Mohon tunggu...
Gacoor
Gacoor Mohon Tunggu... Buruh - Lelaki

Hari ini harus berhasil, besok harus dapat, lusa akan memetik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Para Calon Gubernur DKI yang Jadi Penonton

26 Oktober 2016   00:41 Diperbarui: 26 Oktober 2016   00:56 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta..... tempat berkumpulnya orang-orang hebat, orang-orang pintar dan,   Jakarta  sebagai  podiumnya Indonesia dari sudut yang sekarang masih hangat dan seru-serunya yaitu  ajang pemilihan Gubernur.  Manufer partai politik yang saling mengklaim, paling hebat dan berdiri diatas kepentingan rakyat berlomba dipodium tanpa rasa risih. Para calon gubernur terlihat seperti anak kecil digendongan ketiak sang tokoh partai.  Para tokoh partai  seakan  menjual dan menggadaikan  kharisma diatas podium, juga tanpa risih. Padahal para calon itu bila kelak terpilih, dia harus amanah dan bertanggung  jawab kepada dirinya dan negara, bukan pada partai politik, apalagi kepada tokoh partai.  Dan sejatinya kepada rakyat. 

Namun, itulah politik, partai,  dan tokoh-tokoh partai politik bagian dari demokrasi yang tak terabaikan. 

Tentu masih ingat, jauh bulan sebelum partai politik melalui tokohnya menentukan pilhannya,  dijadikan orang nomor satu di propinsi DKI ada beberapa orang hebat yang mempunyai niat dibalut ambisi yang juga mencalonkan diri untuk bisa menjadi orang nomor satu di DKI. Walaupun akhirnya harus kandas keinginan itu dibawah bendera parpol, alias tidak ada parpol yang mengusung mereka.  Siapakah mereka orang hebat itu........

ADHYAKSA  DAULT  mantan menteri dan olah raga periode 2004-2009  mencoba mengadu peruntungan indefenden sebagai calon gubernur DKI  juga dengan membangun komunikasi politik dengan mengunjungi beberapa tokoh partai.  Sayang realitas politik berkata lain, sementara syarat indefenden yang dibutuhkan tidak memenuhi  " Saat diverifikasi, jumlah salinan KTP yang terkumpul hanya sekitar 200 ribu lembar. " ujarnya.  Dalam UU no. 10 Tahun 2016 Pasal 48 Calon perseorangan diwajibkan mendapat dukungan dengan mengumpulkan salinan KTP  sebanyak 7,5% dari jumlah penduduk DKI  kurang lebih 530 ribu sekian KTP.   Adhyaksa Dault batal jadi cagub DKI  kini dia menjadi penonton yang baik, sementara dukungan politik diberikan kepada Sandiaga Uno.....   

HAJI LULUNG   politikus PPP versi  Djan Faridz diantara orang yang gatel dan berselimut keki sama patahana,  ikut mencalonkan diri  menjadi orang nomor satu di DKI.  Timbul tenggelam nama Haji Lulung sebagai calon,  akhirnya ditenggelamkan oleh kerasnya politik ditubuh kubunya. PPP, PAN PKB dan Demokrat,  lebih mengorbankan dan mengedepankan Agus & Sylvi Jorgan ' SUKA HAJI LULUNG " dari relawan menjadikan kenangan manis untuk tidak menangis akibat gagal maju pilgub. Dari pada beku nuansa politiknya, dialirkan kepada Agus & Sylvi.

MISCHA HASNAENI MOEIN  atau yang lebih dikenal dengan pengakuannya sendiri ' WANITA EMAS ' politikus Demokrat,  dia adalah putri dari salah seorang politikus hebat dari PDI-P MAX MOEIN.  Wanita Emas, satu diantara para calon yang paling ngebet dan sangat pede, untuk menjadi orang nomor satu DKI.  Safari politik yang dijalankan dengan menebar sedekah sembako juga uang,  dari menyambangi pasar sampai kekantor partai mencari dukungan dia lakoni dengan penuh optimis.  Sayang seribu kali sayang, dia harus gigit jari. Partai tempat dia mengabdi berkata lain, partai lain yang dia kunjungi dan mendaftar untuk yang dicalonkan, punya pilihan lain.  Maka, si wanita emas, tetap jadi penonton dulu. 

YUSRIL IZHA MAHENDRA   seorang pakar hukum tata negara yang cukup mumpuni,  pengalaman, kemampuannya tentunya akan menjadi perhitungan tersendiri bagi lawan maupun pemilihnya. Keputusan mencalonkan diri menjadi orang nomor satu DKI  tentunya sudah diperhitungkan. Keoptimisan Yusril ditambah dengan bakal didukung oleh, Demokrat, PKB, dan PPP,   namun politik bisa berubah dalam waktu semalam. Keberuntungan yang akan diraih harus  menjauh dari keoptimisan itu sendiri. Pencalonan Yusril harus kandas ditengah renungan politik.

RIZAL  RAMLI  Mantan menteri koordinator bidang kemaritiman.  Setelah dilengserkan dari  kabinet  kerja,  terkenal dengan cubitan  dan cuitan yang sempat bikin gaduh, rupanya tertarik juga  oleh hiruk pikuk menjadi orang nomor satu DKI  bahkan slogan  ' Membangun Jakarta Tanpa Air Mata '  entah mana yang memiliki kalimat itu duluan, Anies  atau  Rizal ?   Sekali lagi sayang hingga batas tertentu dari waktu yang ada, tidak mendapatkan dukungan dari parpol, kecuali PAN DKI  yang hanya memiliki 2 kursi di DPRD sementara syarat dibutuhkan minimal 22 kursi. Terpaksa harus menunda keinginan itu dan merenung dalam -dalam.

Mereka orang - orang hebat, mereka orang-orang yang tidak mau Jakarta ajang keributan, hanya karena memilih pemimpin untuk sebuah propinsi yang begitu dicintai.

Mereka akan menjadi pelopor pilkada DKI  sejuk dan damai..... SEMOGA

Gacoor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun