Ketika mendengar kata restoran, kira-kira apa yang ada di benak setiap individu? Yang pasti rumah makan, meja dan kursi untuk pelanggan, kasir, dan tentu saja dapur masak. Pernah tidak mendengar restoran yang tidak memiliki ketiga hal tadi terkecuali dapur saja? Kenalin inovasi bisnis di era digital sekarang, restoran "hantu" atau yang biasa disebut ghost kitchen.
Istilah ghost kitchen pertama kali dikemukakan oleh salah seorang jurnalis NBC New York yang menyadari bahwa ada beberapa restoran di New York yang tidak terdaftar dalam database tahun 2015 silam. Fenomena ghost kitchen pun makin menjamur terutama ketika masa pandemi COVID-19 dan berlangsung hingga saat ini. Penulis merasa restoran model ghost kitchen adalah sebuah ide bisnis yang menarik. Apa alasannya?
Penggunaan Layanan Pesan Antar di Masyarakat
Layanan pesan antar sebenarnya sudah ada sejak bertahun-tahun silam. Penggunaannya terekam sejarah pada tanggal tahun 1889 di Naples, Italia. Kala itu Raja Umberto I bersama dengan istrinya, Margherita of Savoy, sedang berada di Naples dan ingin mencoba salah satu pizza terkenal buatan salah satu koki terkenal Italia bernama Raffaelle Esposito. Raffaelle pun diundang ke istana untuk membuatkan pizza yang kemudian dinamakan "Margherita Pizza" sebagai tanda penghormatan bagi istri Raja Umberto I.
Walaupun sedikit berbeda dengan layanan pesan antar seperti sekarang, namun kejadian itu adalah yang terekam dalam sejarah. Pesanan layanan antar masyarakat menjadi salah satu komoditas yang tinggi. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan memesan lewat aplikasi di ponsel pintar atau smartphone. Data bulan Maret 2024 dari Youth Insight Center Narasi dari survei Lokadata mengatakan bahwa dari 2.223 responden, sebanyak 48% responden masih menggunakan jasa ini, 39% responden pernah menggunakannya namun tidak lagi, dan hanya 13% yang mengatakan tidak pernah menggunakannya. Penelitian tersebut juga menemukan tiga faktor utama yang memengaruhi keputusan dalam menggunakan aplikasi jasa pesan antar yaitu kecepatan pengantaran, harga, dan diskon atau promosi.
Dari data tersebut, siapa pun yang memiliki dapur tapi tidak ada tempat untuk menampung pelanggan juga bisa berbisnis FnB (Food and Beverages) karena peminatnya yang masih aktif hingga sekarang serta kemudahan aksesnya bagi masyarakat.
Biaya Operasional yang Rendah
Biaya operasional ini sebenarnya bervariasi dan bergantung pada seberapa besar rumah makan atau restoran yang dimiliki. Namun terdapat beberapa hal yang bisa dijadikan patokan dalam perhitungan seperti biaya bahan baku, biaya interior dan furnitur, hingga gaji karyawan. Ghost kitchen menghadirkan pendekatan yang lebih efisien dengan menghilangkan kebutuhan akan ruang makan fisik. Tanpa area untuk pelanggan, tidak ada kebutuhan akan meja, kursi, atau staf pelayanan, yang berarti biaya seperti sewa, perawatan fasilitas, dan utilitas bisa ditekan secara signifikan.
Restoran bertema ghost kitchen tidak memiliki tempat fisik. Tidak ada tempat untuk pelanggan. Yang ada hanya dapur untuk memasak makanan yang nantinya akan dikirimkan pada pelanggan lewat layanan pesan antar. Ketidakhadiran tempat untuk pelanggan akan memotong biaya operasional dan bisa dialokasikan ke bagian produksi seperti biaya bahan baku serta kampanye pemasaran digital.
Ghost kitchen juga bisa lebih fleksibel dalam penyesuaian kapasitas produksi sesuai permintaan pasar, mengurangi risiko pemborosan sumber daya. Dengan demikian, ghost kitchen mampu menawarkan produk dengan harga kompetitif sambil tetap menjaga margin keuntungan yang sehat.
Model Bisnis Direct-to-Customer
Direct-to-Customer (DTC) adalah model bisnis di mana produsen melakukan penjualan tanpa bantuan perantara. Singkatnya model bisnis ini akan melakukan segala hal mulai dari produksi, pengemasan, hingga pengiriman tanpa bantuan atau campur tangan pihak ketiga.
Model bisnis DTC sendiri berarti produsen memiliki kontrol penuh terhadap branding mereka sebagai sebuah produk sehingga memungkinkan produsen untuk secara bebas bisa berkreasi untuk mengungguli kompetitor mereka. Selain itu model bisnis DTC juga memungkinkan ghost kitchen bisa memiliki situs web atau aplikasi sendiri untuk menerima pesanan dari pelanggan, memungkinkan produsen mengumpulkan data pelanggan secara langsung.
Data ini kemudian dapat digunakan untuk personalisasi pengalaman pelanggan, misalnya melalui rekomendasi menu yang disesuaikan atau promosi khusus. Tanpa keterlibatan pihak ketiga, ghost kitchen juga dapat menjaga harga tetap kompetitif, sementara margin keuntungan tetap tinggi karena tidak perlu berbagi profit dengan perantara. Dengan pendekatan ini, ghost kitchen mampu memperluas jangkauan pasar mereka secara efektif, menjangkau lebih banyak pelanggan dengan cara yang lebih efisien dan terkontrol.
Akhir Kata
Ghost kitchen adalah inovasi bisnis yang berhasil memanfaatkan kemajuan teknologi dan perubahan perilaku konsumen dalam era digital. Dengan meminimalkan biaya operasional dan memanfaatkan model bisnis Direct-to-Consumer, ghost kitchen menawarkan solusi yang efisien dan fleksibel bagi para pelaku industri kuliner.
Beberapa perusahaan telah menunjukkan keberhasilan besar dalam model bisnis ini. CloudKitchens, yang didirikan oleh Travis Kalanik, memanfaatkan konsep ghost kitchen untuk menyewakan dapur kepada berbagai merek makanan. Reef Technology, perusahaan lain yang berbasis di Miami, telah berkembang menjadi salah satu pemain utama di pasar ghost kitchen dengan menawarkan layanan lengkap dari dapur hingga pengantaran. Selain itu, Kitopi, yang berbasis di Dubai, telah berhasil mengembangkan jaringan ghost kitchen di berbagai negara, berfokus pada efisiensi operasional dan pengembangan teknologi untuk memaksimalkan pengalaman pelanggan.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa ghost kitchen tidak hanya mengubah cara bisnis kuliner beroperasi, tetapi juga menciptakan peluang baru dalam industri makanan, menawarkan kepraktisan, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen modern yang serba cepat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI