31 Desember 2019, di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok virus Covid-19 Pertama ditemukan. Covid-- 19 ini menyerang imun tubuh kita melalui berbagai penyakit di jantung, paru -- paru, hati, dan ginjal. Gejala dari Covid adalah sesak nafas, demam, batuk kering, dan kehilangan fungsi lidah untuk merasakan. Berita Covid -- 19 ini menyebar dengan cepat melalui berbagai macam media sehingga membuat para lansia menjadi panik.Â
Dengan adanya Covid-19 pemerintah memberlakukan social distancing guna menghindari penyebaran terhadap Covid-19 berupa penutupan fasilitas umum, seperti sekolah, mall, pasar, kantor. Sehingga membuat para lansia sulit untuk melakukan kontak sosial dengan dunia luar dan melakukan aktivitas di luar rumah membuat para lansia harus tetap di rumah yang dimana seharusnya lansia lebih banyak melakukan kegiatan atau aktivitas di luar rumah agar tubuh mereka tetap bugar.
Kesehatan mental lansia dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, dimana mereka dapat mengalami setres, cemas, kesepian, bahkan kualitas tidur yang buruk. Lebih beresiko diantara usia yang lebih tua karena adanya penyakit bawaan yang sudah ada. Bertambah buruknya status kesehatan akibat usia lanjut, serta berbagai informasi mengenai pandemi, yang dapat  memperburuk kesejahteraan dan juga meningkatkan kecemasan pada lansia, yang berujung pada kecemasan bahkan depresi di masa pandemi.
Dengan adanya permasalahan kesehatan mental pada lansia selama masa pandemi Covid-19 yang sudah diketahui penyebab beserta gejalanya diperlukan Langkah untuk menangani gangguan mental pada lansia selama pandemi yang dapat dimulai dengan diberlakukannya social distancing oleh pemerintah yang menyebabkan semua kegiatan di luar rumah dikurangi atau ditiadakan dan dilakukan secara online. Dengan adanya social distancing membuat para lansia susah untuk kontak sosial dengan keluarga atau kerabat dekat bahkan teman sebaya mereka. Langkah yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan memfasilitasi kontak sosial diperuntukkan pada lansia agar mereka tidak merasa kesepian atau setres karena selalu berada di dalam rumah.
Para lansia juga tetap membutuhkan dukungan dari sekitarnya seperti, anak, kerabat, saudara, orang terdekatnya. Memberi nasehat kepada para lansia agar mereka mau bergerak untuk melakukan aktivitas fisik dan tidak berdiam diri di rumah yang menyebabkan mereka gampang setres. Para lansia juga membutuhkan pengasuh bisa anaknya atau orang lain untuk mengatur waktu kegiatan mereka bahkan pola makan juga pola tidur, agar semua tertata rapi dan tidak berlebihan terutama Ketika berada di luar rumah karena keadaan masih pandemi yang dimana kegiatan di luar rumah masih dibatasi. Dengan adanya dukungan dari sekitarnya membuat para lansia tidak lagi merasa kesepian dan membuatnya lebih merasa bahagia bahkan moodnya mungkin tidak seburuk sewaktu mereka sendiri di rumah.
Di luar bantuan pemerintah, para lansia juga harus memiliki pola pikir yang luas dengan diberlakukannya social distancing yang dimana para lansia diharuskan tetap berada di dalam rumah untuk tetap melakukan aktivitas dengan olahraga misalnya, olahraga dapat dilakukan secara mandiri di rumah dan tidak harus keluar rumah.Â
Selain olahraga yang rutin, para lansia juga dianjurkan untuk memakan makanan sehat seperti 4 sehat 5 sempurna agar kesehatan para lansia tetap terjaga dan tidak mudah terkena penyakit lainnya juga untuk mempertahankan imunnya agar tidak mudah tertular Covid-19. Tidur yang cukup juga sangat diperlukan bagi lansia agar mereka tidak mudah terkena stress dan penyakit mematikan lainnya akibat kurangnya tidur. Jangan terlalu dipirkirkan mengenai pandemi Covid-19 dan teta tidur tepat waktu dengan estimasi waktu yang pas.
Latihan dan strategi psikologis sangat dianjurkan untuk populasi ini selama pembatasan isolasi social, bisa dilakukan dengan cara tes psikologi secara online yang biasanya diadakan secara gratis atau menghubungi psikiater yang dipercaya namun berbayar. Atau bisa juga dengan cara mindfulness, mindfulness sendiri yaitu terapi untuk mengobati pikiran dan tubuh yang dapat dilakukan di rumah dengan cara fokus terhadap keadaan yang ada di sekitar kita, mendengarkan musik, tulis hal positif, juga menulis buku diary agar pikiran menjadi tenang dan semua yang ingin disampaikan dapat disalurkan melalu buku diary pribadi.Â
Bisa sesekali keluar rumah untuk menghirup udara segar agar tidak stres karena selalu berada di dalam ruangan, menyeduh teh sambal memandangi langit pagi hari atau sore hari yang cerah dapat mengurangi stres. Yang paling penting buang jauh-jauh pikiran bahwa Covid-19 mematikan tetap berfikir positif bahwa Covid- 19 bisa segera mereda. Dengan berkurangnya stres dapat menjaga mental para lansia tetap terkontrol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H