Ia lalu berganti baju sehingga tampak lusuh, kemudian duduk di pinggir jalan dan menunggu seseorang memberikan sedikit uangnya.Â
Sudah paham apa yang saya coba jelaskan bukan? Tidak semua pengemis benar-benar merupakan orang miskin yang tidak dapat bekerja. Sebaliknya, kebanyakan yang menjadi pengemis sekarang ini adalah orang-orang dalam usia produktif yang kurang mau berusaha dan juga karena sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
Selanjutnya, bila kita tetap memberikan uang kepada pengemis, mereka akan berpikir bahwa sangat mudah mendapatkan uang tanpa melakukan apapun saat mengemis.Â
Mereka pun akan menjadi ketagihan untuk mengemis secara terus-menerus. Hal ini dapat menyebabkan orang lain juga ikut-ikutan untuk mengemis karena melihat betapa mudahnya mendapat uang tanpa melakukan apa-apa.
Daripada memberikan uang kita untuk pengemis, lebih baik menyalurkannya ke lembaga yang memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau yayasan seperti Yayasan Swara Peduli Indonesia Jakarta.Â
Yayasan ini memiliki tujuan untuk membantu anak (terlantar, jalanan, berhadapan dengan hukum, disabilitas serta yatim/piatu dan dhuafa) dan keluarganya serta fakir miskin. Berfokus pada pengembangan masyarakat, yayasan yang berlokasi di Jakarta Timur ini telah berdiri selama 8 tahun.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari artikel ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat dibutuhkan demi pengembangan kemampuan menulis penulis.
Terima kasih :)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H