Bullying atau perundungan merupakan salah satu kasus yang sering terjadi saat ini, terutama di lingkungan persekolahan. Bullying dilakukan dengan menganggu, menganggu, dan menganggu seseorang atau sekelompok orang yang kecil atau tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi perilaku tersebut.
Dalam konteks Indonesia, bullying telah menjadi masalah yang sangat serius dan perlu diatasi. Berdasarkan data yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 20% dari siswa Indonesia telah mengalami bullying dalam sekolah.Â
Hal ini menunjukkan bahwa masalah bullying di Indonesia tidak hanya sekadar masalah individu, tetapi juga masalah yang mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Saat menghadiri Kongres ke-23 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta presiden Joko Widodo mengatakan bahwa "sekolah harus menjadi safe house, harus menjadi rumah aman bagi siswa-siswa kita untuk belajar, untuk bertanya, untuk berkreasi, untuk bermain, untuk bersosialisasi, jangan sampai ada siswa yang ketakutan di sekolah. Jangan sampai ada siswa yang tertekan dan tidak betah di sekolah".
Tidak hanya itu beliau juga menyampaikan harapanya pada para pendidik dan guru, agar sekolah bisa menjadi lingkungan yang aman bagi anak-anak. Pada kesempatan itu, presiden juga menekankan pentingnya pencegahan dan mengutamakan hak-hak korban perundungan. Ia minta jangan ada kasus perundungan yang ditutup-tutupi.
Maka dari itu ntuk mengatasi masalah bullying di Indonesia, kita perlu membangun kesadaran dan tindakan nyata. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita lakukan:
1. Membangun kesadaran
Kita harus memahami dan memahami masalah bullying, serta dampaknya terhadap masyarakat Indonesia. Kita juga perlu memahami perilaku yang dapat memicu bullying, seperti perilaku yang mengganggu, mengganggu, dan mengganggu.
2. Mengembangkan program pendidikan dan pengembangan karakter
Kita harus mengembangkan program pendidikan dan pengembangan karakter yang dapat membantu siswa Indonesia memahami dan mengatasi masalah bullying. Program ini dapat mencakup pembelajaran tentang kesadaran, komunikasi, dan perilaku yang benar.
3. Â Membangun kesadaran di antara orang tua