Dari Desa ke Kota
Rita Setyaningsih (55) lahir dari keluarga sederhana di salah satu desa di Malang, Jawa Timur tepatnya di desa Majangtengah, Dampit, Malang di bawah kaki Gunung Semeru. Beliau lahir pada 9 Mei 1969, anak nomor delapan dari sembilan bersaudara. Ayahnya seorang guru Sekolah Dasar (SD) dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat, Rita sejak kecil sudah dikenalkan dengan nilai-nilai agama yang mendalam.
Rita tumbuh bersama saudara-saudarinya dan dididik dengan sangat taat pada ajaran agama serta tekun dalam tugas sehari-hari. Sehingga meskipun beliau lahir dalam keluarga besar dan tinggal di desa yang cukup terpencil, Rita bersama saudara-saudarinya tetap mendapat pendidikan yang layak. Beliau sejak kecil juga sudah memiliki minat yang besar dalam membaca buku, sekaligus menulis.
Tibalah saat untuk masuk ke Perguruan Tinggi. Dirinya yang amat akrab dengan agama katolik dan ditambah sosok ayahnya yang seorang guru membuat Rita memutuskan untuk melanjutkan di pendidikan Guru Agama Katolik di STFK Pradnyawidya Yogyakarta, sekarang Pendikat Sanata Dharma. Setelah menempuh pendidikan di sana dan akhirnya lulus, beliau menjadi guru di SMPK St. Petrus Jember, Jawa Timur. Ketika menikah Rita pindah tugas mengajar di Yogyakarta mengikuti suaminya dan dikaruniai dua orang anak.
Selain mengajar, Rita juga melanjutkan studi S2 di UST Yogyakarta. Rita juga aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan baik di Gereja maupun masyarakat desanya, misalnya menjadi ketua ibu-ibu wilayah, ketua lingkungan, bendahara RT, dan bendahara lingkungan. Di sekolah tempat beliau bertugas yakni SDK Sang Timur Yogyakarta beliau juga menjabat sebagai sie kurikulum dan pada tahun 2020 sampai Oktober 2024 menjadi Kepala Sekolah.
Terasa Tidak Lengkap
Selama mengajar, Rita merasa ada sesuatu yang kurang dari dirinya selama ini. Rita merasa perlu untuk menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Ya, hobinya menulis terasa kurang tersalurkan. Di sinilah niat besar untuk menulis sebuah karya yang berisi pewartaan agama muncul.
Benar saja, suatu saat beliau mendapat tawaran untuk menulis buku pegangan untuk pendidikan Agama Katolik tingkat SD, antara lain berjudul: Menjadi Sahabat Yesus, Belajar Mengenal Yesus, dan Bertumbuh dalam Yesus. Semua bukunya diterbitkan oleh PT Penerbit Kanisius dan menjadi buku pegangan pelajaran Agama katolik untuk anak-anak SD. Akhirnya Rita mengajar Agama dengan buku yang ditulisnya sendiri. Beliau juga menulis buku Pendidikan Nilai Kesangtimuran serta menulis beberapa artikel di beberapa majalah.
Buku amat membantu anak-anak memahami materi pelajaran Agama Katolik dengan cara yang sederhana, menyenangkan, dan aplikatif. Rita menghabiskan waktu cukup lama untuk terus mencari ide, belajar lebih dalam tentang ajaran-ajaran dasar agama Katolik, serta merancang materi yang sesuai dengan usia dan kemampuan pemahaman mereka. Dia memahami bahwa pendidikan agama bukan hanya tentang menghafal doa atau ritus gereja, tetapi lebih kepada bagaimana ajaran Kristus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap bab dalam buku yang ditulisnya diisi dengan cerita-cerita inspiratif, ilustrasi yang mudah dipahami, serta contoh-contoh konkret yang mendekatkan para siswa dengan kehidupan nyata. Rita ingin agar setiap anak yang membaca bukunya merasa dekat dengan Tuhan dan mampu mengenali makna dalam setiap ajaran yang diterimanya. Buku ini tidak hanya ditujukan untuk para siswa di sekolah Katolik, tetapi juga dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin mendalami ajaran agama Katolik dengan cara yang lebih praktis dan menyenangkan.