Mohon tunggu...
Gabriella Juliana
Gabriella Juliana Mohon Tunggu... -

Ketika seseorang dilahirkan dan menyadari bahwa dia memiliki vagina sehingga dinamakan perempuan; berpenis sehingga dinamakan laki-laki, itulah pembiasan pertama yang terjadi di hidupnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ryan Jombang di Media Online

22 Maret 2011   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:33 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

-Analisis Pemberitaan Orientasi Seksualitas tentang Ryan di Media Online-

Ryan. Tokoh satu ini tentu tidak luput dari pandangan kita di sekitar tahun 2008 yang lalu. Meskipun mungkin sudah terlalu basi berbicara tentang Ryan, atau bahkan tak ada lagi yang menginginkan nama tersebut muncul di media, bagaimana pun Ryan tetap menjadi sosok pelopor akan berjatuhannya korban mutilasi.

Saya tidak membawa berita baru akan Ryan, saya hanya ingin mengajak anda untuk merefleksikan bagaimana dahulu para jurnalis di media online ini menyajikan berita yang berkaitan dengan Ryan.

Pemberitaan dari media massa biasanya mengkontruksi pikiran masyarakat sesuai dengan tujuan sebuah informasi diberitakan. Media massa telah menghadirkan seperangkat citra (images), gagasan dan evaluasi dari mana khalayak dapat memilih dan menjadikan acuan bagi perilakunya.  Misalnya dalam hal perilaku seksual, media massa memberikan suatu pandangan kumulatif tentang apa yang dianggap normal dan apa yang disetujui dan tidak.

Saat ini, pemberitaan yang beredar di masyarakat adalah pemberitaan yang memberikan banyak konstruksi negatif bagi masyarakat. Pemberitaan yang dimaksud adalah pemberitaan yang tidak sensitif gender,  seksualitas, dan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi.

Pemberitaan yang tidak sensitif gender,  seksualitas, dan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta merta memberikan pembelajaran atau penyebaran nilai-nilai yang tentunya negative bagi masyarakat. Mengingat saat ini tingkat akses informasi di berbagai media massa, khususnya media online, semakin bertembah, bagaimana jika intensitas pengaksesan berita ini meningkat sementara itu berita yang disajikan tidaklah sehat?

Melalui internet-on line journalism-kita bisa menjelajahi berita dengan kedalamannya tanpa ada batasan atau kendala ruang. Berita pun dapat menyebar luas dan bisa terus diperbarui. On-line journalism ini menerapkan annotative journalism: tinggal meng-klik suatu kata, kita bisa mendapatkan informasi sebanyak yang tersedia (Luwi Ishwara, 2005: 49)

Selain itu, fasilitas media internet seperti navigational interactional, yaitu ketersediaan menu bar, akan sangat membantu penyebaran suatu pemberitaan sehingga secara sadar atau tidak sadar membentuk keintensitasan masyarakat dalam mengakses pemberitaan.

Baik, lalu bagaimana tentang kasus Ryan di media online? Pemberitaan ini cukup heboh dan disertai dengan berbagai variasi. Salah satu variasi yang dimaksud adalah sisi Ryan dengan status Gay, yang tidak lain merupakan pemberitaan yang tidak sensitif orientasi seksualitas.

Sementara itu, pemberitaan di internet banyak yang menyebutkan bahwa Ryan membunuh dengan cara mutilasi dan Ryan adalah seorang gay. Pemberitaan ini akan semakin mengsetting pikiran mereka bahwa gay sungguh sangat menjijikan-seolah-olah memberikan pernyataan bahwa, "sudah gay-pembunuh pula atau pembunuh yang ternyata gay, pantas saja."

Pada pemberitaan yang pernah ada, telah mengudara pendapat bahwa gay tidak normal, disambung pada kasus Ryan dengan variasi pemberitaan yang tidak sensitif orientasi seksualitas, semakin menambah buruk status gay di mata masyarakat. Dengan pengertian, pemberitaan tersebut, tidak mengangkat citra gay justru semakin memperosokkan mereka dalam jurang pengucilan.

Kasus Ryan hendaknya dilihat sebagai kasus kriminal bukan mempermasalahkan status gay yang dianggap tidak normal dan pemicu kriminalitas. Pemberitaan yang beredar sebaliknya lebih menyoroti masalah orientasi seksual Ryan, sebab sorotan atau pemilihan angle ini sangat tidak sehat bagi masyarakat.

Apa yang salah dari Gay? Mereka bukan orang-orang yang tidak normal, dalam kasus ini saya ingin mengajak pembaca untuk berpikir bahwa, Ryan hanyalah pembunuh yang kebetulan Gay, orientasi seksualnya yang Gay tidak sama sekali mempengaruhi motif nya dalam membunuh.

Menilik berbagai persoalan di atas, dan mengingat besarnya kuasa media online saat ini, bukankah pemberitaan akan kasus Ryan sangat membahayakan? Bukannya akan sangat meracuni pikiran masyarakat?

Jadi, para pembaca dan para penulis yang budiman, mari kita perjuangkan kesetaraan para saudara/i kita yang homo dan lesbian, serta berusaha membentuk paradigma yang benar akan mereka, setidaknya melalui tulisan-tulisan kita. Sebab, sangat disayangkan, jika media online yang mempunyai kuasa besar untuk menyajikan berita dan meransang intensitas dalam mengakses sebuah berita, digunakan untuk memberikan citra negative akan sebuah kelompok masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun