Matematika adalah salah satu ilmu yang wajib dipelajari di tingkat Sekolah Dasar. Pada dasarnya matematika adalah pelajaran yang menyenangkan, namun banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang membosankan bahkan menyeramkan karena harus berhubungan dengan angka-angka dan operasi hitung. Pembelajaran matematika akan lebih menyenangkan bagi siswa bila disampaikan dengan menggunakan alat peraga. Selain lebih menyenangkan, siswa akan merasa lebih terbantu untuk memahami materi dengan adanya alat peraga. Guru pun menjadi lebih mudah dalam menyampaikan materi yang dipelajari kepada siswa.Â
Namun perlu diperhatikan juga, apakah alat peraga tersebut dapat dengan mudah dipahami cara penggunaannya oleh siswa. Jangan sampai alat peraga justru membuat siswa kebingungan. Berdasarkan uraian di atas, mahasiswa Universitas Sanata Dharma mengajukan program kreativitas mahasiswa yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam pelajaran matematika dengan menggunakan metode peraga, permainan, dan keterampilan (PERMATA). Masyarakat mitra yang menjadi subyek pengajaran adalah siswa SD Kanisius Babadan Yogyakarta. Metode ini dapat digunakan di kelas 1 sampai 6, namun yang menjadi subyek utama adalah siswa kelas 1 sampai 3 karena dasar pembelajaran matematika terletak di kelas 1 sampai 3. Misalnya dalam materi operasi hitung, siswa pertama kali mengenal operasi hitung di kelas 1 sampai 3 kemudian pemanfaatannya berlangsung sampai siswa tersebut beranjak ke jenjang yang lebih tinggi. Bila dasarnya sudah dikuasai dengan baik, maka siswa tidak akan merasa kesulitan di jenjang berikutnya.
Program kreativitas mahasiswa di SD Kanisius Babadan Yogyakarta dilaksanakan 3 kali seminggu selama bulan April – Mei 2016. Setiap minggunya, pengajar dari Tim PERMATA mengajar di kelas 1, 2, dan 3 sehingga setiap minggunya ada tiga kali pertemuan dengan hari dan jam menyesuaikan jadwal pelajaran matematika di masing-masing kelas. Setiap kali mengajar, paling tidak ada tiga anggota dari Tim PERMATA yang hadir. Materi yang diajarkan adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan serta bangun datar untuk siswa kelas 1, operasi hitung perkalian dan pembagian serta bangun datar untuk siswa kelas 2, operasi hitung perkalian, pecahan, serta bangun datar untuk siswa kelas 3.
Untuk mempermudah pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan, digunakan alat peraga yang mendukung terlaksananya metode PERMATA. Alat peraga yang digunakan terdiri dari empat macam yaitu Neraca Bilangan, Papan Berpaku, Roda Pecahan, dan Tali Tepat Tangkas. Alat peraga Neraca Bilangan dapat digunakan untuk menunjang penyampaian materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan di kelas 1. Alat peraga Papan Berpaku dapat digunakan untuk menunjang penyampaian materi operasi hitung perkalian di kelas 2 dan 3, serta materi bangun datar di kelas 1, 2, dan 3. Alat peraga Roda Pecahan dapat digunakan untuk menunjang penyampaian materi pecahan di kelas 3. Alat peraga sekaligus permainan Tali Tepat Tangkas dapat digunakan untuk menguji pemahaman siswa dalam materi penjumlahan dan pengurangan di kelas 1, serta materi pembagian di kelas 2.
Setiap pertemuan, setelah pengajar memberi penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari dan penjelasan tentang cara penggunaan alat peraga, kemudian siswa dibagi dalam tiga kelompok kecil yang beranggotakan kurang lebih 6 siswa dan nantinya masing-masing kelompok akan didampingi oleh satu pengajar. Pembagian kelompok ini bertujuan agar siswa dapat lebih memahami secara detail tentang penggunaan alat peraga, serta semua siswa dapat menggunakan secara langsung alat peraga yang ada dengan didampingi oleh pengajar. Sembari mengeksplorasi penggunaan alat peraga tersebut, siswa diminta untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dibuat oleh Tim PERMATA sesuai dengan materi dan alat peraga yang sedang digunakan. Dalam kelompok kecil ini pula pengajar membimbing siswa yang masih kesulitan dalam membaca, karena dari hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan membaca.
Metode PERMATA ini dapat dikatakan berhasil membawa dampak positif bagi siswa SD Kanisius Babadan kelas 1 sampai 3 karena hasilnya sangat baik. Meningkatnya kemampuan kognitif siswa dalam pelajaran matematika diukur dari nilai pretest dan postest dimana nilai postest lebih unggul dibanding nilai pretest, dapat dilihat pada grafik di bawah.
Dengan demikian, hal ini membuktikan bahwa siswa dapat lebih memahami materi dengan menggunakan alat peraga yang dibuat oleh Tim dan siswa mengalami peningkatan minat terhadap pelajaran matematika setelah Tim PKM melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode PERMATA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H