Mohon tunggu...
Gaby Tegouch
Gaby Tegouch Mohon Tunggu... -

Mahasiswa di negeri jiran yang kesemek curry dan selalu merindukan coto... :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Opini Seorang Anak Tentang Freeport

26 November 2010   09:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:16 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sempat ibu saya bertanya kepada staff PTFI tentang status anak-anak ini, menurut beliau, dana dari PTFI telah disalurkan ke lembaga terkait. Mau diapakan dengan mereka, ya terserah. Saya kecewa mengetahui berita ini. Lembaga-lembaga yang dimaksud adalah lembaga yang dibina oleh warga Papua sendiri. Faktanya adalah, kebanyakan dari dana tersebut masuk ke kantong pribadi.

Salah satu kenalan saya pernah berkata, perputaran ekonomi di Timika sangat tinggi. Rp100,000 tergolong uang 'sayur'. Coba ke Pasar Timika, jarang-jarang penjual sayur mau menerima koin. Bagi mereka, koin tidak digunakan lagi.

Selama ini hujatan selalu ditujukan oleh PTFI karena tidak mau membantu masyarakat sekitar. Bapak, Ibu, PTFI mempunyai satu departemen khusus untuk mengurus masyarakat sekitar. Membekali mereka dengan pengetahuan dasar, berkebun, beternak dan lain sebagainya. Fasilitas-fasilitas dasar telah diberikan, dana disediakan, sekarang bagaimana respons dari masyarakat, ya kan? Salah seorang kawan saya pernah berkata,

'Kita bisa menunjukkan dimana sungai dan mengajar bagaimana cara minum air dari sungai kepada seekor Kuda. Tetapi, pada akhirnya kita tidak bisa memaksa mereka minum kalau mereka tidak mau.'

Pada saat itu konteksnya dalam berolahraga. Tetapi saya merasa ini juga dapat diimplikasikan kepada banyak aspek dalam hidup. Semua menyalahkan PTFI. Pernahkah Anda mencoba untuk mencari tahu, bagaimana Pemerintah Indonesia mengelola profit yang didapatkan dari PTFI? Semua berkata apa yang PTFI berikan kepada pemerintah dan masyarakat sekitar terlalu sedikit. Pernahkah Anda mencoba untuk mengingat bahwa PTFI mempunyai lebih dari 16000 karyawan? Semua perlu digaji, semua perlu diberikan santunan, semua perlu diberikan royalti dari profit PTFI juga.

As for Dana 1%, I don't tolerate those who accuse PTFI being stingy. Come with me, I will show you how the gentlemen treating that 1%. Most of them will use it on alcohol, women and gambling as soon as they got hard cash. What will happen to their women and children? Well, they basically have to survive and get their own job. They can't really rely on their husband's income. And yes, 1% is A LOT!

Can't you see? Ketamakan kita sebagai manusia seringkali membutakan nurani sendiri. Ya, PTFI mungkin punya kelemahan dan kesalahan sana-sini, tapi tidak ada yang sempurna, kan? Semua harusnya ingat bahwa semua orang tidak pernah luput dari kesalahan. Daripada sibuk menghujat PTFI, kenapa tidak mengusut lebih lanjut lagi kepada semua Pejabat-pejabat yang korupsi?

Semua sibuk membandingkan kesejahteraan negara lain dengan Indonesia. Iya, Indonesia memang kaya. Tetapi, Wilayah Indonesia itu LUAS. Dibandingkan dengan Brunei, Brunei itu jauh lebih kecil. Jelas sudah kenapa Sultannya boleh mensejahterakan rakyat. Kalau Indonesia sebesar itu, akan lebih gampang untuk SBY mengatur negara, ya kan?

Mau sama-sama menikmati hasil kekayaan bumi Indonesia? Menurut saya, jangan PTFInya yang dihujat. Sama-sama kita dukung usaha KPK untuk memberantas korupsi, semakin cepat kita bisa menikmati hasil kekayaan bumi. Jangan cuma Gayus aja dong ah yang bisa hidup nikmat... Kita semua, rakyat Indonesia BISA hidup sejahtera. Kalau kita semua mau bersatu memberantas korupsi.

Maaf apabila ada kata-kata yang tidak pantas. Ini sudah saya sensor sebisa mungkin. Saya bersyukur dengan adanya PTFI dan saya nggak mau munafik, saya bangga dengan PTFI. Dimana lagi saya bisa belajar dengan gratis dan tidak perlu pusing untuk membeli buku-buku pelajaran, buku tulis dan alat tulis? Dimana lagi saya bisa tinggal di daerah bebas banjir seperti Kuala Kencana? Dimana lagi saya bisa tinggal di sebuah daerah yang kaya akan keberagaman dan toleransi antar umat beragama?

Be grateful. It won't hurt. Be thankful for what we have today and stop complaining. It won't bring anything but problem.

Have a great day and thank you for taking your time to read this.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun