Mohon tunggu...
Inovasi

Masihkah Valid Menghitung Usia Tanaman Berdasarkan Jumlah Lingkaran Tahun pada Batang?

25 September 2017   19:23 Diperbarui: 25 September 2017   19:28 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MASIHKAH VALID MENGHITUNG USIA TANAMAN BERDASARKAN JUMLAH LINGKARAN TAHUN PADA BATANG?

            Berdasarkan klasifikasinya, tumbuhan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok Bryophyta (lumut), kelompok Pteridophyta (paku), dan kelompok Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Tumbuhan berbiji dalam pembagiannya pun terbagi lagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Tumbuhan berbiji tertutup masih dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu monokotil  (berkeping satu) dan dikotil (berkeping dua).

            Menurut teori yang dikemukakan oleh Neil A. Champbell et al., 2008,"Perbedaan utama antara tumbuhan dan sebagian besar hewan adalah bahwa pertumbuhan tumbuhan tidak terbatas pada periode embrionik atau juvenil. Sebagai gantinya, pertumbuhan terjadi di sepanjang kehidupan tumbuhan, suatu proses yang dikenal sebagai pertumbuhan indeterminat," Maka dari itu tumbuhan dapat terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Namun sebaliknya, sebagian besar hewan dan beberapa organ tumbuhan (daun, duri, bunga) mengalami pertumbuhan determiat, yaitu dapat berhenti tumbuh setelah mereka mencapai ukuran tertentu. Tumbuhan tersebut mampu melakukan pertumbuhan indeterminat karena mereka memiliki jaringan yang terus menerus dapat membelah, yang disebut jaringan meristem.

Neil A. Champbell et al. (2008) berpendapat,

"Ada dua tipe utama meristem: meristem apikal dan meristem lateral. Meristem apikal, terletak di ujung akar dan tunas dan di dalam kuncup aksilaris tunas, menyediakan sel-sel tambahan yang memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh memanjang, proses ini disebut sebagai pertumbuhan primer. Akan tetapi, tumbuhan berkayu juga mengalami penambahan lingkar batang dan akar yang tidak lagi tumbuh memanjang yang disebut proses pertumbuhan sekunder"

Pada intinya, pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan untuk tumbuh memanjang, hal ini yang memungkinkan akar-akar dapat menjulur melalui tanah, dan pada tumbuhan tak berkayu, pertumbuhan primer menghasilkan semua atau hampir semua tubuh tumbuhan. Sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan yang menebal. Hal ini disebabkan oleh aktivitas dari meristem lateral yang disebut kambium. Menurut Neil A. Champbell et al. (2008), Terdapat dua jenis kambium, yaitu kambium vaskular yang bertugas menambahkan lapisan- lapisan jaringan vaskular yang terdiri dari xilem sekunder (kayu) dan floem sekunder. Juga kambium gabus yang bertugas menggantikan epidermis dengan periderm yang lebih tebal dan keras.

            Menurut http://www.apakabardunia.com,"Lingkaran tahun adalah aktivitas dari pembelahan sel-sel yang ada di cambium," Maka dari itu, yang dapat membentuk lingkaran tahun hanyalah batang tumbuhan yang memiliki kambium. Sementara itu jenis tumbuhan yang memiliki kambium yaitu gymnospermae (berbiji terbuka) dan dikotil, kambium pada batang tumbuhan tersebut dapat membentuk lingkaran tahun. Dikatakan bahwa dengan menghitung jumlah lingkaran pohon (disebut Cincin Tahunan atau Annual Rings) di batang atau di cabang pohon, kita dapat mengetahui berapa tahun bagian pohon itu telah berkembang, dengan kata lain, kita dapat mengetahui usia bagian dari pohon tersebut. Usia batang pohon bagian bawah tentunya akan sama dengan usia pohon tersebut. Lingkaran tahun terbentuk karena aktivitas  pembelahan sel-sel kambium dipengaruhi oleh musim yang berkaitan dengan ketersediaan air dan unsur hara. Beberapa lingkaran pohon ada yang luas dan ada yang sempit. Cincin lebar terbentuk selama satu tahun ketika cuaca sangat baik untuk pertumbuhan, seperti hangat dan basah. Lingkaran-lingkaran sempit terbentuk selama tahun-tahun yang kering atau dingin. Pendapat ini didukung oleh teori yang dkutip dari website https://arielmuljadiwordpresscom.wordpress.com yang menyatakan, "ketika pohon memiliki ketersediaan air yang banyak maka membuat sel-selnya lebih besar serta membentuk cincin yang lebar."

Susunan pada lingkaran tahunpun bergantian antara warna gelap dan warna terang. Warna terang terbentuk di musim penghujan dan warna gelap terbentuk di musim kemarau. Pendapat ini didukung oleh teori yang diambil dari web https://m.caping.co.id yang berbunyi, 

"Lingkaran tahun pada batang merupakan perbanyakan sel xylem yang ukurannya lebih besar daripada sel floem. Ketika musim hujan, pertumbuhan jaringan xylem akan lebih cepat mengingat kuantitas air yang akan diserap dari tanah meningkat. Sedangkan ketika musim kemarau, kemampuan cambium membentuk xylem akan berkurang karena kebutuhan dan intensitas menyerap air berkurang. Pada saat musim kemaraupun, xylem yang terbentuk akan lebih kecil ketimbang xylem di musim hujan dan warna yang terbentuk terkesan berwarna lebih gelap dikarenakan sel-selnya yang lebih padat dan kering karena kekurangan air. Sehingga dapat dilihat ada lingkaran yang coklat tua yang lebih besar dan lingkaran tahun cokelat yang lebih tua."

            Pada musim hujan, kandungan air dan zat hara dalam tanah menjadi lebih tinggi, sehingga xilem akan lebih banyajk mengangkut air dan zat hara ke daun, sehingga ukurannyapun menjadi lebih besar. Karena xilem membesar, maka jaringan kambium akan terus menekan jaringan di luarnya untuk berkembang lebih cepat. Tetapi, saat musim hujan maka cahaya matahari sedikit yang menyebabkan hasil fotosintesisnya sedikit pula sehingga warna lingkaran menjadi lebih muda. Sedangkan pada musim kemarau, kandungan air dan zat hara dalam tanah cenderung sedikit, sehingga perkembangan kambium yang membutuhkan energi menjadi lambat, tetapi hasil fotosintesisnya cenderung banyak, sehingga gula menumpuk pada lapisan floem dan membuat lapisan floem terlihat berwana gelap. Karena adanya aktivitas xilem dan aktivitas tumbuhan lain membuat kulit pohon terkelupas, yang menyebabkan cincin akan menjadi cacat dan meninggalkan bekas luka pada tanaman. Seiring dengan pertumbuhan yang terus menerus terjadi maka pembuluh floem yang lebih lembut akan trjepit oleh pembuluh xilem yang lebih banyak dan keras yang menempati bagian penampang batang. Proses yang terus menerus ini menyebakan pembentukan kayu oleh xilem sekunder.

Hal inipun mempengaruhi hasil pembentukan lapisan felogen pada kambium. Felogen sendiri merupakan kambium gabus yang merupakan bagian dari korteks, aktivitasnya menghasilkan jaringan gabus yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air. Pada musim hujan, lapisan felogen akan lebih tebal daripada lapisan felogen saat musim kemarau. Felogen tebal, karena batang juga bertumbuh dengan cepat yang disebabkan oleh kandungan zat hara yang banyak kemudian memaksa epidermis untuk terus pecah. Karena felogen digunakan untuk menyokong atau mengganti epidermis yang pecah, maka jaringan felogen haruslah tebal. Lalu saat musim kemarau, batang tumbuh dengan lambat, sehingga pertumbuhan sekunder juga lambat dan epidermis pecah secara bertahap dan jaringan felogen tumbuh tetapi tidak tebal. Tebal tipisnya felogen ini juga mempengaruhi ketebalan cincin tahun pada kambium.

            Banyak orang menyimpulkan setiap satu lingkaran coklat tua dan satu lingkaran coklat muda merupakan satu tahun umur batang. Metode yang pernah digunakan untuk mengukur umur suatu pohon adalah dendrokronologi. "Dendrochronology is the dating and study of annual rings in trees."(http://ltrr.arizona.edu) Dendrokronologi adalah sains yang menganalisa pola pertumbuhan cincin tahunan pohon. Ketebalan cincin bisa bervariasi, bergantung pada pertumbuhan musiman.  Metode ini dapat diterapkan pada ilmu arkeologi untuk mengetahui usia benda-benda peninggalan yang menggunakan material kayu, misalnya panel lukisan, pilar bangunan, dan lain- lain.

"Ring-counting does not ensure the accurate dating of each individual ring. Numerous studies illustrate how ring-counting leads to incorrect conclusions drawn from inaccurate dating. Dendrochronologists demand the assignment of a single calendar year to a single ring. Various techniques are used to crossdate wood samples to assure accurate dating." (http://ltrr.arizona.edu)

Pada pernyataan tersebut telah dibuktikan bahwa kita tidak dapat mengetahui pasti umur suatu pohon hanya dengan menghitung jumlah lingkaran tahun. Jadi diperlukan beberapa metode lain untuk memperkuat bukti umur suatu pohon, diantaranya dengan membuat skeleton plot yang merupakan metode dasar untuk menentukan umur pohon dengan membuat sayatan tipis untuk mendapatkan garis-garis lingkaran tahun yang selengkap-lengkapnya. Selama proses identifikasi akan ditemukan beberapa variasi berkas lebar pada lingkaran tahun, variasi berkas gelap terang serta variasi kerapatan kambiumnya. Terdapatnya berbagai variasi pada lingkaran tahun ini disebabkan oleh lingkungan asal tanaman tumbuh yang bermacam-macam, ada yang tumbuh di tanah subur, tanah kering, daerah padang, tundra, dan lain sebagainya. Para ahli menyikapinya dengan menganalisis dan membuat skeleton plotsebagai kunci utama untuk mengetahui usia pohon yang sesungguhnya. Pendapat ini didukung oleh teori dari http://ltrr.arizona.edu,

"Variation in these rings is due to variation in environmental conditions when they were formed. Thus, studying this variation leads to improved understanding of past environmental conditions and is the basis for many research applications of dendrochronology."

Lalu apa kaitannya keadaan lingkungan tempat hidup pohon dengan terbentuknya lingkaran tahun? Menurut penulis lingkungan tempat hidup pohon menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah lingkaran tahun yang terbentuk. Diketahui bahwa pohon sendiri bisa hidup di berbagai macam jenis lingkungan, ada pohon yang tumbuh di padang rumput, hutan hujan tropis, bahkan tundra. Berbagai jenis lingkungan tersebut memiliki tanah dengan kadar unsur hara, air dan cahaya matahari yang berbeda-beda pula. Padahal seperti yang diketahui bersama, zat hara, air, dan cahaya matahari merupakan faktor utama pertumbuhan suatu tanaman. Pertumbuhan kambium sendiri dipengaruhi oleh aktivitas pembuluh xilem pengangkut air dan zat hara serta pembuluh floem pengangkut hasil fotosintesis yang dihasilkan oleh bantuan matahari. Semakin banyak cahaya matahari namun sedikit air ataupun sebaliknya tentu saja akan memberikan pengaruh terhadap seberapa lebar, warna, tebal lingkaran tahun yang terbentuk. Namun, terdapat pula kemungkinan- kemungkinan terjadinya anomali munculnya lingkaran tahun yang jumlahnya lebih dari satu setiap tahunnya. pada saat pohon hidup di bawah kondisi lingkungan yang sesuai yaitu di lingkungan yang kekurangan air dan zat hara. Ketika masih muda dan berukuran kecil jumlah air masih memadahi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga dapat menghasilkan satu cincin per tahunnya (normal). Namun seiring bertambahnya usia dan luas permukaan pohon semakin besar, mengakibatkan pohon akan membutuhkan semakin banyak air, dan apabila karena berbagai alasan yang membuat persediaan air semakin menipis maka pada kondisi tersebut pohon akan memilih untuk menghasilkan beberapa cincin tipis setiap tahunnya daripada menghasilkan satu cincin tebal (seperti pada lingkaran tahun tanaman dikotil pada umunya). Dengan menghasilkan beberapa cincin tipis, tanaman tersebut berusaha untuk mengehemat sumber daya yang ada yaitu air yang langka serta kebutuhan pohon akan air yang belum tercukupi. Dengan begitu terdapat kemungkinan bahwa pohon dalam kondisi tertentu memiliki kemampuan untuk membuat pilihan antara membentuk satu lingkaran tahun yang tebal atau beberapa lingkaran tahun yang tipis selama hidupnya. Apabila tidak disadari, bisa saja anda mengira suatu pohon dapat tumbuh serta mencapai usia yang lebih lama di tempat yang kering daripada di lingkungan yang relatif baik dilihat dari jumlah lingkaran tahun yang banyaknya kurang lebih sepuluh kali lipat jumlah lingkaran tahun normalnya. Lalu pada tumbuhan yang hidup di lingkungan yang selalu sama, tidak berubah ubah tapi pertumbuhannya terus berlanjut, maka tumbuhan tersebut akan menghasilkan bentuk lingkaran tahun yang terlihat sama saja antara warna dan ketebalan padahal sebenarnya terdapat perbedaan. Pendapat ini didasarkan oleh teori, "Where the climate is uniform and growth continuous, as in wet, tropical forests, there is usually little or no gross visible contrast between the annual rings, although differences exist." (http://www.encyclopedia.com ) Maka dari itu ilmu dendrokronologi berfungsi untuk meneliti segala varietas dalam ketebalan lingkaran tahun untuk menghindari kesalahpahaman perhitungan.  

Telah diketahui bersama penyebab tidak akuratnya penghitungan lingkaran tahun untuk menentukan usia tanaman yaitu terjadinya perubahan musim yang tidak menentu. Berdasarkan teori yang telah dipaparkan timbulnya lingkaran tahun selain karena aktivitas kambium, juga dipengaruhi pula oleh musim. Perkembangan kambium pada musim hujan lebih cepat daripada pada musim kemarau. Hal ini menyebabkan sel yang terbentuk akan lebih lebar. Namun telah diketahui bahwa pergantian musim dan cuaca saat ini khususnya di Indonesia tidak lagi menentu. Tidak seperti dulu dimana musim masih bisa diperkirakan bahkan dipastikan seperti musim hujan di Indonesia yang dimulai dari bulan Oktober sampai Maret, dan musim kemarau pada bulan April sampai September. Namun terjadinya global warming yang berdampak luas ini, termasuk pula pada perubahan cuaca dan iklim yang menjadi tidak menentu. Pendapat ini didukung oleh teori dari web http://ilmuhutan.com ,

"Perubahan temperatur atmosfer akibat efek dari global warming menyebabkan kondisi fisis atmosfer menjadi tidak stabil dan menimbulkan terjadinya anomali-anomali terhadap parameter cuaca yang berlangsung lama. Dalam Jangka panjang anomali-anomali parameter cuaca tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim."

Dampak perubahan iklim sendiri sangatlah banyak, salah satunya menyebabkan terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan yang dapat terjadi tanpa diprediksi. Kembali lagi pada lingkaran tahun yang terbentuk karena pengaruh musim, terjadinya glogal warming tentu saja mempengaruhi proses pembentukan lingkaran tahun. perlu diingat bahwa lingkaran pohon sangat sensitif terhadap suhu dan cuaca. misalnya setiap enam bulan sekali di Indonesia normalnya, pohon akan membentuk satu warna terang, dan enam bulan berikutnya warna gelap yang kemudian disebut satu lingkaran tahun dan berukuran tebal. Namun karena global warming membuat cuaca menjadi tak beraturan maka yang terjadi adalah pembuatan lingkaran tahun yang tak beraturan pula. Saat musim kemarau yang terlalu lama membuat pohon harus menghemat air sehingga tidak mampu membentuk lingkaran tahun yang tebal, dan karena hasil fotosintesis yang menumpuk maka lingkaran akan dominan berwarna gelap saja. Karena cincin yang tebal mengindikasikan tahun yang hangat dan cincin yang tipis mengindikasikan tahun yang dingin atau kering, maka para ahli dapat menggunakan pola cincin tahun untuk mempelajari perubahan iklim.

Jadi kesimpulannya, menghitung usia pohon berdasarkan jumlah lingkaran tahunnya sudah tidak lagi valid digunakan. Beberapa alasan yang memperkuat pendapat ini diantaranya karena adanya pengaruh kondisi lingkungan tempat tanaman hidup yang beragam, mulai dari yang subur sampai yang kering. Kedua, karena perubahan musim yang sudah tidak lagi bisa diprediksi, sedangkan proses pembuatan lingkaran tahun ini sangat sensitif dengan musim. Juga karena setiap pohon memiliki pilihan untuk membuat satu cincin tebal per tahunnya atau beberapa cincin tipis. Meskipun saya menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan artikel ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Akhir dari penulisan artikel ini saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dan berpartisipasi dalam menyusun artikel ini.

Campbell, Neil A. 2003. Biologi Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
http://ilmuhutan.com/efek-global-warming-khususnya-terhadap-perubahan-iklim/
http://ltrr.arizona.edu/about/treerings
http://www.encyclopedia.com/plants-and-animals/botany/botany-general/annual-rings

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun