Mohon tunggu...
Gabriel Lionel Wito
Gabriel Lionel Wito Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kanisius: Pemimpin Gaya Kapitalis?

17 September 2024   13:48 Diperbarui: 18 September 2024   04:17 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi Penulis

Walau segala masalah entah tiada yang tahu dibalik diri seorang formator, mereka bertahan ditengah gumparan agenda Kolese Kanisius yang begitu padat.  Dituntut untuk eksis dan melaksanakan formasi pendidikan yang  up to date, termasuk pula dengan kegiatan promosi Kolese Kanisius yang begitu massal. Tahun 2024 menjadi bukti akan Kolese Kanisius yang berusaha keras meningkatkan citra atau gambaran bersekolah di Kolese Kanisius melalui berbagai kegiatan.  Para formator yang menjadi subjek utama terhadap permasalahan ini adalah wali kelas. Dahulu satu kelas jumlahnya adalah dua puluh sembilan sampai dengan tiga puluh. Kini jumlahnya satu kelas minimal tiga puluh dua, bahkan mencapai tiga puluh lima. Terkesan sedikit,tetapi sebagai wali kelas untuk mengenal satu orang siswa saja memakan energi yang begitu besar. Baik secara mental maupun fisik. Belum lagi dengan tanggung jawab besar para formator, sebagai panitia kegiatan-kegiatan besar siswa. Mereka dituntut untuk menjadi sumber daya manusia yang mampu membimbing, serta mensukseskan dinamika kegiatan. Pada akhirnya, kita patut bertanya kepada para formator, "Bapak atau Ibu tidak lelah? Mengajar dibawah siklus yang sama, berusaha untuk mewujudkan hal yang lebih besar, diantara kegiatan yang begitu massif dan padat?"

Maka untuk kedepannya, entah Kolese Kanisius akan menjadi sekolah seperti apa. Ekspansi dan renovasi menjadi salah satu subjek utama daripada sekolah ini dalam beberapa tahun kedepan. Entah para formator didengar atau tidak, musyawarah dilaksanakan atau tidak, dan pendapat tersalurkan atau tidak. Hal sederhana untuk berbicara sejenak dengan para formator di tengah istirahat kedua belum dilaksanakan olehnya, tetapi itu adalah esensi dari seorang kapitalis yang memanfaatkan pendekatan sosialis. Ketika ia melihat bahwa dirinya terancam secara sosial, ia akan turun dari tahta utama dan berbincang singkat bersama. Agar mengembalikan kesan hakiki kepada para formator bahwa ia mendengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun