Mohon tunggu...
Gabriel Lintang
Gabriel Lintang Mohon Tunggu... Freelancer - Suka nulis, jarang ngoceh, kadang membaca

Orang yang ngambil jurusan bahasa waktu SMA dan masuk ke prodi ilmu komunikasi di perguruan tinggi. Bisa berbicara 4 bahasa (Indonesia - Jawa - Inggris - Jepang)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ibu Kota Baru dan Harapan Soekarno

27 Desember 2019   21:30 Diperbarui: 28 Desember 2019   08:13 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bangsa yang tidak percaya pada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai bangsa yang merdeka." - Ir. Soekarno

Dr. Ir. H. Soekarno adalah tokoh yang berperan penting sebagai proklamator kemerdekaan yang merebut kembali Indonesia dari tangan bangsa Belanda bersama dengan Dr. Drs. H. Mohammad Hatta. Peran pentingnya ini membuatnya terpilih menjadi presiden Indonesia yang pertama dan Hatta sebagai wakilnya.

Pada awal masa jabatannya tepatnya pada Januari 1946, pemerintah pernah memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta akibat Agresi Militer Belanda yang menyebabkan ibu kota harus segera diselamatkan. Pada saat semuanya kembali normal, barulah semua dikembalikan ke Jakarta.

Rupanya pemikiran untuk memindahkan ibu kota tidak hanya terjadi pada tahun itu saja, akan tetapi selang beberapa saat Soekarno berencana untuk kembali memindahkan ibu kota. 

Namun bukan karena faktor keselamatan negeri, pemindahkan ibu kota lebih menjurus pada kota-kota lain yang memiliki potensi tinggi sebagai ibu kota negara. Daerah tersebut salah satunya adalah Samarinda, Kalimantan Timur, yang sudah ditetapkan akan menjadi wajah baru Indonesia.

Samarinda, Kalimantan Timur via cnnindonesia.com
Samarinda, Kalimantan Timur via cnnindonesia.com
Memilih ibu kota baru tidak semata-mata hanya agar dilirik oleh dunia luar, namun perlu adanya poin pertimbangan yang menjelaskan alasan mengapa daerah tersebut adalah tempat yang cocok menjadi ibu kota Indonesia selanjutnya. 

Harapan Bung Karno ialah ingin menampilkan wajah baru Indonesia kepada dunia. Memindahkan ibu kota merupakan langkah yang bagus sehingga dunia bisa melihat tidak hanya ke pulau Jawa, namun juga daerah Indonesia bagian timur lainnya. Harapan Bung Karno juga berlaku hingga detik ini.

Jakarta, ibu kota negara Republik Indonesia kini yang penuh dengan cerita perjuangan bangsa Indonesia dalam membawa negeri kita ini pada kemerdekaan. 

Banyak kisah monumental bersejarah dari awal perjuangan hingga berkibarnya sang saka Merah Putih. Kisah tersebut membuat Jakarta menjadi identitas perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

Namun kini Jakarta bukanlah tempat yang dulu lagi. Ibu kota negara Indonesia itu dianggap sudah terlalu padat dan tidak ada ruang gerak lagi bagi para pendatang baru. 

Tidak hanya itu, Jakarta juga sekarang sudah banyak tercemar oleh polusi akibat dan pemanasan global akibat banyaknya kendaraan bermotor yang hampir selalu terlihat di sudut manapun di Kota Jakarta. Selain polusi, jalanan yang macet juga menjadi salah satu pertimbangan pemerintah saat ini untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke luar Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun