Mohon tunggu...
Gadiza Indie
Gadiza Indie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi memasak dan mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembentukan Karakter dan Kesadaran Berbangsa

23 September 2024   10:21 Diperbarui: 23 September 2024   10:35 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah-sekolah Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan kesadaran berbangsa. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan bernegara, tetapi juga sebagai landasan moral dan etika bagi setiap individu. Dalam konteks ini, pendidikan Pancasila berfungsi untuk menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila ke dalam diri siswa, sehingga mereka dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

Pendidikan Pancasila di sekolah tidak hanya sekedar pengajaran teori, tetapi juga harus melibatkan praktik yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting agar siswa dapat merasakan langsung relevansi nilai-nilai Pancasila dalam konteks sosial mereka. Misalnya, penggunaan buku pop-up dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami simbol-simbol Pancasila secara lebih mendalam dan menyenangkan.

Kesadaran berbangsa dan bernegara juga merupakan aspek penting yang harus ditanamkan sejak dini. Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar harus mengajarkan siswa tentang pentingnya ketaatan terhadap aturan hukum dan kesadaran hukum. Hal ini akan membentuk karakter siswa menjadi individu yang tidak hanya memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara,tetapi juga berkomitmen untuk menjalankan kewajiban tersebut dengan baik. Dengan demikian, pendidikan Kewarganegaraan menjadi sarana untuk membangun sarana kolektif yang kuat di kalangan generasi muda. 

Makna Pendidikan Pancasila dalam Perspektif Islam

Pendidikan Pancasila dalam konteks keagamaan, khususnya Islam, memiliki makna penting dalam memperkuat nilai-nilai moral dan etika yang berlandaskan ajaran agama serta kebangsaan. Nilai-nilai Pancasila, seperti Ketuhanan yang Maha Esa, sejalan dengan prinsip Tauhid dalam Islam, yang menekankan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, Pancasila juga mendorong terciptanya toleransi antarumat beragama, selaras dengan ajaran Islam tentang ukhuwah atau persaudaraan. Pendidikan Pancasila mengajarkan pentingnya saling menghormati antarumat beragama, sehingga mendukung terciptanya keharmonisan sosial. 

Keadilan sosial yang merupakan bagian dari Pancasila pun sejalan dengan ajaran Islam tentang keadilan ('adl), memperkuat kesadaran umat Islam akan pentingnya berlaku adil dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, Pendidikan Pancasila juga menekankan integritas dan moralitas, mendorong umat Islam untuk menjadi individu yang jujur, amanah, dan bertanggung jawab, sebagaimana diamanatkan dalam ajaran agama. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila membantu membentuk warga negara yang tidak hanya beriman, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan mampu berkontribusi positif dalam kehidupan bernegara.

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi acuan bagi perilaku dan sikap masyarakat. Melalui pendidikan Pancasila, siswa diajarkan untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Kelima sila Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan sikap warga negara yang berintegritas. 

Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, mengajarkan pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap berbagai agama dan kepercayaan, sehingga tercipta kerukunan dalam masyarakat yang beragam. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menumbuhkan sikap saling menghargai dan peduli terhadap sesama manusia, memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, memperkuat rasa nasionalisme dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia, sehingga tercipta solidaritas nasional.

 Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mengajarkan pentingnya demokrasi serta partisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan yang berkeadilan. Terakhir, sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menyadarkan siswa akan pentingnya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat, mendorong upaya bersama dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Dengan demikian, kelima sila Pancasila menjadi dasar yang kuat untuk membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan bersatu.

Kesadaran Berbangsa

Kesadaran berbangsa merupakan aspek krusial yang perlu ditanamkan dalam pendidikan, terutama melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pentingnya menanamkan rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap identitas sebagai warga negara Indonesia tidak bisa diabaikan, mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya, etnis, dan agama. PPKn berperan dalam memperkuat persatuan dan kesatuan di tengah keragaman tersebut dengan mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Melalui materi yang diintegrasikan dalam PPKn, siswa diajak untuk memahami bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang memperkaya bangsa.

Selain itu, pendidikan Pancasila menjadi alat penting untuk melawan radikalisme, intoleransi, dan perpecahan dalam masyarakat. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila, siswa diajarkan untuk berpikir kritis dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. PPKn memberikan wawasan tentang pentingnya hidup dalam harmoni dan saling menghargai antar sesama, serta bagaimana tindakan diskriminatif bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Pancasila. Melalui kegiatan diskusi, simulasi, dan keterlibatan dalam kegiatan sosial, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga pengalaman langsung dalam menerapkan nilai-nilai kebangsaan. 

Dengan cara ini, PPKn membantu menciptakan generasi muda yang tidak hanya sadar akan identitasnya sebagai warga negara, tetapi juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah-sekolah Indonesia memiliki makna yang mendalam dalam pembentukan karakter dan kesadaran berbangsa. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, siswa tidak hanya diajarkan untuk memahami dasar-dasar ideologi bangsa, tetapi juga untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses pendidikan ini bertujuan untuk membentuk individu yang memiliki integritas, tanggung jawab, serta sikap toleran dan menghargai perbedaan di tengah keragaman budaya dan agama. PPKn juga berfungsi sebagai alat untuk melawan radikalisasi dan intoleransi, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan secara demokratis.

Selain itu, kesadaran berbangsa yang ditanamkan melalui PPKn membantu memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, mengingat pentingnya solidaritas di antara warga negara. Kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam mendukung pendidikan karakter yang efektif. Dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial, pendidikan Pancasila dapat lebih mudah diakses oleh generasi muda, sehingga nilai-nilai kebangsaan dapat tersebar luas. 

Secara keseluruhan, pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak hanya menciptakan individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga warga negara yang berkarakter kuat dan berkomitmen untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Dengan demikian, PPKn memiliki peran yang sangat vital dalam menciptakan generasi penerus yang mampu menghadapi tantangan zaman dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun