Selain masuknya Indonesia sebagai negara dengan jumlah IPO tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat 6 di Asia, tahun 2021 juga diramaikan oleh beberapa kejadian menghebohkan yang dilakukan oleh beberapa perusahaan di Indonesia. Apa sajakah itu?Â
 Gojek dan Tokopedia melakukan Merger
Bergabungnya Gojek dan Tokopedia sempat membuat heboh. Dua perusahaan unicorn ini bahkan menggelar jajak pendapat untuk mencari nama yang cocok bagi perusahaan merger mereka. Penggabungan dua perusahaan ini ramai dibahas Inetz (Indonesian netizen) di media sosial dan beberapa orang bahkan mengusulkan nama yang lucu, salah satunya adalah Tokek.Â
Melalui Podcast Deddy Corbuzier, CEO Gojek mengungkapkan alasan bergabungnya dua perusahaan unicorn berwarna hijau ini adalah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat karena masing-masing perusahaan didukung oleh jaringan mobilitas tercepat dan terbesar dari mitra driver dan merchant yang dimiliki.Â
Bukalapak Emtek dan Grab Berkolaborasi Membentuk #KotaMasaDepan
Sukses menjadi perusahaan yang melakukan IPO terbesar di Indonesia dengan meraup dana segar sebesar US$1,5 miliar atau Rp21,4 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS). Bukalapak kembali melakukan gebrakan dengan melakukan kolaborasi bersama Grab dan Emtek membentuk #KotaMasaDepan (Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan).Â
Ini adalah program akselerator bagi UMKM di kota-kota kecil yang berfokus pada : Vaksinasi , Adopsi Platform Digital dan Pemberdayaan UMKM melalui pelatihan dan pendampingan usaha melalui teknologi digital.Â
Kota pertama yang menjadi target program ini adalah Kupang, Nusa Tenggara Timur dan akan berlanjut ke Solo, Gowa, Malang dan Pekanbaru. Hingga akhir Desember 2021 nanti, #KotaMasaDepan akan menargetkan 10.000 UMKM Â untuk bergabung dengan toko digital sehingga stabilitas bisnis bisa terjaga, terlebih di masa pandemi seperti ini.Â
    3. Akuisisi  ZBRA oleh Rudy TanoeÂ
Setelah sempat dibekukan karena tidak memberikan laporan keuangan, PT ZBRA Nusantara kembali mengagetkan masyarakat karena akuisisi besar-besaran yang dilakukan oleh Rudy Tanoe. CEO Trinity Health Care tersebut tercatat melakukan akuisisi sebesar 51%.Â
Akibat dari akuisisi tersebut harga saham ZBRA kembali melonjak hingga 126,98%. Bahkan setelah  akuisisi, saham ZBRA sempat dibekukan oleh BEI  karena dinilai terlalu ngebut. Â
Melalui akuisisi ini juga ZBRA berhasil mengubah ekuitas  dari negatif menjadi positif. Dari yang awalnya minus Rp 10,7 miliar berubah menjadi positif di angka Rp 1,3 triliun di kuartal III tahun 2021.Â
   4. Nasib Garuda yang Diujung Tanduk
Nasib buruk terhadap maskapai berplat merah ini semakin santer terdengar. Bukan hanya gagal saat melakukan IPO pada 2011 lalu, kini Garuda Indonesia terancam pailit karena kondisi keuangan yang makin berdarah-darah sejak pandemi Covid-19.Â
Pada Juni 2021 lalu, Garuda Indonesia sempat memiliki hutang 4,9 miliar dolar AS atau setara RP. 70 Triliun. Hutang tersebut terus meningkat sekitar Rp 1 triliun setiap bulan karena penundaan pembayaran tiap tahunnya. Sampai saat ini, Garuda sudah melakukan PHK hingga pengembalian pesawat pada lessor. Â
Bahkan Garuda juga tengah menghadapi sidang gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang bisa berujung status pailit. Â menurut Dahlan Iskan, kini bisnis Garuda Indonesia bergantung pada PT Pertamina (Persero). Hal ini berhubungan dengan peran Pertamina terus-menerus mengirim bahan bakar kepada Garuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H