Mohon tunggu...
Ngestu
Ngestu Mohon Tunggu... Lainnya - menulislah mumpung gratis

sometimes we let things go

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amerika Serikat Dibelakang Brexit?

28 Juni 2016   12:21 Diperbarui: 28 Juni 2016   13:44 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brexit” alias Britain Exit, agak mengherankan bila rakyat Inggris akhirnya menyatakan keluar dari Uni Eropa. Dengan hasil referendum 51,9 % pada 23 Juni 2016 menyatakan “leave” mengapa? Hal ini mengingat Negara Inggris sudah menjadi anggota Uni Eropa sejak tahun 1973.

Sejarah Pecahnya Negara Kesatuan

Kalau mengingat sejarah yang melatar-belakangi pecahnya USSR alias Union of Soviet Sosialist’s Republik, oleh Mikhail Gorbachev sebagai Sekjen Uni Soviet pada tahun 1985 dan kemudian menjabat Presiden. Peristiwa dimana Soviet membuka momentum baru untuk membangun politik dan ekonomi secara liberal terutama hubungan dengan Barat. Hancurnya secara perlahan keboborokan paham komunis merupakan efek penerapan Glasnotyangmemberikan kebebasan kepada rakyat untuk berbicara. Pers menjadi jauh lebih merdeka. Dan pembebasan perbudakan (gulag). 

Pelemahan pengawasan terhadap pers waktu itu berhasil membuka isu kehancuran ekonomi, lingkungan, sosial, kejahatan dan korupsi yang selama ini tidak pernah diungkap karena pembatasan pers yang ketat. Selain itu Perestroika yang ditawarkan berhasil membuka perdabatan tentang konsep restrukturisasi dibidang ekonomi di masing-masing negara anggotanya.

Sejarah mulai pecahnya Uni Eropa diawali beberapa tahun lalu dengan akan keluarnya Yunani yang dikenal istilah Greexit. Sebelumnya negara Greenland dan Aljazair yang bekas koloni Perancis yang menyatakan keluar dari Uni Eropa setelah menyatakan merdeka dan lepas dari koloni, walaupun sampai sekarang masih dalam wilayah abu-abu.

Persaingan Kekuatan Ekonomi AS dan Uni Eropa

Sudah kita ketahui, Negeri Paman Sam merupakan negara paling berkuasa dimana kekuatan ekonominya hampir menguasai seluruh bagaian dunia ini. Sejak pecahnya Uni Soviet seakan menjadi tertuduh ada Amerika Serikat dibelakangnya. Sedangkan Uni Eropa adalah salah satu pesaing utama AS, jadi tidak menutup kemungkinan kasus Yunani dan sekarang Inggris juga akibat ulah mereka. Terlihat ada kepentingan yang sangat besar dimana tahun lalu pasar keuangan Eropa diwakili “Euro” digoyang hingga jatuh pada titik terendah dan berlanjut pada pasar keuangan China yang turut kena imbasnya. 

Giliran tahun ini pasar keuangan Eropa juga digoyang kembali dengan adanya referendum Brexit. Dengan demikian persaingan kekuatan ekonomi antara AS dengan Uni Eropa mendekati kenyataan karena dengan mundurnya Inggris dari keanggotaan telah menyebabkan jatuhnya nilai “Poundsterling” dititik terendah semenjak 1985. Kekuatan Eropa seakan digerogoti dengan ditinggal anggotanya satu persatu dengan tujuan tak lain melemahkan kekuatan ekonomi.

Brexit Terpengaruh Liberalisasi AS

Sebenarnya Inggris banyak diuntungkan dengan mengikuti keanggotaan Uni Eropa salah satunya di bidang ekonomi dengan adanya pasar tunggal dan kerjasama politik untuk menjamin warga negaranya menjadi aman.  Isu yang beredar yaitu keanggotan mereka menjadi penghalang untuk melalukan perubahan regulasi internal. Isu tentang kebijakan ekonomi Uni Eropa telah memicu penderitaan bagi rakyat miskin, dan menciptakan pengangguran massal di Eropa. 

Isu kebijakan imigrasi dan penanganan perbatasan telah mendorong perdagangan orang dan membawa kamp-kamp pengungsi terutama didaerah perbatasan. Sebenarnya isu yang paling utama adalah kebebasan dan demokrasi yaitu diangkatnya kembali isu tentang arti kemerdekaan dan pemerintahan yang independen dengan merindukan membuat undang –undang dan regulasi sendiri, dan ikut serta di kancah lembaga-lembaga internasional antara lain seperti WTO.

Dapat diambil kesimpulan bahwa latar belakang utama Brexit adalah kebebasan dan demokrasi yang kurang lebihnya adalah liberalisasi. Agenda utama liberalisasi ada aktor utama yaitu AS sebagai Agen Liberalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun