Kisah seteru Walkota Jakarta Utara dengan Gubernur Ahok, mengakibatkan mundurnya Rustam Effendi dari jabatannya. Melihat kasus ini, dapat dikira-kira inilah gaya memimpinnya cenderung sebagai Bos mengapa:
1. Menyalahkan Anak Buah. Seorang pemimpin seharusnya melihat kesalahan anak buahnya bukan karena personal, tetapi karena kerja sebuah tim. Lain halnya dengan seorang bos, pasti hanya menyalahkan bawahannya. Memimpin itu solve the problem, not blame when got problem. Pemimpin yang baik tidak akan melulu menyalahkan anak buah, tapi bertanggung jawab atas kesalahan anak buah. BagaimanaÂ
2. Memerintah. Dengan tidak peduli bagaimana kondisi dilapangan, seorang bos cenderung memerintah dan memaksa harus berhasil. Berbeda dengan seorang leader yang mempunyai tugas mengarahkan kerja timnya untuk menyelesaikan masalah demi keberhasilan bersama. Bos cenderung berkata kerjakan!, kalau pemimpin cukup berkata ayo atau mari kita kerjakan.Â
3. Tahu menyelesaikan Masalah. Sikap seorang bos cenderung hanya tahu cara menyelesaikan masalah. Lain halnya pemimpin biasanya menunjukkan jalan untuk menyelesaikan masalahnya. Dalam hal ini kejadian banjir kemarin sudah diketahui adanya bottle neck diwilayah ancol yang disebabkan adanya pemukiman liar. Hal ini ternyata sudah diketahui dan dalam proses penyelesaian jadi tidak perlu salah menyalahkan. Seharusnya seorang Ahok tahu apa yang harus dilakukannya membantu anak buahnya untuk mempercepat proses relokasi warga tsb.
Jakarta baru hanya perlu satu orang pemimpin, yang tentunya bukan bos. Pemimpin yang baik harus mempunyai good manajer.
A leader leads by example not by force - Sun Tsu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H