Mohon tunggu...
Gabriell Akbar
Gabriell Akbar Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Sebagai Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Artikel Pertanian

14 Juni 2024   11:26 Diperbarui: 14 Juni 2024   19:08 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengaruh Penggunaan Mulsa dan Jerami Terhadap Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata) Pada Lahan Miring

Gabriell Umar Akbar Tuta

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

PENDAHULUAN

Tanaman kacang hijau (Vigna radiata) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peran penting dalam menyediakan sumber protein nabati bagi masyarakat, terutama di berbagai negara di Asia termasuk Indonesia (Wahdaningsih dan Nadhiirah, 2024). Pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Salah satu teknik budidaya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman adalah penggunaan mulsa dan jerami. Mulsa adalah lapisan bahan organik yang diletakkan di atas permukaan tanah (Ando dkk., 2023). Sementara jerami merupakan sisa tanaman yang dipotong dan dibiarkan di lapangan setelah panen (Chalisty dkk., 2022). Keduanya memiliki peran penting dalam menjaga kelembaban tanah, mengurangi erosi, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengontrol pertumbuhan gulma.

Penggunaan mulsa dan jerami belum sepenuhnya dioptimalkan dalam budidaya kacang hijau, terutama pada lahan miring. Lahan miring memiliki tantangan tersendiri dalam manajemen tanaman, seperti risiko erosi yang tinggi dan peningkatan kerentanan terhadap gangguan akar. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengaruh penggunaan mulsa dan jerami terhadap tanaman kacang hijau pada lahan miring penting untuk dilakukan (Marini, 2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penggunaan mulsa dan jerami terhadap pertumbuhan, produksi, dan kualitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata) yang dibudidayakan pada lahan miring. Dengan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh teknik ini, diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi petani dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian di daerah dengan topografi miring.

ISI

Penggunaan mulsa dan jerami pada lahan miring bisa menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan menjaga kelestarian lingkungan. Berikut adalah cara penggunaan mulsa dan jerami pada lahan miring:

1.     Pemilihan Jenis Mulsa dan Jerami yang Tepat: Pertama memilih jenis mulsa dan jerami yang cocok untuk kondisi lahan miring. Beberapa jenis mulsa yang umum digunakan meliputi plastik hitam, jerami, rumput kering, atau bahan organik lainnya. Pilihan tersebut harus mempertimbangkan ketersediaan lokal, biaya, dan efektivitas dalam mengendalikan gulma serta mempertahankan kelembaban tanah.

2.     Persiapan Tanah: Sebelum menerapkan mulsa dan jerami, tanah perlu disiapkan dengan baik, untuk mencakup membersihkan area dari gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya, serta mengeruk tanah secara ringan untuk meningkatkan kontak antara mulsa dan tanah.

3.     Aplikasikan Mulsa dan Jerami: Setelah tanah disiapkan, mulsa dan jerami diterapkan secara merata di atas permukaan tanah. Mulsa sebaiknya diletakkan dengan ketebalan yang cukup untuk memberikan perlindungan yang efektif terhadap erosi tanah dan gulma. Jerami juga bisa diletakkan di antara tanaman atau digunakan sebagai penutup tanah di sekitar tanaman.

4.   Perawatan dan Pemeliharaan: Penting untuk memonitor kondisi mulsa dan jerami secara teratur. Jika terjadi penurunan ketebalan atau penyebaran yang tidak merata, tambahkan lapisan baru untuk mempertahankan manfaat perlindungan dan pengendalian gulma.

5. Pertimbangkan Periode Penggunaan: Periode penggunaan mulsa dan jerami dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman yang ditanam dan iklim lokal. Misalnya, dalam musim hujan, penggunaan mulsa dan jerami dapat membantu mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, sementara pada musim kering, dan dapat membantu mempertahankan kelembaban tanah.

KESIMPULAN

Pemberian mulsa plastik dan mulsa jerami terhadap upaya konservasi tanah dapat memperbaiki tanah secara fisik, kimia maupun secara biologis sehingga tanah dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian secara berkelanjutan. Konservasi tanah menggunakan mulsa baik plastik maupun jerami tidak hanya dapat melindungi permukaan tanah dari penguapan air tetapi dapat juga melindungi tanah dari benturan air hujan, mencegah terjadinya erosi, mampu menahan air dan dapat meningkatkan kadar bahan organik.

DAFTAR PUSTAKA

Ando, J., Rizal, M., dan Purnama, I. (2023). Interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan mulsa organik terhadap pertumbuhan produksi tanaman lengkuas merah. Jurnal Agrotela, 3(1): 41-47.

Chalisty, V. D., Priyono, E., Soleh, I., Nuryani, N., Aminah, S., Rinjani, R., dan Istinganatun, H. (2022). Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan UMB (Urea Molasses Block) Pada Peternak Sapi Potong di Desa Blengorwetan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen. Abdibaraya: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(02): 65-72.

Marini, N. A. (2020). Pengaruh Pupuk Organik Cair Keong Mas Dan Berbagai Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Wahdaningsih, S., dan Nadhiirah, N. (2024). Edukasi makanan bergizi dan manfaat kacang hijau sebagai contoh makanan bergizi di SDN 09 Pontianak Timur. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 8(1): 208-213.

Korespondensi: sundahri.faperta@unej.ac.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun