Sonian adalah puisi hasil kreasi seniman Soni Farid Maulana. Penulis baru-baru saja mengenal Sonian dari FB kang Soni Farid Maulana. Akibat keseringan menengok dan menyimak diskusi dan karya-karya penulis sonian tersebut, penulis yang sama sekali bukan seniman mulai merasa sangat tertarik dan penasaran. Keberuntunganpun singgah, penulis mendapatkan berberapa referensi dari berbagai sumber termasuk, dari sumber utama… kang Soni!. Kang Soni ini ternyata figure yang sangat rendah hati dalam menularkan pengetahuannya. Dengan demikian terjawablah pertanyaan “Apa sih puisi Sonian itu…?”
Puisi Sonian adalah puisi terdiri dari empat baris dengan pola 6-5-4-3 suku kata perlarik. Tantangan untuk para penulis puisi ada pada kecermatan dalam pemilihan kata. Semakin kebawah, seorang penyair Sonian harus semakin cermat dan peka dalam pemilihan kata, agar puisi yang ditulisnya semakin focus dan bermakna. Dengan batasan suku kata yang sedikit ini, seorang penyair harus mampu mengekpresikan diri dan perasaannya. Puisi Sonian dapat berisi nilai-nilai kehidupan apapun yang diminati penyairnya selama tidak melanggar nilai etika, moral dan agama. Kita bebas mengekspresikan diri kita dengan berbagai tema.
Sonian memang bukan jenis puisi yang meledak-ledak atau mendayu-dayu. Dengan terbatasnya suku kata yang diperbolehkan, ini menjadi tantangan bagi para penyair Sonian bagaimana mengelola kata yang sedikit dapat mengungkap isi hati, pikiran dan emosi yang tumpah-ruah.
Sebagai genre baru perpuisian Indonesia, Sonian ternyata telah dikenal di berbagai negara. Terbukti dengan berseliwerannya karya-karaya puisi Sonian yang ditulis dalam berbagai bahasa oleh penyair dari berbagai negara.
Mari kita simak beberapa puisi Sonian
MARSINAH
(David Darmawan Siswandi)
Marsinah menggugat
Kuburnya sepi
Anarkinya
Berlanjut
Selanjutnya Sonian yang ditulis oleh Patrick Michael
Enigma
(A Sonian)
Love is an enigma
Keeping us guessing
Wandering minds
Sense of time
Dan tentu saja , Sonian hasil karya Soni Farid Maulana
ARUS PAGI
disiram cahaya
pagi: doaku
melangit. Kau
di kalbu
Pada akhirnya penulis berpikir, mengapa Sonian ini tidak segera kita perkenalkan di bangku kelas…? Sonian sangat layak untuk diperkenalkan dan diajarkan kepada peserta didik untuk menambah keterampilan mereka dalam hal teknik menulis puisi dan mendorong mereka untuk mengenal lebih banyak genre sastra puisi, juga sebagai apresiasi terhadap hasil karya sastra seniman pribumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H