Mohon tunggu...
Gabriella Sabatini
Gabriella Sabatini Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Artikel

Memiliki hobi menulis dan memasak. Berkarir sebagai penulis artikel 3 tahun dengan ragam jenis niche tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sering Gunakan Pakaian Ketat? Duh Bahaya!

6 Januari 2025   11:20 Diperbarui: 6 Januari 2025   10:46 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda merasa lebih percaya diri saat mengenakan pakaian ketat? Tidak bisa dipungkiri, pakaian ketat dapat memberikan tampilan yang stylish dan menonjolkan bentuk tubuh. Namun, dibalik kelebihannya, pakaian ketat juga menyimpan risiko kesehatan yang sering kali tidak disadari. Artikel ini akan membahas lima efek samping pakaian ketat yang mungkin mengejutkan Anda. Jangan lewatkan informasi ini untuk menjaga kesehatan tubuh Anda!

7 Efek Samping Pakaian Ketat

1. Infeksi Jamur dan Bakteri

Kain yang ketat seringkali menghalangi sirkulasi udara di sekitar kulit. Kelembaban yang terperangkap dapat menjadi tempat berkembangnya jamur dan bakteri, yang berisiko menyebabkan infeksi kulit seperti candidiasis atau dermatitis.

2. Gangguan Pencernaan (Acid Reflux)

Pakaian yang terlalu ketat di sekitar perut, seperti skinny jeans atau shapewear, dapat memberikan tekanan pada perut. Hal ini bisa memicu gangguan pencernaan, seperti acid reflux atau penyakit GERD, di mana asam lambung naik ke kerongkongan.

3. Menghambat Sirkulasi Darah

Tekanan pada pembuluh darah, terutama di area paha atau kaki, dapat mengganggu aliran darah. Kondisi ini, jika dibiarkan, berpotensi menyebabkan varises atau pembengkakan pada kaki.

4. Nyeri Otot dan Sendi

Pakaian yang terlalu ketat dapat membatasi pergerakan tubuh, membuat otot dan sendi bekerja lebih keras untuk beradaptasi. Ini bisa menyebabkan rasa nyeri, terutama di area punggung bawah, bahu, atau leher.

5. Masalah Pernapasan

Jika pakaian terlalu ketat di area dada, seperti korset atau pakaian olahraga kompresi, ini dapat mengganggu kemampuan paru-paru untuk mengembang sepenuhnya. Akibatnya, pernapasan menjadi dangkal dan kurang optimal.

6. Jerawat Tubuh (Backne)

Pakaian ketat yang menyebabkan gesekan dan menahan keringat dapat memicu jerawat di tubuh, terutama di punggung, bahu, atau dada. Hal ini disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat akibat keringat dan bakteri.

7. Masalah Reproduksi (Bagi Pria dan Wanita)

Pada pria, pakaian ketat dapat meningkatkan suhu di sekitar testis, yang berdampak pada kualitas sperma. Sedangkan pada wanita, pakaian ketat di area panggul bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) atau iritasi pada organ intim.

Apakah Pakaian Ketat Membuat Kulit Gelap?

Pakaian ketat memang dapat menyebabkan kulit menjadi gelap, terutama pada bagian lipatan tubuh seperti ketiak, selangkangan, paha dalam, dan di bawah payudara. Fenomena ini terjadi karena kombinasi beberapa faktor, seperti gesekan, tekanan, dan kurangnya sirkulasi udara di area yang tertutup oleh pakaian ketat.

Gesekan antara pakaian yang terlalu ketat dengan kulit adalah salah satu penyebab utama. Saat pakaian terus-menerus bergesekan dengan kulit, lapisan luar kulit bisa mengalami iritasi. Iritasi ini memicu tubuh untuk memproduksi lebih banyak melanin di area tersebut, yang kemudian menyebabkan hiperpigmentasi atau penggelapan kulit.

Tekanan dari pakaian ketat juga dapat menghambat sirkulasi darah di area tertentu. Ketika aliran darah terganggu, proses regenerasi kulit menjadi tidak optimal. Hal ini memperburuk kondisi kulit dan membuatnya lebih rentan terhadap perubahan warna, terutama di bagian lipatan yang cenderung lebih lembab.

Selain itu, pakaian ketat seringkali terbuat dari bahan sintetis yang kurang mampu menyerap keringat atau memberikan ventilasi yang baik. Kelembaban yang terperangkap di area lipatan tubuh menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri. Infeksi ringan yang disebabkan oleh mikroorganisme ini dapat memicu inflamasi, yang pada akhirnya juga dapat menyebabkan penggelapan kulit.

Faktor lain yang memperburuk adalah tekanan berulang pada area lipatan tubuh. Misalnya, penggunaan celana ketat atau legging yang menekan bagian paha dan selangkangan dapat membuat kulit di area tersebut mengalami stres mekanis. Akibatnya, kulit merespons dengan membentuk lapisan pelindung tambahan, yang sering kali tampak lebih gelap.

Penggelapan kulit ini biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Untuk mencegahnya, penting memilih pakaian yang nyaman, tidak terlalu ketat, dan berbahan breathable. Menjaga kebersihan tubuh, mengurangi gesekan dengan memakai pelembab atau bedak tabur di area lipatan, serta menghindari pakaian yang terlalu sering menekan area tertentu juga dapat membantu. Jika penggelapan kulit terus berlanjut atau disertai iritasi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

istock foto 
istock foto 

Bagaimana Cara Mengatasi Kulit Gelap? 

1. Rutin Menggunakan Scrub 

Menggunakan produk seperti underarm scrub dari Beauty of Angel yang memiliki kandungan kolagen bisa menjadi solusi yang efektif. Kolagen membantu meningkatkan elastisitas kulit, mempercepat regenerasi sel, dan mengurangi hiperpigmentasi. Scrub ini bekerja dengan cara mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk akibat gesekan atau iritasi, sehingga kulit tampak lebih cerah dan lembut.
Cara penggunaannya cukup mudah:

  • Oleskan scrub pada area yang diinginkan setelah mandi.

  • Pijat lembut selama 2-3 menit untuk meningkatkan sirkulasi darah.

  • Bilas dengan air hangat dan keringkan.
    Gunakan secara rutin 2-3 kali seminggu untuk hasil yang maksimal.

2. Rutin Menggunakan Pelembab dengan Kandungan Pencerah

Kulit yang kering lebih rentan terhadap hiperpigmentasi. Pilih pelembab yang mengandung bahan aktif seperti niacinamide, vitamin C, atau licorice extract untuk membantu mencerahkan kulit sekaligus menjaga kelembabannya. Bahan-bahan ini bekerja dengan cara menghambat produksi melanin yang berlebihan, sehingga warna kulit menjadi lebih merata.

Gunakan pelembab ini setiap habis mandi atau sebelum tidur untuk memberikan waktu bagi kulit Anda untuk memperbaiki diri secara alami.

3. Eksfoliasi Alami dengan Bahan Rumahan

Jika Anda ingin mencoba metode alami, gunakan bahan-bahan seperti campuran lemon dan madu atau pasta dari bubuk kunyit dan susu. Lemon mengandung asam sitrat yang dapat mencerahkan kulit, sementara madu membantu melembabkan dan menenangkan kulit.
Cara membuat eksfoliator alami:

  • Campurkan satu sendok makan jus lemon dengan satu sendok teh madu.

  • Oleskan pada area kulit yang gelap dan biarkan selama 10-15 menit.

  • Bilas dengan air hangat.
    Gunakan metode ini maksimal dua kali seminggu agar tidak mengiritasi kulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun