Mohon tunggu...
Widie Gadis Kupu-kupu
Widie Gadis Kupu-kupu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

just ordinary people, dan meyakini satu hal "Kenyataan tak selalu indah, tapi selalu ada keindahan dibalik setiap kenyataan"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flash Fiction - Aku dan Mereka Sama

7 Oktober 2011   06:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku membenci mereka, sama halnya dengan mereka yang sangatmembenciku.Dengan pakaian bagus, mereka fikir mereka akan lebih baik dibandingkan dengan aku?Tidak Tuan, standar penilaianmu sungguh salah besar. Aku bisa menjamin mereka yang berdasidan menghabiskan semua yang bukan haknya itu jauh lebih menjijikkan dibandingkan denganku.

**********

“Pak, aku lapar” ahh rengekan anak-anakku sungguh sangat menggangu pendengaranku.

“Iya, sebentar.Bapak keluar cari makanan untuk kalian” Aku sudah tidak tahan lagi melihat mereka kelaparan.

Aku bergegas berjalan melewati lorong-lorong sempit ini, melewati genangin air dengan tanah berlumpur, dan aku sudah terlatih melewati ini semua.Perlahan aku mulai menyelinap masuk kebelakang rumah mereka, rumah megah dengan segala macam jenis pengamanannya. Tapi tidak sulit bagiku untuk masuk kedalam rumah mereka.

Aku selalu heran mengapa mereka membenci aku dan keluargaku.Apakah aku salah, jika aku hanya berusaha mencari makan untuk keluargaku. Kenapa mereka ingin sekali melukai aku dan keluargaku, bahkan tak segan-segan mereka juga meracuni kami. Baiklah, sesekali mungkin memang kami menumpang mencari makan ditempat mereka. Tapi kami hanya mengambil sisa-sisa dari makanan mereka yang sudah tidak mereka makan. Mereka juga berteriak histeris saat melihat kami. Ya, aku tahu, mungkin bentuk kami memang sedikit menjijikkan.

Sedikit mudah ternyata mengambil makanan mereka, "‘besok akan aku coba lagi mencari makan ketempat ini.” Batinku. Mungkin itu juga yang membuat mereka suka sekali mengambil sesuatu yang bukan hak mereka. Karena sekali mereka mengambil dengan mudah, maka mereka akan melakukan itu lagi terus menerus. Bedanya mungkin aku mengambil makanan sisa-sisa dari mereka yang sudah terbuang, karena aku hanyalah seekor tikus jalanan yang mencari makan untuk keluargaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun