Pernyataan dari dekanat tersebut berasal dari acara Fisip Friday Night yang merupakan sebuah wadah mahasiswa untuk menyalurkan aspirasinya terkait kebijakan dan fasilitas kampus. Acara tersebut diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP UAJY pada Jumat (25/10/2019). "Tempat shalat itu sama sekali ngga layak. Wadek dua yang mengurus fasilitas sudah menyatakan bahwa tidak memungkinkan untuk dibangunnya sebuah Mushola. Karena itu dirasa ngga adil ketika seluruh warga Atma Jaya berasal dari banyak agama. Kita dari BEM sudah mengusahakan dan sudah membikin satu denah yang lokasinya nanti di ruangan basement, khusus untuk tempat berdoa. Semua agama diperbolehkan berdoa di sana, jadi ngga hanya untuk Muslim aja," ujar Reyna, selaku Presiden BEM FISIP UAJY 2019-2020.Â
Fasilitas berbentuk ruangan tersebut sudah sepatutnya menjadi tugas para petinggi kampus untuk memenuhinya. Walaupun berada pada suatu kelompok agama tertentu, tetap saja keberagaman haruslah dijunjung tinggi. Bila ditarik kembali, jika kampus memang tidak dapat memfasilitasi hal tersebut, buat apa sedari awal kampus menerima mahasiswa yang berasal dari kelompok agama berbeda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H