Dalam era digital seperti sekarang ini, tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran semakin kompleks. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran, yang sering kali disebabkan oleh penggunaan handphone yang berlebihan. Handphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan siswa. Tidak jarang kita melihat siswa yang lebih tertarik dengan layar handphone mereka daripada pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru. Padahal konsentrasi yang baik saat belajar sangatlah penting. Ketika siswa kurang fokus, mereka akan kesulitan menyerap materi yang diajarkan. Sedangkan tujuan utama dari proses belajar adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Jika kurangnya konsentrasi ini tidak diatasi, maka dapat mengganggu proses pembelajaran dan berdampak negatif pada pencapaian hasil akhir terutama dalam hal akademik.Â
Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa siswa lebih memilih handphone daripada fokus pada pembelajaran? Apakah ada faktor internal siswa yang mempengaruhi keputusan mereka? Ataukah ada faktor eksternal seperti peraturan sekolah atau peran orang tua yang berperan dalam masalah ini?
Faktor Internal: Siswa dan Perilaku Bermain Handphone
Pertama-tama, Â kita perlu memahami faktor internal yang memengaruhi perilaku siswa dalam bermain handphone selama pembelajaran.
1. Keasyikan Dunia Digital
   Di zaman sekarang, handphone telah menjadi perangkat utama yang membuka pintu mereka ke dalam dunia digital yang penuh dengan hiburan, media sosial, dan berbagai aplikasi menarik. Handphone bahkan telah menjadi sahabat setia yang selalu ada di dalam saku mereka. Penggunaan yang berlebihan dari handphone bisa mengakibatkan siswa kesulitan untuk menjaga konsentrasi saat belajar. Mereka mungkin merasa tergoda untuk memeriksa media sosial, bermain game, atau berkomunikasi dengan teman-teman melalui pesan instan, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan mereka tidak fokus pada materi pelajaran. Selain itu, penggunaan yang berlebihan dari handphone juga bisa berdampak negatif pada kemampuan kognitif siswa.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terlalu sering terpapar dengan layar handphone dapat mengurangi kemampuan siswa untuk memproses informasi dengan efektif dan mempengaruhi daya ingat mereka. Oleh karena itu, faktor internal seperti keterlibatan yang tinggi dalam dunia digital menjadi salah satu penyebab utama kurangnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran.
2. Kurangnya Motivasi belajar
  Kurangnya motivasi untuk belajar bisa menjadi kendala utama yang menghalangi siswa untuk mencapai tingkat konsentrasi yang memadai dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh banyak siswa yang merasa kurang tertarik terhadap materi pelajaran yang diajarkan karena tidak melihat hubungan yang jelas antara materi tersebut dengan kehidupan mereka sehari-hari. Akibatnya, mereka mencari pelarian dari kebosanan tersebut dengan menggunakan handphone mereka. Selain itu, dorongan untuk terus memeriksa notifikasi, bermain game, atau menghabiskan waktu di media sosial juga bisa mengganggu fokus perhatian mereka dari pembelajaran dan berdampak negatif pada kualitas belajar mereka.
Faktor Eksternal: Tindakan Sekolah dan Peran Orang Tua
Kurangnya konsentrasi siswa di kelas saat pembelajaran disebabkan oleh faktor internal dan eksternal, termasuk peran sekolah dan orang tua. Faktor eksternal yang memengaruhi konsentrasi siswa adalah peraturan sekolah yang kurang ketat terkait penggunaan handphone. Kurangnya batasan ini memberikan sinyal kepada siswa bahwa penggunaan handphone adalah hal yang biasa dan dapat mengaburkan batas antara waktu belajar dan waktu istirahat.Â
Di sisi lain, kurangnya pembatasan dan pengawasan dari orang tua terhadap penggunaan handphone oleh anak-anak mereka juga berperan dalam kurangnya konsentrasi siswa di kelas. Anak-anak cenderung menggunakan handphone secara berlebihan tanpa pengawasan, terutama saat seharusnya mereka fokus pada tugas sekolah.Â
Solusi Inovatif: Pembelajaran yang Interaktif dan Terintegrasi dengan Teknologi serta Peran Sekolah dan Orang Tua
Tindakan inovatif seperti mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran dapat membantu guru dalam  mengatasi tantangan kurangnya konsentrasi siswa akibat penggunaan handphone. Dalam konteks era digital ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, sehingga mengadopsi pembelajaran  yang interaktif dan terintegrasi dengan teknologi,  dapat menjadi solusi efektif untuk menjaga minat dan konsentrasi siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah penggunaan aplikasi pendidikan dan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, seperti aplikasi Ruang Guru, Quipper, zenius, dan sebagainya. Adapun media pembelajarannya yaitu:
- Guru bisa memanfaatkan media film sebagai sarana untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Dengan menampilkan film yang terkait dengan materi yang akan diajarkan, siswa dapat lebih mudah menerima informasi tersebut. Selain itu, pembelajaran melalui media film juga memberikan hiburan kepada siswa, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik.
- Pemanfaatan papan tulis interaktif: Dengan menggunakan papan tulis interaktif, guru dapat menyajikan materi dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Fitur-fitur seperti gambar, suara, dan video dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Hal ini dapat membantu siswa tetap fokus dan terlibat dalam pembelajaran.
- Penggunaan multimedia media audiovisual: Dengan memanfaatkan proyektor, sound system, dan lainnya, guru dapat memperlihatkan gambar, video, teks, atau presentasi untuk menjelaskan  konsep-konsep yang sulit dengan cara yang lebih menarik dan mudah dimengerti oleh siswa dengan suara yang lebih jelas sehingga dapat mempertahankan konsentrasi mereka.
- Kolaborasi online: Melalui platform pembelajaran online, siswa dapat berkolaborasi dengan guru dan teman-teman sekelas dalam mengerjakan tugas atau diskusi dan berbagi ide. Fitur-fitur seperti e-learning, zoom, forum diskusi, grup studi, dan lainnya dapat membantu meningkatkan konsentrasi siswa karena mereka dapat saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain.