Mohon tunggu...
Gagan
Gagan Mohon Tunggu... -

Orang gila yang tak lupa kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Andai Kemewahan Pemimpin Indonesia seperti Raja Arab

28 Februari 2017   20:39 Diperbarui: 1 Maret 2017   06:00 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber gambar : https://arrahmahnews.files.wordpress.com/2017/02/34c1e0b8-696b-47ad-ba91-aadfbaac3cf.jpg?w=350&h=200&crop=1"][/caption]

Mungkin sebelumnya tak banyak orang tahu tentang gaya hidup Raja Salman, pemimpin Arab Saudi. Setelah beliau akan berkunjung ke Indonesia barulah jadi tahu.

Raja Salman datang ke Indonesia dengan dua agenda. Pertama kunjungan kenegaraan bertemu Presiden Jokowi untuk membicarakan kerjasama kedua negara. Kedua, liburan ke Bali bersama rombongan yang jumlahnya mencapai 1500 orang beserta segala peralatan dan sistem pendukung kenyamanan dan keamanan sang raja.

Melihat cara dan gaya rombongan besar raja Arab itu bepergian sungguh wah. Biaya yang diperlukan tentu sangat besar. Tentu akan ada alasan bahwa negara Arab merupakan negara Kaya, jadi wajar saja. Kalau hal serupa dilakukan negara berkembang atau miskin barulah dianggap tidak wajar.

Rakyat yang sejahtera sekalipun tak rela pemimpinnya ber"wah" ria seperti itu. Datang dengan 'rombongan gemuk', dianggap pemborosan.

Negara maju seperti Amerika, dan negara-negara eropa yang pemimpinnya berkunjung ke Indonesia tidak seperti raja Arab. Ada kultur dan aturan standar tertentu negara tersebut-walaupun negara kaya raya-untuk tidak ber"wah" seperti kunjungan Raja Arab beserta rombongannya.

Andai pendapatan perkapita negara Indonesia sudah sama dengan Arab, kemudian pempimpin negara Indonesia melakukan kunjungan keluar negeri dengan cara raja Arab, apa yang terjadi? Bakal ada gelombang protes!

Partai politik akan protes, ormas akan demonstrasi, media sosial akan penuh hujatan, rakyat akan mencibir presiden. Sulit membayangkan bagaimana panasnya situasi politik di tanah air. Ujung-ujungnya, ada mosi tidak percaya sehingga presiden bisa saja dijatuhkan. Sebaliknya, hampir tidak ada berita rakyat Arab protes terhadap gaya hidup rajanya.

Sungguh tidak enak jadi presiden Indonesia. Sebaliknya sungguh enak jadi raja Arab. Oleh karena mau enak jadi pemimpin yang enak, saya akan mendaftarkan diri ikut pemilihan raja Arab saja. Kemewahan bakal didapat, dukung dan diakan saya, ya. Saya janji akan berkunjung ke Indonesia bawa uang kalau jadi raja Arab. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun