Sebagai anak, tentu kita ingin membuat kedua orang tua bangga. Tak jarang, harapan orang tua menjadi salah satu pendorong terbesar yang mendorong kita untuk maju. Sejak kecil, kita diajarkan untuk membahagiakan dan membuat mereka bangga melalui berbagai cara. Setiap orang tua pasti memiliki ekspektasi atau harapan tertentu terhadap anak-anaknya. Namun, apakah ekspektasi tersebut memotivasi anak atau justru membuat anak merasa terbebani?
Tak dapat dipungkiri, harapan orang tua dapat memotivasi anak untuk terus berusaha hingga batas kemampuannya. Ekspektasi ini sering kali menjadi sumber semangat, membuat kita pantang menyerah dalam upaya memenuhi harapan mereka. Namun, di sisi lain, harapan orang tua juga bisa menjadi beban. Sebagai anak, kita memiliki batasan dan jalan hidup masing-masing. Banyak anak yang akhirnya merasa terbebani oleh harapan orang tua, karena mereka takut mengecewakan, sehingga pada akhirnya mereka "mengecewakan" diri mereka sendiri demi memenuhi ekspektasi tersebut.
Menurutku, harapan orang tua memang bisa menjadi motivasi yang kuat. Namun, sebagai orang tua, penting untuk tidak menuntut anak secara berlebihan. Harapan yang terlalu tinggi dapat berubah menjadi beban yang menghambat kebahagiaan dan perkembangan anak. Seimbangkan antara harapan dan pengertian, agar anak merasa didukung, bukan terbebani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H