Pemasaran global, pada era kontemporer ini, tidak lagi sekadar tentang menjual produk, melainkan membangun naratif yang bisa meresap ke dalam berbagai konteks budaya. Hal ini bukan hanya menyangkut penyesuaian produk dengan preferensi lokal, melainkan strategi komunikasi yang mampu menghubungi audiens lintas budaya dengan cara yang efektif. Dalam perbincangan ini, analisis komparatif produk Cheetos di Indonesia dan Amerika Serikat menonjol sebagai studi kasus yang menarik, terutama ketika kita menerapkan Teori Narrative Paradigm untuk menyelidiki perbedaan pendekatan komunikatif. Teori Paradigma Naratif dapat diterapkan pada komunikasi persuasif untuk menilai seberapa mirip berbagai iklan produk. Menurut teori ini, persuasi dapat dipengaruhi oleh narasi yang saling berhubungan yang sesuai dengan diri mereka sendiri dan sesuai dengan identitas dan cara hidup pendengar.
Struktur Naratif yang Memikat
Iklan Cheetos di Amerika Serikat cenderung mengadopsi pendekatan eksplisit dan dramatis, menciptakan cerita yang memikat dengan pola konflik-klimaks-resolusi. Cerita-cerita ini dirancang untuk menarik perhatian konsumen dan membangun ikatan emosional dengan merek. Di sisi lain, iklan Cheetos di Indonesia lebih cenderung mengusung pendekatan yang santai, menekankan kebersamaan dalam struktur ceritanya.
Elemen Cerita yang Membedakan
Karakter dalam iklan di Amerika Serikat menonjolkan individualisme dan pengalaman pribadi dengan produk. Mereka menjadi pahlawan dalam naratif, menciptakan koneksi personal antara konsumen dan merek. Di Indonesia, sebaliknya, iklan Cheetos menekankan nilai-nilai kebersamaan atau kekeluargaan. Ceritanya sering menyoroti pengalaman bersama menggunakan Cheetos, menumbuhkan rasa solidaritas di antara konsumen.
Pesan dan Nilai yang Disampaikan
Iklan di Amerika Serikat fokus pada konsep keberanian mencoba hal baru atau kebebasan individu. Mereka menciptakan naratif yang mendorong konsumen untuk menjelajahi sisi petualangan dalam diri mereka. Di Indonesia, iklan lebih menekankan kenikmatan dan kebersamaan, dengan menyoroti momen kebahagiaan saat menikmati Cheetos bersama teman atau keluarga.
Interaksi Naratif dengan Audiens
Iklan di Amerika Serikat menggunakan humor atau ketegangan dramatis untuk menarik perhatian. Strategi ini menciptakan keterlibatan langsung dengan audiens, mendorong mereka untuk terlibat secara emosional dengan merek. Di Indonesia, pendekatan emosional dan akrab lebih dominan, menciptakan ikatan yang lebih personal antara merek dan konsumen
Merayapi Budaya dan Konteks Lokal
Penting untuk memahami bagaimana elemen-elemen naratif meresap ke dalam konteks budaya dan lokal. Meskipun tetap setia pada elemen global merek, iklan Cheetos di kedua negara tersebut berhasil mengintegrasikan unsur-unsur yang dapat terhubung dengan nilai-nilai dan gaya hidup setempat.
Perbandingan dengan Amerika Serikat
Dalam Amerika Serikat, iklan Cheetos membangun naratif yang mencerminkan semangat petualangan dan eksplorasi individual. Ceritanya memberikan tekanan pada kebebasan dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru, menciptakan karakter-karakter yang menjadi simbol independensi. Dalam pengalaman konsumen Amerika, Cheetos bukan hanya menjadi camilan, tetapi juga pelengkap untuk mengekspresikan kepribadian unik mereka.
Implikasi untuk Pemasaran Global
Analisis ini membawa implikasi penting untuk strategi pemasaran global. Perusahaan yang ingin berhasil secara global perlu memahami perbedaan dalam preferensi naratif dan nilai-nilai yang diterima oleh audiens di berbagai budaya. Adapting secara kreatif dalam penyampaian pesan persuasif dapat menjadi kunci keberhasilan dalam memasuki pasar yang beragam.
Kesimpulan
Melalui analisis komparatif menggunakan Teori Narrative Paradigm, kita dapat memahami bagaimana iklan Cheetos di Indonesia dan Amerika Serikat memiliki pendekatan yang berbeda dalam membangun naratif persuasif. Pemahaman ini bukan hanya tentang perbedaan dalam struktur cerita, tetapi juga tentang bagaimana cerita tersebut terhubung dengan nilai-nilai kultural dan preferensi konsumen setempat serta global. Dengan mengakomodasi perbedaan ini, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran global mereka, menciptakan koneksi yang lebih mendalam dengan audiens di berbagai belahan dunia.
Daftar Pustaka
Fisher, W. R. (1985). "The Narrative Paradigm: An Elaboration." Communication Monographs, 52(4), 347--367
PR, I. (2021). Komunikasi Persuasif Itu Senjatanya Para Public Relations, Oleh Karena Itu Para Ahli Blak-blakan Soal 4 Hal Ini. Retrieved from Imogen.
Rahmah, H., & Martutik. (2020). PERSUASI DALAM IKLAN PRODUK DI TELEVISI. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya.
Liputan6.com. (2021, 19 Februari). Sejumput Kisah Cheetos hingga Lays yang Bakal Hengkang dari Indonesia. Diakses pada 27 November 2023, dari https://www.liputan6.com/saham/read/4487151/sejumput-kisah-cheetos-hingga-lays-yang-bakal-hengkang-dari-indonesia?page=2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H