Mohon tunggu...
Pendidikan

Selamatkan Keanekaragaman Hayati Indonesia!

30 Agustus 2018   00:47 Diperbarui: 30 Agustus 2018   01:03 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dari percobaan tersebut dapat dibuktikan pula bahwa jaringan dewasa juga bersifat totipoten atau menyimpan sifat yang dapat diwariskan sehingga memungkinkan untuk menjadi individu baru yang utuh. Sifat totipotensi inilah yang dimanfaatkan dalam penerapan aplikasi kultur jaringan.

Adanya teknik kultur jaringan adalah untuk mendapatkan bibit tanaman baru yang lebih baik, lebih cepat serta lebih banyak dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama dengan hasil tumbuhan baru yang seragam, memperbanyak tanaman sehingga sifatnya sama seperti induknya, mendaptkan tanaman baru yang bebas dari penyakit karena melalui tahapan secara aseptic, dan metode inisangatlah ekonomis serta komersial.

Kultur jaringan digolongkan menjadi sembilan jenis berdasarkan bahan tanaman yang dipakai. Jenis pertama adalah kultur embrio yaitu menggunakan biji atau embrio dengan dua macam aplikasi. Kultur emrio dapat mengatasi embrio karena adanya hambatan inkompatibilitan dan mempercepat psiklus pemuliaan untuk embrio yang lambat berkembang.

Jenis kedua adalah kultur endosperm yang dilakukan dengan menginduksi endosperm dengan tujuan membentuk kalus dan menghasilkan tanaman triploid. Jenis ketiga adalah kultur ovary  yang menggunakan inisiasi kultur embrionik somatik sebagai eksplan dan diharapkan dapat menghasilkan tanaman haploid.

Lalu ada kultur protoplas yang merupakan isolasi steril protoplas atau sel muda yang dilepaskan oleh diding sel menggunakan enzim dan biasanya kultur ini ditujukan untuk hibridisasi somatic. Kelima adalah kultur organ yang menggunakan setiap organ tumbuhan sebagai eksplan seperti tunas, ujung akar, dan pucuk. Setelah itu terdapat kultur biji yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi perkecambahan biji yang sulit untuk berkecambah secara in vivo.

Kultur kalus merupakan jenis kultur jaringan berikutnya. Kultur ini merupakan hasil dari induksi dan pertumbuhan aseptic secara in vitro. Kedelapan adalah kultur meristem atau shoot apex. Cutter (1965) membedakan meristem pucuk (apical meristem) dan tunas pucuk (shoot apex). Kultur pucuk dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir penyakit dari tanaman karena titik tumbuh belum memiliki jaringan vaskuler pada bagiannya.

Dan yang terakhir adalah kultur anther dan pollen yang digunakan untuk menghasilkan tanaman haploid yang berasal dari spora yang monoploid, mikro spora yang belum matang, dan penting untuk tujuan pemuliaan. Kultur ini berhsail pada hamper semua jenis spesies.

Sebelum kita memulai untuk melakukan teknik kultur jaringan, perlu diketahui terlebih dahulu syarat-syaratnya sehingga teknik kultur jaringan yang dilakukan akan berhasil dengan baik. Yang pertama adalah pemilihan eksplan sebagai bahan dasar pembentukan kalus. Lalu eksplan bagaimana yang perlu kita gunakan?

Eksplan yang dapat kita gunakan seperti yang sudah ditulis tadi adalah yang diambil dari bagian daun, akar, mata tunas, kuncup, ujung batang, dan umbi yang jaringannya sedang aktif pertumbuhannya dan masih muda sehingga membantu perkembangan jaringan berikutnya dan akan lunak ketika ditusuk pisau.

Kedua, kita perlu memikirkan medium yang cocok, keadaan aseptic serta pengaturan udara yang baik khususnya untuk kultur cair. Dan yang ketiga, pilihlah bagian tanaman yang masih muda serta mudah tumbuh (meristem). Bila kita menggunakan embrio untuk melakukan kultur jaringan, jangan lupa untuk memperhatikan kematangan embrio, temperature, waktu imbibisi, dan dormansi.

Tahapan kultur jaringan secara umum dimulai dari pembuatan faktor penting dari kultur jaringan itu sendiri yaitu media kultur. Komposisi media yang digunakan bervariasi tergantung dari jenis tanaman apa saja yang akan diperbanyak. Kedua, intisiasi atau pengambilan eksplan dari suatu bagian tumbuhan, biasanya yang sering digunakan adalah tunas. Ketiga, sterilisasi yaitu melakukan kegiatan kultur in vitro dalam tempat steril menggunakan peralatan serta bahan yang steril pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun