Mohon tunggu...
Deanisa Oranye
Deanisa Oranye Mohon Tunggu... -

Hanya Gadis Oranye

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ku Mulai dengan...

24 Januari 2012   12:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:30 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="image from google"][/caption] Kalo bisa menghilang….aku ingin menghilang…

Ahhhh…help me out of here!!

Aku capek dengan kuliahku,,aku lelah dengan serbuan tugas2 yang tidak pernah berhenti menghujaniku setiap hari, aku butuh istirahat dengan tidak bertemu dengan dosen, bimbingan lagi, bimbingan lagi. Ketegangan yang sama setiap kali harus bimbingan kasus. Setiap malam harus revisi lagi, setiap malam baca buku lagi. Tebalnya bisa sampe 800 lembar. Eduun mau dibaca kapan?? Sepertinya isinya kali ini hanya caci maki tentang kuliahku.

Seorang dosen berkata dalam sebuah kelas besar, “kalo gak mau dibebani dengan tugas dan baca buku, yah gak usah S2!!”

Jleb,,seketika kata-kata singkat itu menusuk kami. Aku yang saat itu sedang membuka timeline Twitter, langsung memantau tweets teman-teman kelasku. Beberapa orang menganggapinya dengan respon emosi yang negatif tanpa me-mention siapapun. Yang lain, yang tidak berani berkata-kata dalam twitter hanya me-retweet saja. Bisa dalam artian mereka merasakan hal yang sama, sama kesalnya, tidak setuju dengan tweet yang baru saja atau hanya ingin sekedar meramaikan..yah alasannya macam-macam. Yang pasti satu kalimat itu tidak mudah untuk hilang dari benak kami semua. Buktinya adalah kami selalu bercanda dengan kata-kata itu saat kami mengeluh dengan tugas yang tiada hentinya. Yah tiada hentinya.

Ini “mungkin” bulan terberat selama aku kuliah disini, mungkin tidak hanya aku yang mengalami namun beberapa orang juga mengalami hal yang sama. Kalau bisa kusebut, inilah yang namanya stress massal. Dimana dalam satu kelompok kami mengalami tekanan yang sama, dalam waktu yang sama dan karena penyebab yang sama. Itu sih definisi yang aku punya.

Apa sih yang dulu ku pikirkan tentang melanjutkan studi ke S2? Yah setelah hampir 2 tahun bekerja di perusahaan swasta untuk menambah pengalaman, nampaknya aku ingin kembali menjejaki bangku perkuliahan, ingin rasanya berkutat dengan tugas-tugas di malam hari dan diskusi panjang dengan kelompok belajar membahas kuliahku, ingin lagi memfoto copy bahan makalah, mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku, duduk di dalam kelas, mengobrol saat dosen menjelaskan dan berusaha menahan kantuk. itu pengalaman-pengalaman yang pernah aku rasakan saat menjadi mahasiswa S1 dulu.

Terlena dengan nostalgilanya dan nampaknya akan jadi sebuah tantangan yang harus aku taklukkan jika aku bisa melanjutkan studi lagi. Kutinggalkan pekerjaanku sebagai seorang karyawan swasta, kutinggalkan sumber penghasilanku, yah karena aku hanya mengandalkan pendapatan bulanan dari pekerjaanku saat itu. Beberapa orang memandang itu adalah sebuah keputusan yang gegabah dan tampak seperti tanpa perencanaan. “ngapain sih kuliah lagi? Udah kerja aja dulu, ntar kalo udah banyak duit baru kuliah lagi”. Itu pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul terhadap keputusanku.

Yups, keputusan sudah kuambil. Karena sejak awal inilah tujuanku, melanjutkan studi.Saat itu aku pernah mencoba di salah satu universitas negeri di Jogjakarta dan aku belum berhasil. Yah hanya keberhasilan yang tertunda pikirku. Tahun berikutnya aku mencoba lagi di Universitas yang sama namun sekali lagi aku belum ditakdirkan untuk studi disana. Aku terlanjur lulus di universitas negeri di Bandung. saat itu aku berpikir, “oh,,,mungkin Allah mengatur rejeki untukku disini”.

Dan…disinilah aku. 6 bulan sudah berjalan sejak aku menjadi mahasiswa baru. beberapa orang di kantorku dulu bisa melanjutkan studi dibarengi dengan pekerjaannya sebagai karyawan swasta. Dimana waktu mereka terbagi 6-8 jam setiap harinya di kantor dan malam hari harus kuliah lagi sekitar 4 jam.Hemm,, tampaknya itu hal yang mudah. Mereka saja bisa membagi waktunya, aku pun pasti bisa.

Namun yang terjadi jauh dari perkiraanku. Jangankan waktu untuk bekerja di siang hari dan kuliah di malam hari. Bahkan untuk istirahat pun nampaknya tidak ada. “lebay ah!!” itu kata anak jaman sekarang. Mungkin aku terlalu berlebihan menganggapinya. Aku terlalu berlebihan saat mengeluhkan semuanya.Aku terlalu berlebihan dan aku ingin mengatakan aku tertekan. Aku lelah..

Rasanya ingin menghilang.. dalam khayalanku kalau ada bubuk penghilang, ingin rasanya menghilang tuk sementara waktu, yah hanya sementara waktu saja karena aku masih ingin bertemu dengan teman-temanku, orang tuaku, dan melanjutkan studiku tentu saja. Tapi,,hufftt. Itu Cuma sekedar harapan. Tidak mungkin itu terjadi. Itu kan hanya sepenggal cerita yang terjadi dalam dongeng. Dan aku hidup dalam dunia nyata.

Lalu apa yang harus aku lakukan? Saat menulis ini, aku berpikir tulisan ini tidak boleh hanya menjadi sampah belaka. Tulisan ini tidak boleh hanya menjadi sebuah rentetan kata-kata yang isinya negatif semua. Aku pun terdiam, merenung dan memikirkan kembali alasanku untuk studiku kali ini. selintas terbayang wajah mama dan papa yang jauh di Jakarta sana. Mereka yang selalu mendoakan kebaikanku disini. Mereka yang selalu memberikan aku dukungan. Teringat wajah teman-teman seperjuangan dulu, mereka yang bangga dan memberiku dukungan layaknya keluarga.

Kutarik napas perlahan. Hemm..berat memang. Itu penghayatanku. Jauh dari apa yang aku perkirakan sebelumnya. Jauh sekali. Tak pernah aku mengira akan mengalami tekanan seperti ini. tidak mudah. Namun aku tidak pernah terlintas untuk menyerah. Aku memang mengeluh. Normalkan. Toh aku hanya manusia biasa yang yang tahu kadar kekuatanku sendiri.

Aku mengeluh namun tidak untuk menyerah. Aku tidak akan pernah menyerah. Mungkin aku hampir gila dibuatnya karena tekanan yang bertubi-tubi ini. tapi tantangan ini kadang membuatku bergetar dan tergerak untuk menaklukkannya. Aku tidak akan menyerah. Aku akan menjadi juara bagi diriku sendiri. Yang harus aku lakukan hanya menjalaninya. Yah walaupun di tengah jalan masih diisi dengan keluhan. Ini hanyalah hal kecil untuk menjadi besar, ketika aku besar, aku akan lupa hal-hal kecil ini.

Ingat kawan,,aku tidak akan menyerah. Mah, pah, saya tidak akan menyerah. Aku katakana itu berkali-kali karenanampaknya aku masih sanggup untuk menjalaninya. Seberat apapun, semua ini pasti akan ada akhirnya.

Tugasku sekarang hanya perlu menjalaninya. Mengendalikan pikiran dan perasaanku. Aku akan jadi juara. Masih ingin menghilang kah? Haha…

-24 Januari 2012-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun