Sebuah organisasi terbentuk karena adanya beberapa orang yang bersatu, membentuk, dan menjadi bagian dari organisasi itu sendiri. Pembentuk organisasi akan menentukan karakter dan budaya dari organisasinya sendiri.Â
Oleh karena itu, organisasi dapat dikatakan bukanlah suatu hal yang realitas objektif, karena setiap orang memiliki prinsip, pandangan, dan karakter yang berbeda, sehingga mereka akan mempersepsikan organisasi dengan cara yang berbeda juga.
Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki sudut pandang sendiri mengenai organisasi dan memiliki nilai-nilai yang diterapkan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan strategis dari organisasi. Sudut pandang yang dimiliki dan dipercaya oleh pemimpin tersebut akan diterapkan dalam organisasi untuk mencapai visinya.Â
Hal itu akan membentuk kepemimpinan budaya yang dapat mempengaruhi norma dan nilai untuk membangun budaya yang berkinerja tinggi sesuai dengan pandangan pemimpin tersebut.
Sebelum pemimpin mempengaruhi norma dan nilai budaya yang ada di dalam organisasi, pemimpin harus dapat mendefinisikan dan menggunakan sinyal dan simbol untuk mempengaruhi budaya. Pemimpin harus mengetahui dua bidang utama yang ia pengaruhi, yaitu:
- Budaya kepemimpinan mengartikulasikan visi untuk budaya organisasi yang dapat dipercaya oleh karyawan. Dalam hal ini pemimpin mendefinisikan dan mengomunikasikan nilai-nilai sentral yang diterapkan, dan diyakini oleh para karyawan.
- Budaya kepemimpinan memperhatikan kegiatan sehari-hari yang dapat memperkuat visi budaya dalam organisasi. Pemimpin harus memperhatikan setiap proses-proses operasi pekerjaan dan system penghargaan dalam organisasi cocok dalam memperkuat nilai-nilai.
Menciptakan, dan mempertahankan budaya yang berkinerja tinggi tidak akan mudah di lingkungan tempat kerja yang berubah-ubah. Seorang pemimpin harus dapat mencotohkan nilai-nilai budaya yang ia pegang. Karena selain mempertahankan, ia harus dapat menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut dapat memandu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
"Culture never ends, there is always something new. There are always new art forms, dance moves, songs, paintings. Culture is an endless story" - Maisie Junardy, Man's Defender
Bawahan atau karyawan yang ada dalam organisasi cenderung akan melihat dan mengikuti tindakan pemimpin tingkat atas dalam menerapkan nilai-nilai kesetaraan, kerja tim, partisipasi, dan layanan pelanggan ke dalam tindakan sehari-hari.Â
Ketika bawahan berhasil mengikuti nilai-nilai tersebut sehingga kinerjanya meningkat, maka pemimpin harus mengapresiasinya dengan memberikan pengharagaan. Apabila bawahan tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, pemimpin harus mengambil tindakan baik itu mendekatkannya lagi pada nilai yang ada atau memberikan hukuman karena tidak mengikuti nilai pemimpin yang ada.