Mohon tunggu...
Gabriella Helen
Gabriella Helen Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Mencoba menulis sesekali karena didesak ingin untuk memapar yang terupa, mencerita yang terasa dan mengisi kantung kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lalu Lintas Waktu

12 Juni 2014   20:19 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:02 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tubuhku ada ratusan kanal, lalu lintas waktu.
Hari lalu dan hari kini hiruk-pikuk bergantian mengalir,
mengisi dan memenuhi ruang. Dalam arusnya terbawa
suara-suara reruntuhan peradaban: mulai yang pekik
dan bisik, dari yang dengung dan ratap murung.
kesemuanya memantulkan warna yang asing bagi mata:
hitam pada sisi muka, putih pada sisi lain bergurat luka.

Sementara di pinggiran puluhan kain berkibar-kibar digelar,
ada yang rajut, puluhan yang tenun, ratusan yang dipintal.
semua dibawa pedagang dan kelasi dari dunia yang jauh,
tersadai begitu saja, tergadai begitu rupa dari panggulan.
Sebab sekian punggung tak kuasa menanggung beban,
keringat merepih sewarna tembaga murni para penambang.
mengapa menghalau kesedihan seperti menanam mumbang?

Dalam tubuhku ada ratusan kanal, lalu lintas waktu,
tapi tak juga mengalirkan sangkaku dan sangkalmu,
sebab kita pedagang itu, si penawan hulu.

Surabaya, 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun