Mohon tunggu...
Gabriel Maumere
Gabriel Maumere Mohon Tunggu... -

Pemerhati Sosial

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gabriel Krado : #TourDeFlores, Pemda Harus Berani Berkorban!

2 Juli 2017   14:57 Diperbarui: 2 Juli 2017   15:15 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO : @TOURDEFLORES

Untuk kedua kalinya, Tour de Flores (TdF) digelar. Tahun ini, event balap sepeda internasional itu akan diadakan 14-19 Juli. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menetapkan TdF sebagai kegiatan tahunan. Itu artinya, setiap tahun akan ada lomba balap sepeda bertaraf internasional.TdF kedua akan diikuti 20 tim, terdiri atas 16 tim dari luar negeri dan empat tim domestik. Semua tim berada pada level pembalap kelas dunia.

Mengapa TDF wajib didukung ?

Event besar dengan target jangka panjang terkait meningkatkan jumlah wisatawan domestik dan international secara langsung mendorong pemerintah daerah untuk membenahi fasilitas pendukung destinasi wisata. Misalnya kondisi jalan yang rusak dengan mudah harus diperbaiki untuk mendukung kelancaran kegiatan balap sepeda. akhirnya jalan yang dulunya jauh dari unsur kelayakan berubah menjadi jalan yang layak dibanggakan. 

Pembenahan fasilitas Hotel yang tidak bagus. misalnya kondisi mck yang tidak bersih dan bersahabat berubah menjadi tempat yang nyaman bagi pengunjung. Pihak manajemen hotel saling berlomba untuk membenahi fasilitas hotel untuk menarik minat wisatawan sekaligus menimbulkan kesan ramah dan aman kepada semua wisawatan sehingga menjadi cerita membanggakan. Citra positif ini akan menjadi buah bibir sehingga calon pengunjung merasa nyaman berkunjung ke flores.

Membangkitkan minat industri kreatif dibidang pariwisata bagi produsen lokal (masyarakat lokal), semakin banyak masyarakat termotivasi untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi melalui produk cinderamata untuk ditawaran kepada setiap wisatawan yang berkunjung ke flores. memang dampak ini bukan baru terjadi tapi menjadi lebih menggeliat kerena ada event tahunan yang berpotensi mendatangkan wisatawan dalam jumlah banyak dimasa yang akan datang. Masyarakat punya banyak kesempatan untuk mempersiapkan diri. 

Pemerintah Daerah didorong untuk mendampingi masyarakat melalui pelatihan demi terwujudnya banyak SDM yang siap menangkap peluang ekonomi bidang pariwisata ini. Jadi pemerintah bukan hanya mengeluarkan 1 M untuk mensukseskan event TDF tetapi juga terdorong untuk mengalokasikan lebih banyak dana untuk pengembangan SDM masyarakat baik melalui pendidikan formal maupun non formal.

Untuk Maju Kita Harus Iklas Berkorban, Pariwisata sebagai Program strategis nasional akan lebih baik pemda mendukung sebagai komitmen bersama memajukan pariwisata Flores. Event ini juga memberi kesempatan kepada Pemerintah pusat mengamati keseriusan pemerintah daerah. 

"Untuk mencapai target, #TDF harus rutin digelar dan menurut saya tahap-tahap awal ini tentu belum bisa kita berharap langsung ada lonjakan wisatawan. tidak bisa kita berpikir seperti itu, semua itu butuh proses kerena kita butuh banyak jam terbang untuk menjadi pusat perhatian nasional dan dunia" Prediksi saya 10 Tahun kedepan baru bisa kita nikmati hasil dan bisa membuka mata banyak pihak yang selama ini menilai TDF sebagai ajang hambur-hambur duit"

Untuk tahap awal hingga event tdf ke-10 Mungkin masi bergantung sepenuhnya kepada Pemerintah. Tapi setelahnya saya yakin sponsor besar akan berlomba-lomba mengambil alih event ini sehingga beban pemerintah berkurang. Saya yakin TDF akan menjadi pusat perhatian masyarakat dunia. Mari kita jalani proses ini sebagai bagian dari investasi masa depan kemajuan Pariwisata Flores.

Berapa lama lomba balap sepeda TdF 2017?

TdF digelar selama enam hari, 14-19 Juli 2017, menempuh rute sepanjang 721,6 km yang terbagi dalam enam etape. Etape pertama, Larantuka-Maumere  dengan jarak tempuh 138,5 km; etape kedua, Maumere-Ende (141,3 km); etape ketiga, Ende-Mbay (111 km); etape keempat, Mbay-Borong (151 km); etape kelima yang merupakan etape terpendek, yakni Borong-Ruteng (58 km); serta etape keenam atau etape terakhir, Ruteng-Labuan Bajo (121,5 km).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun