="attachment_398120" align="aligncenter" width="320" caption="Busari Jiwakuti!"]
Asche=abu, Mittwoch=hari Rabu. Hari abu ini sebagai pertanda usainya karnaval Jerman, Fastnacht/Fasching/Fasnet. Semua merapikan kembali kostum dan pernak-perniknya. Dicuci lalu masuk lemari!
Ada yang istimewa di hari ini, kebanyakan orang memiliki tradisi hanya makan Fisch (ikan) dan Schnecke (bekicot). Selain itu beberapa restoran tidak menyajikan daging! Jangan marah yaaaa ....
Buntutnya? Dua ekor ikan saya lahap, kenyangnya sampai seharian!
Itu tadi tradisi Jerman, masyarakat modern dan maju yang masih lestari sampai hari ini. Sekarang situasi kembali normal. Anak-anak ke sekolah setelah libur sejak minggu lalu pas Schmotzige Donnerstag, kamis “kotor.“ Hari ini, juga Kamis, 19 Februari 2015, semua tenang, sepi, rumah-rumah dengan hiasan karnaval diganti dengan hiasan paskah dan jalanan mulai dibersihkan dari sampah karnaval, umbul-umbul dan sejenisnya. Yup. Giliran berpuasa selama 40 hari hingga paskah nanti. Dikuat-kuatin. Catatan: mayoritas masyarakat Jerman beragama Katholik Roma. Selamat berpuasa bagi yang menjalankan, yang tidak ... jangan ngganggu.
***
Satu yang saya petik dari hari-hari penting Jerman tersebut di atas. Acara ini diadakan pas musim dingin, musim yang sangat tidak nyaman untuk berada di luar, temperatur udara amat rendah bahkan masih banyak salju berserakan di tempat kami sampai hari ini. Namun melihat semangat anak kecil sampai lansia Jerman merayakannya ... luar biasa! Saya jadi semakin yakin, bahwa sebuah budaya itu tak hanya jadi beban bagi suatu negara aka pemerintah saja tetapi juga bangsa atau orang-orang yang tinggal di dalamnya.Tanpa ini tak mungkin sebuah tradisi akan lestari.
Tak heran kalau ratusan tahun lamanya, empat budaya Jerman ini masih hidup dan memberi kehidupan di alam Jerman karena semua bahu-membahu. Bayangkan persiapan yang harus mereka siapkan untuk berpartisipasi bahkan dari kantong sendiri? Rasakan kakunya tangan dan kaki selama mengikuti acara karnaval ini. Saya saja kalau pulang, jadi seperti robot; tangan dan kaki dingin seperti es! Padahal semua dibalut tebal dan rapi. Masih juga freezing! Mereka (yang karnaval dan yang nonton), kok tidak kapok ya? Saya yakin, ini abot-abotnya, demi lestarinya tradisi budaya Jerman. Ingat, busari Jiwakuti; budaya satu bangsa akan lestari jika warga ikut nguri-uri. Salam budaya.(G76)
Ps: Untuk karya kawan-kawan Kampret (Kompasianer hobi jepret) lainnya, silakan menyimak di akun Kampret, di sini. Bagi yang belum, hayooo ramaikan ... ojo lali! Nyok-nyok-nyooook....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H