Saya Gabriella, merupakan tipikal orang yang sejak kecil sudah memiliki karakter yang sangat pemalu dan pendiam. Teringat sewaktu kecil, ketika ada perayaan event natal di sekolah. Ketika santa claus memanggil saya untuk bernyanyi kedepan. Saya tidak mau dan malah menangis.Â
Ketika sekolah TK pun saya selalu di dampingi oleh orang tua saya, karna jika di tinggal, saya pasti akan selalu menangis. Memang sudah dari kecil, tidak tau mengapa.Â
Saya memiliki karakter yang begitu pemalu, penakut dan sangat pendiam. Bahkan untuk berbicara dengan orang yang umurnya jauh lebih tua dari saya saja, saya tidak memiliki keberanian. Pada intinya saya takut berinteraksi dengan banyak orang.
Tetapi sejak kecil saya susah memiliki hobby dibidang tarik suara yaitu menyanyi. Diawali dengan orang tua saya yaitu ayah saya, yang sering sekali bermain gitar di waktu senjangnya, lalu kemudian sewaktu - waktu mengajak saya untuk bernyanyi dengan di iringi gitar oleh ayah saya. Dari semenjak itulah saya memiliki antusias dan senang sekali dalam bernyanyi.
Seiring berjalannya waktu ketika saya duduk di bangku SD, SMP hingga SMA. Saya selalu aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler paduan suara di sekolah.Â
Saya juga sering diminta oleh para guru di sekolah untuk mengisi acara disetiap event sekolah untuk tampil bernyanyi solo. Ketika sekolah pun saya sering mengikuti perlombaan menyanyi baik itu paduan suara ataupun solo.
Saya menyadari, walaupun saya memiliki karakter yang begitu pendiam, pemalu dan penakut ini, tetapi saya sangat suka untuk tampil di depan. Walaupun keberanian saya untuk tampil di depan hanyalah untuk bernyanyi. Tentu pada awalnya saya selalu mengalami yang namanya demam panggung. Tetapi seiring berjalannya waktu saya sudah mulai terbiasa.
Suatu ketika setiap hari minggu ketika saya datang untuk beribadah ke Gereja. Saya selalu memperhatikan worship leader yang memimpin setiap pujian penyembahan dan juga para singers.Â
Saat itu saya selalu terdorong dan memiliki keinginan yang besar untuk bisa bernyanyi di Gereja. Tetapi yang saya tahu untuk dapat bergabung dalam komunitas tersebut terdapat syarat dan ketentuan yang harus saya hadapi dan lakukan yaitu audisi.
 Mengingat saya yang begitu penakut ini. Pada awalnya saya berfikir keras hingga akhirnya saya mempunyai keputusan yang sangat bulat bahwa saya harus melawan rasa takut saya ini untuk keinginan saya yang sangat begitu besar.Â
Akhirnya pada saat itulah saya memberanikan diri untuk mengikuti audisi. Audisi yang dilakukan tidak hanya sekali. Malainkan pada saat itu saya harus melakukan dua tahap audisi baik itu secara online dan offline.
Singkat cerita saya menerima pesan dari admin Gereja bahwa saya diterima untuk melayani sebagai singer di Gereja tersebut. Serontak hati saya begitu senang dan merasa sangat bersyukur. Bahwa dengan keberanian saya dan usaha saya, dapat membuahkan hasil yang selama ini saya harapkan.
Dengan bergabung kedalam komunitas gereja. Banyak sekali pembelajaran dan benefit yang saya ambil. Dalam komunitas tersebut saya setiap minggu nya di hari Jumat, menjalani latihan vocal dengan didampingi coach/ pelatih yang sangat kompeten.Â
Dari situ saya bisa mengasah bakat dan kemampuan saya dalam bernyanyi secara gratis. Selain itu saya juga bisa lebih berani untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang yang umurnya sudah jauh diatas saya. Dari situlah kepercayaan diri saya mulai miningkat.
Bagi saya dengan bergabung dengan komunitas ini bukan hanya sekedar untuk pelayanan saja. Tetapi dari sanalah saya bisa banyak belajar untuk bertanggung jawab mengenai jadwal pelayanan, dan juga belajar untuk meningkatkan kepercayaan diri saya yang pada akhirnya saya tidak takut lagi untuk berinteraksi dengan banyak orang. Karena di dalam komunitas tersebut kita semua saling berinteraksi setiap minggu nya, untuk saling mengingatkan, menguatkan dan saling belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H