Mohon tunggu...
Gabriel Lintang
Gabriel Lintang Mohon Tunggu... Freelancer - Suka nulis, jarang ngoceh, kadang membaca

Orang yang ngambil jurusan bahasa waktu SMA dan masuk ke prodi ilmu komunikasi di perguruan tinggi. Bisa berbicara 4 bahasa (Indonesia - Jawa - Inggris - Jepang)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sejarah Indonesia Selain Reformasi Tahun 1998

5 Mei 2020   15:15 Diperbarui: 5 Mei 2020   17:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data yang sebelumnya merupakan data penyelamatan malah menjadi data buron calon target pembantaian. Entah siapa yang membocorkannya, namun akhirnya data tersebut jatuh ke tangan Gerakan Anti Tenung.

Karena data sudah valid dan hanya tinggal melacaknya saja, maka Gantung segera melancarkan aksinya. Mereka menyergap dan membunuh secara keji para dukun sesuai dengan data yang ada. Gerakan santet kedua ini jauh lebih cepat dan masif dibandingkan yang pertama.

Karena pemerintahan kala itu sedang berada dalam kondisi pemulihan akibat runtuhnya orde baru, Gantung menjadi lebih leluasa dalam menjalankan aksinya dibantu dengan data yang bocor sehingga sangat memudahkan para anggota Gantung..

Mereka datang bukan secara diam-diam, akan tetapi mereka seolah sengaja menunjukkan diri dan memang saat itu masyarakat mendukung gerakan ini dengan menunjukkan lokasi dukun yang disebutkan.

Dalam hitungan hari, puluhan nyawa telah melayang dengan cara yang keji. Mereka dikuliti, mutilasi, bahkan beberapa orang percaya apabila badan mereka didekatkan walau sudah dimutilasi, bagian badan yang putus itu akan kembali menyatu atau bisa dibilang mereka menganggap bahwa para dukun itu abadi sehingga mereka memilih untuk memisahkan kepala dari badannya ke tempat yang cukup jauh.

Pasca tragedi ini, pemerintah pusat kala itu cenderung diam dan secara tidak langsung menggiring opini masyarakat bahwa Gantung merupakan gerakan tersembunyi pemerintah di berbagai daerah. Oleh karenanya masyarakat pun memberikan dukungan pada mereka.

Akan tetapi setelah mendengar apa yang terjadi, akhirnya pemerintah pun angkat bicara dengan mengatakan bahwa pemerintah tidak memiliki andil dalam gerakan ini. Pernyataan itupun membuat masyarakat enggan untuk kembali mendukung Gantung dan Gerakan Anti Tenung makin menyempit.

Keadaan di situ sudah sedikit mereda seiring berjalannya waktu dan masyarakat mulai beraktifitas seperti biasa, hingga akhirnya muncul sosok yang akan jadi pembantai baru. Mereka disebut sebagai Ninja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun